Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Setelah Drama Panjang, Elon Musk Akhirnya Jadi Beli Twitter

Kompas.com - 05/10/2022, 19:30 WIB
Lely Maulida,
Wahyunanda Kusuma Pertiwi

Tim Redaksi

Sumber TechCrunch

KOMPAS.com - CEO SpaceX, Elon Musk akhirnya memutuskan akan melanjutkan rencananya membeli Twitter. Hal ini dikonfirmasi oleh juru bicara Elon Musk, melalui dokumen pengajuan ke Komisi Sekuritas dan Bursa (SEC) AS.

Dokumen itu menegaskan bahwa Musk akan melanjutkan penutupan transaksi pembelian saham Twitter sesuai kesepakatan yang sudah disepakati sebelumnya.

"Kami bermaksud memberi tahu Anda bahwa Musk bermaksud untuk melanjutkan penutupan transaksi yang dimaksud pada Perjanjian Penggabungan 25 April 2022, sesuai dengan syarat dan ketentuan yang ditetapkan di dalamnya," demikian keterangan dalam dokumen yang diajukan ke SEC itu.

Baca juga: Elon Musk Masih Mau Beli Twitter, tapi Ada Satu Syarat

Twitter juga mengonfirmasi pihaknya sudah menerima surat Musk itu. Berdasarkan surat tersebut, Musk sepakat untuk membeli Twitter dengan harga sesuai kesepakatan awal, yaitu 54,20 dolar AS (Rp 823.000) per lembar saham atau total 44 miliar dolar AS (Rp 668 triliun), dihimpun KompasTekno dari TechCrunch, Rabu (5/10/2022).

Pengajuan Musk ini tercatat dua pekan sebelum pengadilan Delaware menggelar sidang perdana atas gugatan antara Musk dengan Twitter. Kedua pihak sempat saling gugat di pengadilan tersebut, utamanya setelah Musk membatalkan rencana akuisisi.

Adapun jadwal sidang rencananya digelar pada 17 Oktober mendatang.

Tidak diketahui apa yang membuat Musk akhirnya memutuskan untuk kembali meminang Twitter setelah sempat membatalkannya. Namun dalam dokumen yang diajukan ke SEC, pihak Musk berkata bahwa kesepakatan akan dilakukan dengan syarat "pengadilan menyetop proses hukum dan menunda persidangan".

Bocoran soal niatan Musk menyelesaikan akuisisi Twitter awalnya dilaporkan oleh Bloomberg. Kemudian melalui akun Twitter pribadinya dengan handle @elonmusk, orang terkaya dunia versi Forbes itu seolah memberikan petunjuk yang menyiratkan bahwa dia mempertimbangkan kembali pembelian Twitter.

Baca juga: Twitter Resmi Gugat Elon Musk ke Pengadilan

"Membeli Twitter adalah akselerator untuk membuat X, aplikasi untuk segalanya," cuit Musk, dikutip dari akun Twitter pribadinya.

Melansir News Sky, proyek X berangkat dari gagasan Musk untuk membuat sebuah super app yang menggabungkan antara platform perpesanan, media sosial, pembayaran digital, dll dengan model bisnis berlangganan yang minim iklan. Ide itu kurang lebih mirip dengan super app WeChat di China.

"Twitter kemungkinan akan mengakselerasi proyek X dalam 3-5 tahun, tapi mungkin tebakan saya bisa meleset," kata Musk dalam sebuah twit.

Sempat dibatalkan

Pembelian Twitter oleh Musk cukup berliku. Setelah mengumumkan niatan pembelian Twitter, Musk sempat membatalkannya dengan berbagai alasan. Salah satu alasannya adalah karena klaim jumlah akun bot dan akun spam di Twitter yang tak bisa diverifikasi oleh Musk.

Awalnya Twitter mengeklaim bahwa total akun bot/spam yang beredar di platformnya hanya 5 persen dari total 226 juta pengguna aktif harian yang dapat dimonetisasi (monetizable daily active user/mDAU).

Baca juga: Elon Musk Tantang CEO Twitter Debat Publik soal Jumlah Akun Spam

Namun, Musk meragukan data tersebut dan memprediksi total akun bot/spam yang beredar 20 persen dari total pengguna, alias lima kali lebih banyak dari klaim Twitter.Sebab itulah, Musk meminta Twitter membuktikan klaimnya.

Musk mengancam akan membatalkan proses akuisisi Twitter karena Twitter belum juga memberikan data sesuai permintaan Musk.

Pada Juli atau berselang hampir dua bulan sejak Musk pertama kali meminta data terkait jumlah akun spam dan bot, Twitter masih belum dapat memenuhinya.

"Selama hampir dua bulan, Musk telah meminta data dan informasi yang diperlukan untuk 'membuat penilaian independen terhadap prevalensi akun palsu atau spam di platform Twitter,'” tulis kuasa hukum Musk, dikutip KompasTekno dari CNBC, Senin (11/7/2022).

"Namun, Twitter telah gagal atau menolak untuk memberikan informasi ini," imbuh Musk melalui tim legalnya.

Di samping itu, tim legal Musk menyebutkan bahwa Twitter juga terkadang mengabaikan dan menolak permintaan keterbukaan informasi bisnis Twitter yang diajukan Musk dengan alasan yang tidak dapat dibenarkan.

Padahal, dalam kontrak kesepakatan akuisisi, Musk memang masih dapat meninjau dan meminta data dan informasi yang penting bagi bisnis Twitter sebelum Musk menyelesaikan transaksi pembelian Twitter.

Karena tak bisa memberikan data akurat soal jumlah akun spam dan bot, Twitter dinilai gagal memenuhi kewajibannya akuisisi tersebut. Inilah yang membuat Elon Musk memutuskan untuk batal membeli Twitter.

Setelah dibatalkan, pihak Twitter dan Musk saling menggugat ke pengadilan hingga akhirnya, kini Musk meneruskan proses pembelian Twitter.

Baca juga: Elon Musk Gugat Balik Twitter

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber TechCrunch
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com