Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Heru Margianto
Managing Editor Kompas.com

Wartawan Kompas.com. Meminati isu-isu politik dan keberagaman. Penikmat bintang-bintang di langit malam. 

kolom

Mengenal ITU, Organisasi Dunia yang Kurang Populer tapi Sangat Memengaruhi Kehidupan Kita

Kompas.com - 26/09/2022, 10:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

APAKAH Anda pernah mendengar nama ITU (International Telecommunication Union)?

Anda mungkin lebih familiar dengan WHO (World Health Organization) atau Organisasi Kesehatan Dunia, yang di masa pandemi banyak muncul di pemberitaan media.

Baca juga: WHO Umumkan Kabar Baik: Akhir Pandemi Covid Sudah di Depan Mata

Atau mungkin UNESCO (United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization), organisasi PBB (Perserikatan Bangsa-bangsa) yang membina kerja sama Internasional di bidang ilmu pengetahuan, pendidikan dan kebudayaan. Nama UNESCO beberapa waktu lalu muncul dalam pemberitaan media terkait pembatasan pengunjung ke Candi Borobudur.

Baca juga: Polemik Tarif Naik Candi Borobudur dan Paradoks Pariwisata Indonesia

ITU memang kurang populer. Padahal, kerja-kerja ITU sangat memengaruhi kehidupan kita sehari-hari.

ITU, WHO, dan UNESCO merupakah organisasi di bawah naungan PBB bersama sejumlah organisasi lain seperti ILO yang mengurusi soal tenaga kerja atau UNICEF yang mengurusi soal kesejahteraan anak-anak di dunia.

Sejarah dan bidang kerja ITU

Sebagai organisasi antarbangsa, ITU merupakan yang paling tua dibanding organisasi PBB lainnya. Berdiri di Paris pada 1865, ITU awalnya bernama International Telegraph Union. Tugasnya adalah mengatur industri telegram.

Saat itu, komunikasi yang paling canggih adalah telegram. Pada 1947, ITU menjadi badan khusus PBB dan berubah namanya menjadi International Telecommunication Union. Kerjanya mencakup semua hal yang berkaitan dengan teknologi informasi dan komunikasi.

ITU kini beranggotakan 193 negara dan bekerja sama dengan lebih dari 800 perusahaan teknologi, badan industri, dan institusi akademik untuk mengembangkan standar dan rekomendasi internasional untuk memastikan bahwa teknologi informasi dan komunikasi aman dan mudah digunakan.

Baca juga: Dua Misi Indonesia di Konferensi ITU 2022 Romania

Kerja-kerja ITU sangat memengaruhi kehidupan setiap orang di planet ini. Dapatkah Anda membayangkan hidup tanpa telepon, radio, televisi, atau akses Internet? Setiap kali Anda memencet nomor di ponsel Anda, mengakses internet, atau mengirim email, Anda sedang menikmati manfaat dari kerja-kerja ITU.

ITU berada di belakang aktivitas teknologi informasi dan komunikasi modern yang digunakan sehari-hari oleh semua orang di segala penjuru bumi, termasuk juga soal penentuan waktu di jam tangan Anda. ITU mengatur tentang telepon, radio, televisi, akses internet, keamanan siber, dan bahkan pengaturan waktu internasional yang tepat.

ITU juga bertanggungjawab atas masa depan internet. Tanggung jawab ITU yang lain adalah mengelola spektrum radio. Tanpa pengelolaan yang cermat dari sistem yang amat kompleks ini, banyak bentuk telekomunikasi yang kita andalkan sehari-hari, seperti teknologi seluler, WiFi, dan layanan radio darurat, akan mengalami gangguan.

Lebih lanjut, ITU mengoordinasikan sistem satelit global, memungkinkan komunikasi internasional yang andal dan layanan geo-lokasi GPS yang digunakan di banyak perangkat saat ini.

ITU berada di belakang standar teknis dan kode negara yang memungkinkan panggilan telepon internasional seperti +62 untuk Indonesia atau +33 untuk Prancis. ITU-lah yang mengatur panggilan telepon Anda selalu sampai ke orang yang tepat, di mana pun Anda berada.

ITU juga yang bekerja sehingga Anda bisa menonton video di ponsel cerdas Anda. Standar multimedia ITU menentukan kemampuan streaming video dari sebagian besar perangkat modern.

Pekerjaan ITU pada portabilitas nomor ponsel juga membantu operator dan regulator di seluruh dunia memastikan nomor ponsel Anda tidak berubah. Kerja-kerja ITU tentu juga memiliki arti yang sangat penting bagi Indonesia.

Oleh karena itu, Indonesia perlu terlibat dalam segala aktivitas pengambil kebijakan di ITU karena menyangkut berbagai kepentingan regulasi teknologi informasi dan komunikasi di dalam negeri.

Indonesia dan ITU

Indonesia bergabung dengan ITU sejak 1948. Setiap empat tahun sekali, ITU menggelar Plenipotentiary Conference atau konferensi berkuasai penuh. Konferensi ini merupakan ruang untuk mengambil sejumlah kebijakan strategis dan penetapan susunan keanggotaan dewan ITU empat tahun ke depan.

Sejak tiga dekade lalu Indonesia selalu berhasil duduk sebagai Anggota Dewan ITU Region E mewakili Asia dan Australasia. Terakhir, pada Plenipotentiary Conference 2018 di Dubai, Uni Emirat Arab, Indonesia kembali terpilih bersama 12 negara lainnya yaitu Australia, Tiongkok, India, Iran, Jepang, Kuwait, Pakistan, Filipina, Korea Selatan, Arab Saudi, Thailand, dan UAE.

Tahun ini, Rumania menjadi tuan rumah Plenipotentiary Conference 2022 pada 26 September hingga 14 Oktober.

Gedung parlemen Palatul Parlementului, Bucharest, Rumania. KOMPAS.COM/ HERU MARGIANTO Gedung parlemen Palatul Parlementului, Bucharest, Rumania.
Acaranya digelar di gedung parlemen Palatul Parlementului, Bucharest, Ibu kota Rumania. Palatul Parlementului atau disebut juga istana rakyat merupakan gedung administrasi terbesar di dunia untuk penggunaan sipil yang dibangun di masa kediktatoran Nicolae Ceausescu.

Tahun ini Indonesia kembali berjuang untuk memperebutkan kursi Anggota Dewan ITU Region E 2023-2026. Representasi Indonesia di forum ini adalah Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo).

Sejak beberapa waktu lalu, Indonesia sudah menggalang dukungan dari sejumlah negara sahabat anggota ITU. Pada bulan Juni kemarin, misalnya, Kementerian Kominfo menggelar acara Jakarta Reception for ITU Candidacies, di Hotel Raffles, Jakarta Selatan, Selasa (28/6/2022).

Baca juga: Indonesia Minta Dukungan Portugal untuk Pencalonan Anggota Dewan ITU

Dalam acara yang dihadiri duta-duta besar negara anggota ITU, Menteri Kominfo Johnny G Plate meminta dukungan agar Indonesia kembali duduk sebagai Anggota Dewan ITU. Johnny menyampaikan, ada tiga fokus agenda yang akan diperjuangkan Indonesia jika terpilih menjadi Anggota Dewan ITU Region E Asia dan Australasia 2023-2026 yakni capacity building (membangun kapasitas sumber daya manusia), women empowerment (pemberdayaan perempuan), dan connecting the unconnected (menghubungkan yang tidak terhubung).

Selain memperjuangkan posisi di Angota Dewan, Indonesia juga tengah memperjuangkan perwakilan di Radio Regulation Board. Lembaga itu punya kewenangan mengatur slot orbit satelit.

Indonesia saat ini tengah menyiapkan banyak kebutuhan satelit sehingga membutuhkan banyak slot orbit. Calon yang diusung Indonesia adalah Meiditomo Sutyarjoko. Ia merupakan seorang profesional yang memiliki banyak pengalaman di bidang industri tekonologi satelit.

Sekjen Kominfo Mira Tayyiba mewakili Menkominfo Johnny G Plate menghadiri Forum Ministerial Roundtable: Building A Better Digital Future For All di gedung parlemen Palatul Parlementului, Bucharest, Rumania, Minggu (25/9/2022).
DOK. KOMINFO Sekjen Kominfo Mira Tayyiba mewakili Menkominfo Johnny G Plate menghadiri Forum Ministerial Roundtable: Building A Better Digital Future For All di gedung parlemen Palatul Parlementului, Bucharest, Rumania, Minggu (25/9/2022).
Pada hari Minggu (25/9/2022), sehari sebelum sidang ITU, Sekjen Kominfo Mira Tayyiba mewakili Menkominfo Johnny G Plate menghadiri Forum Ministerial Roundtable: Building A Better Digital Future For All di gedung parlemen Palatul Parlementului.

Mira menyampaikan keberhasilan Indonesia dalam membahas tiga isu prioritas Digital Economy Working Group Presidensi G20 Indonesia 2022, yaitu konektivitas digital dan pemulihan pascapandemi Covid-19, literasi dan keterampilan digital, serta arus data lintas batas negara.

Mira Tayyiba juga memaparkan langkah akselerasi transformasi digital nasional di Indonesia.

“Kita sampaikan langkah-langkah yang sudah pemerintah Indonesia lakukan untuk membangun tranformasi digital yang inklusif, memberdayakan, dan berkelanjutan," kata dia usai acara.

Kita berharap paparan itu mampu meyakinkan negara-negara anggota ITU bahwa Indonesia sungguh layak untuk kembali terpilih sebagai Anggota Dewan ITU Region E 2023-2026 dan memiliki keterwakilan di Radio Regulation Board. Semoga.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com