Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Aset Rp 10,4 Triliun Dibekukan, Xiaomi Klaim Sudah Patuhi Undang-undang

Kompas.com - 03/10/2022, 13:00 WIB
Bill Clinten,
Reska K. Nistanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sejumlah aset milik perusahaan Xiaomi di India senilai 682 juta dolar AS (sekitar Rp 10,4 triliun) dibekukan oleh pemerintah setempat.

Hal tersebut dilakukan lantaran perusahaan smartphone asal China itu diduga melakukan pengiriman uang ilegal kepada entitas asing dengan kedok pembayaran royalti.

Merespons tuduhan ini, Xiaomi mengatakan pihaknya menyayangkan hal tersebut terjadi. Sebab, mereka mengaku bahwa pihaknya sudah mematuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku di India, terutama soal pengiriman aset.

Baca juga: Aset Xiaomi Senilai Rp 10,4 Triliun Dibekukan Pemerintah India

Selain itu, Xiaomi juga menyebut bahwa pengiriman uang yang merupakan pembayaran royalti tersebut dikirimkan Xiaomi India untuk produsen chipset rekanan mereka, Qualcomm.

Adapun Xiaomi India adalah afiliasi dan salah satu perusahaan Xiaomi Group, yang memiliki kontrak perjanjian hukum dengan Qualcomm.

Perjanjian hukum tersebut digunakan untuk melisensikan kekyaan intelektual (intelectual property/IP) untuk pembuatan smartphone.

Karena terikat perjanjian di atas kertas, Xiaomi dan Qualcomm kompak mengatakan bahwa Xiaomi India secara hukum sah untuk membayar royalti kepada Qualcomm di negeri "Anak Benua" tersebut.

Xiaomi pun menyebut bahwa tuduhan dari pemerintah India ini merupakan kesalahpahaman belaka, dan mereka mengatakan bakal bekerja sama dengan otoritas setempat demi meluruskan semua dugaan yang ada.

Baca juga: India Mulai Batasi Peredaran HP Murah Buatan Xiaomi, Realme, dkk

Secara bersamaan, Xiaomi juga kini tengah mengajukan banding terkait perintah pembekuan aset perusahaannya yang mencapai Rp 10,4 triliun tadi, sebagaimana dihimpun KompasTekno dari EconomicTimes, Senin (3/10/2022).

Aset Xiaomi di India dibekukan

Logo Xiaomi terpajang di kantor pusat Xiaomi Indonesia yang terletak di kawasan Pantai Indah Kapuk, Jakarta.YUDHA PRATOMO/KOMPAS.com Logo Xiaomi terpajang di kantor pusat Xiaomi Indonesia yang terletak di kawasan Pantai Indah Kapuk, Jakarta.

Pembekuan aset Xiaomi di India ini bermula pada April lalu, di mana lembaga berwajib mengeluarkan perintah untuk menyita aset Xiaomi senilai 55,51 miliar rupee (setara Rp 10,3 triliun).

Konon, keputusan ini menjadi perintah penyitaan aset dengan jumlah tertinggi yang pernah terjadi di India.

Baca juga: Xiaomi India Jual Ponsel Keliling Pakai Mobil Boks

Saat itu, India menyita aset rekening bank dari Xiaomi Technology India Private Limited setelah menemukan perusahaan telah mengirimkan mata uang asing senilai 55,5 miliar rupee ke tiga entitas berbasis asing, termasuk satu entitas grup Xiaomi.

Menurut laporan terbaru, penyelidikan pihak berwenang menemukan bahwa vendor ponsel asal China itu diyakini telah melakukan pengiriman uang ilegal ke entitas asing dengan kedok pembayaran royalti.

Badan pemberantasan kejahatan keuangan federal India lantas mengatakan bahwa hal tersebut melanggar Undang-Undang valuta asing di India.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kacamata Pintar Meta 'Ray-Ban' Sudah Bisa Dipakai Video Call WhatsApp

Kacamata Pintar Meta "Ray-Ban" Sudah Bisa Dipakai Video Call WhatsApp

Gadget
Tanggal Rilis Game terbaru Hoyoverse Bocor di App Store

Tanggal Rilis Game terbaru Hoyoverse Bocor di App Store

Game
Revisi UU Penyiaran, KPI Bisa Awasi Konten Netflix dan Layanan Sejenis

Revisi UU Penyiaran, KPI Bisa Awasi Konten Netflix dan Layanan Sejenis

e-Business
Revisi UU Penyiaran Digodok, Platform Digital Akan Diawasi KPI

Revisi UU Penyiaran Digodok, Platform Digital Akan Diawasi KPI

Internet
Arti Kata NT, Bahasa Gaul yang Sering Dipakai di Medsos dan Game

Arti Kata NT, Bahasa Gaul yang Sering Dipakai di Medsos dan Game

Internet
Profil Lee Jae-Yong, Bos Besar Samsung yang Jadi Orang Terkaya di Korea Selatan

Profil Lee Jae-Yong, Bos Besar Samsung yang Jadi Orang Terkaya di Korea Selatan

e-Business
Tablet Samsung Galaxy Tab S6 Lite 2024 Resmi di Indonesia, Ini Harganya

Tablet Samsung Galaxy Tab S6 Lite 2024 Resmi di Indonesia, Ini Harganya

Gadget
WhatsApp Dituduh Bocorkan Informasi Warga Palestina ke Israel, Ini Faktanya

WhatsApp Dituduh Bocorkan Informasi Warga Palestina ke Israel, Ini Faktanya

Internet
Cara Mengaktifkan eSIM Telkomsel di HP Android dan iPhone

Cara Mengaktifkan eSIM Telkomsel di HP Android dan iPhone

e-Business
Razer Perkenalkan Kishi Ultra, Controller Game dengan 'Sensa HD Haptics'

Razer Perkenalkan Kishi Ultra, Controller Game dengan "Sensa HD Haptics"

Gadget
10 Cara Menghilangkan Iklan di HP Tanpa Aplikasi Tambahan, Mudah dan Praktis

10 Cara Menghilangkan Iklan di HP Tanpa Aplikasi Tambahan, Mudah dan Praktis

Gadget
Rawan Rusak, Aksesori FineWoven iPhone dan Apple Watch Dihentikan?

Rawan Rusak, Aksesori FineWoven iPhone dan Apple Watch Dihentikan?

Gadget
Fitur Penerjemah Kalimat Instan Pakai  'Circle to Search' Sudah Bisa Dicoba di Indonesia

Fitur Penerjemah Kalimat Instan Pakai "Circle to Search" Sudah Bisa Dicoba di Indonesia

Software
Triwulan I-2024, Transaksi Judi Online di Indonesia Tembus Rp 100 Triliun

Triwulan I-2024, Transaksi Judi Online di Indonesia Tembus Rp 100 Triliun

e-Business
Polres Jakarta Selatan Tangkap Mantan Atlet E-sports Terkait Kasus Narkoba

Polres Jakarta Selatan Tangkap Mantan Atlet E-sports Terkait Kasus Narkoba

Game
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com