Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa Itu Pig Butchering Scam, Modus Baru Penipuan Kripto yang Disorot FBI

Kompas.com - 06/10/2022, 08:27 WIB
Galuh Putri Riyanto,
Yudha Pratomo

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Saat ini, investasi aset uang kripto (cryptocurrency) kerap menjadi salah satu pilihan banyak orang. Namun, seperti investasi pada umumnya, kripto juga tak luput dari ancaman scam atau penipuan.

Baru-baru ini, Biro Investigasi Federal Amerika Serikat (FBI) telah mewanti-wanti investor kripto soal penipuan dengan skema "Pig Butchering" atau menyembelih/memotong babi.

Istilah "potong babi" ini sebenarnya berasal dari kebiasaan peternak yang menggemukkan babi mereka sebelum dipotong. Dalam kasus ini, pelaku penipuan "menggemukkan" korbannya dengan janji manis investasi sebelum mengambil uang mereka.

Pelaku penipuan ini biasanya menggunakan identitas palsu dan membangun persona sebagai orang dengan hidup glamor serta memiliki banyak foto yang memikat.

Menurut laporan FBI, banyak investor kripto telah menjadi korban dari penipuan Pig Butchering atau "potong babi" ini. Kerugiannya pun beragam dan cenderung dalam jumlah besar, mulai dari puluhan ribu hingga jutaan dollar AS.

Baca juga: Pelaku Penipuan Kripto Terancam Hukuman 40.000 Tahun Penjara

Forbes baru-baru ini melaporkan, seorang pria berusia 52 tahun dari San Fransisco, AS kehilangan 1 juta dollar AS (setara Rp 15,2 miliar) gara-gara penipuan Pig Butchering.

Pria itu menjadi korban Pig Butchering scam setelah dihubungi oleh penipu yang berpura-pura menjadi rekan lamanya. Lantas, apa itu Pig Butchering scam?

Apa itu Pig Butchering?

Seperti disebutkan di atas, istilah "Pig Butchering" sendiri bisa diartikan secara harfiah dalam bahasa Indonesia sebagai penyembelihan babi atau potong babi. Pig Butchering mengacu pada teknik penggemukan babi sebelum disembelih.

Dalam kasus penipuan criptocurrency, korban dapat diibaratkan sebagai babi yang "digemukkan" terlebih dahulu.

Yang dimaksud digemukkan di sini adalah investor biasanya dibuat merasa sudah memiliki keuntungan yang besar dari uang yang dikeluarkan untuk investasi kripto lewat sang penipu tadi.

Namun, pada akhirnya, investor bakal disembelih alias ditipu habis-habisan.

Menurut FBI, Pig Butchering adalah penipuan dengan teknik rekayasa sosial dengan memanipulasi psikologis korban yang relatif baru.

Penipu (scammers) biasanya bakal membangun hubungan dan kepercayaan dengan target korban.

Caranya, scammers bisa menghubungi target lewat media sosial, kemudian membangun hubungan persahabatan atau bahkan memakai kedok cinta untuk membuat hubungan romantis palsu. Terkadang, penipu juga menyamar sebagai teman lama dari sang target.

Pada titik tertentu, penipu mengusulkan agar target berinvestasi kripto di platform palsu yang sudah disiapkan penipu.

Baca juga: Perusahaan Kripto Salah Transfer Rp 100 Miliar, Baru Sadar Setelah 7 Bulan

Cara penipu Pig Butchering beraksi

Bitcoin salah satu mata uang kripto atau cryptocurrency pertama sekaligus menjadi yang paling populer. Freepik Bitcoin salah satu mata uang kripto atau cryptocurrency pertama sekaligus menjadi yang paling populer.
Penipuan ini tidak hanya sangat terorganisir tetapi juga sistematis. Berikut KompasTekno rangkumkan cara penipu biasanya melakukan Pig Butchering, sebagaimana dihimpun dari ProPublika, Kamis (6/10/2022).

1. Membuat identitas palsu yang tampak meyakinkan

Penipu dengan skema Pig Butchering paling sering memulai aksinya dengan membuat identitas online palsu.

Biasanya, mereka membangun persona sebagai orang dengan hidup glamor dan memiliki banyak foto yang memikat.

2. Memulai kontak dengan target

Begitu memiliki profil online palsu, penipu mulai mengirim pesan ke orang-orang di situs kencan atau jejaring sosial.

Biasanya penipu mungkin menggunakan WhatsApp atau layanan perpesanan lain dan berpura-pura menemukan "nomor yang salah" saat mereka menghubungi target.

3. Mendapatkan kepercayaan dari target

Langkah selanjutnya adalah memulai percakapan dengan calon korban untuk mendapatkan kepercayaan mereka.

Para penipu ini sering memulai obrolan yang ramah tentang kehidupan, keluarga, dan pekerjaan. Tujuan adalah mengumpulkan informasi tentang kehidupan target yang nantinya dapat digunakan untuk memanipulasi target.

Penipu biasanya akan mengarang detail tentang kehidupan mereka sehingga membuat "nasib" mereka tampak mirip dengan korban. Biasanya, orang bakal lebih dekat dengan seseorang yang dirasa "senasib" dengannya.

4. Ajak target investasi kripto

Selanjutnya, scammer alias penipu bakal mendiskusikan soal investasi kripto. Penipu akan membuat klaim tentang keberhasilan investasi kripto mereka sendiri. Misalnya dengan membagikan tangkapan layar dari akun investasi kripto dengan angka yang fantastis kepada target.

Penipu akan meyakinkan target untuk membuka akun investasi di platform yang sama dengan penipu. Tentunya platform platform pertukaran atau pasar cryptocurrency palsu dan sudah disiapkan penipu untuk melancarkan aksinya.

Setelah berhasil dibujuk untuk investasi kripto, korban bakal dibuat percaya seolah-olah investasinya itu mendatangkan keuntungan.

Caranya, korban bakal mengunjungi platform investasi palsu tersebut dan melihat bahwa investasinya telah mendatangkan keuntungan besar.

5. Membuktikan bahwa investasi kripto sah

Pada satu titik, korban bakal ingin menarik investasinya. Penipu akan membiarkan korban menarik investasinya sekali atau dua kali untuk meyakinkan korban bahwa investasi sah, dapat dipercaya, dan dapat ditarik kapan saja.

Setelah percaya, korban dibujuk untuk menginvestasikan uang lebih banyak lagi lewat platform itu dan menahan uangnya sampai keuntungan lebih besar lagi.

Penipu bakal mengeksploitasi emosional korban dan memberikanjaminan bahwa investasi tersebut bebas risiko. Sehingga mendorong target untuk untuk mengambil pinjaman, melikuidasi tabungan pensiun, bahkan menggadaikan rumah.

Baca juga: Kim Kardashian Didenda Rp 19 Miliar gara-gara Iklan Kripto di Instagram

6. Putuskan hubungan dengan korban

Begitu target mencapai batas dan menjadi tidak mau menyetor lebih banyak dana, penipu biasanya bakal memutus hubungan pertemanan, percintaan, hingga komunikasi dengan korban.

Sehingga korban tidak bisa meminta penarikan uang yang sudah diinvestasikannya. Atau skenario lainnya, investasi korban dibuat seolah-olah merugi besar sehingga seluruh uang yang diinvestasikan raib.

Padahal, uang yang diinvestasikan korban sudah masuk ke rekening si penipu.

Penipu juga tak jarang memanipulasi korban dengan mengatakan bereka memiliki solusi potensial untuk kembali mendapatkan uang korban yang hilang.

Di sini, penipu akan meminta korban memberikan sejumlah uang lagi dengan alasan untuk menyelesaikan membayar pajak penghasilan terlebih dahulu, biaya pemrosesan tambahan, biaya transaksi internasional, demi bisa mendapatkan kembali uang korban.

Namun, setelah semua uang yang dikeluarkan dan janji penipu untuk mendapatkan uang yang hilang, korban tidak pernah mendapatkan uang investasinya kembali.

Setelah kobran menyadari bahwa mereka telah ditipu, para penipu sering menghina atau mengejek korban. Selanjutnya, penipu bakal menghilang dan platform investasi palsu yang dipakai dalam aksi ini bakal berhenti bekerja.

Scammer alias penipu, bakal meluncurkan platform pertukaran atau pasar cryptocurrency palsu baru di bawah URL yang berbeda dan memulai dari awal lagi penipuan dengan skema Pig Butchering kepada target lain.

Kenali Pig Butchering lebih awal

FBI telah mencantumkan empat karakteristik [enipuan "Pig Butchering" yang harus dipertimbangkan orang sebagai tanda bahaya, sebagaimana dihimpun KompasTekno dari BleepingComputer, Kamis (6/10/2022):

  • Anda dihubungi oleh rekan yang telah lama hilang kontak atau orang asing di media sosial.
  • URL platform investasi tidak cocok dengan situs web resmi pasar/pertukaran cryptocurrency populer, tetapi sangat mirip. Biasanya URL atau nama platform investasi ada salah ketik.
  • Aplikasi investasi yang telah Anda unduh menghasilkan peringatan "untrusted" (tidak tepercaya) saat dibuka di Windows, atau anti-virus Anda menandai aplikasi itu sebagai berpotensi berbahaya.
  • Peluang investasi terdengar terlalu indah untuk dipercaya.

Baca juga: Edward Snowden Sebut Kripto Bukan Aset Investasi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Profil Lee Jae-Yong, Bos Besar Samsung yang Jadi Orang Terkaya di Korea Selatan

Profil Lee Jae-Yong, Bos Besar Samsung yang Jadi Orang Terkaya di Korea Selatan

e-Business
Tablet Samsung Galaxy Tab S6 Lite 2024 Resmi di Indonesia, Ini Harganya

Tablet Samsung Galaxy Tab S6 Lite 2024 Resmi di Indonesia, Ini Harganya

Gadget
WhatsApp Dituduh Bocorkan Informasi Warga Palestina ke Israel, Ini Faktanya

WhatsApp Dituduh Bocorkan Informasi Warga Palestina ke Israel, Ini Faktanya

Internet
Cara Mengaktifkan eSIM Telkomsel di HP Android dan iPhone

Cara Mengaktifkan eSIM Telkomsel di HP Android dan iPhone

e-Business
Razer Perkenalkan Kishi Ultra, Controller Game dengan 'Sensa HD Haptics'

Razer Perkenalkan Kishi Ultra, Controller Game dengan "Sensa HD Haptics"

Gadget
10 Cara Menghilangkan Iklan di HP Tanpa Aplikasi Tambahan, Mudah dan Praktis

10 Cara Menghilangkan Iklan di HP Tanpa Aplikasi Tambahan, Mudah dan Praktis

Gadget
Rawan Rusak, Aksesori FineWoven iPhone dan Apple Watch Dihentikan?

Rawan Rusak, Aksesori FineWoven iPhone dan Apple Watch Dihentikan?

Gadget
Fitur Penerjemah Kalimat Instan Pakai  'Circle to Search' Sudah Bisa Dicoba di Indonesia

Fitur Penerjemah Kalimat Instan Pakai "Circle to Search" Sudah Bisa Dicoba di Indonesia

Software
Triwulan I-2024, Transaksi Judi Online di Indonesia Tembus Rp 100 Triliun

Triwulan I-2024, Transaksi Judi Online di Indonesia Tembus Rp 100 Triliun

e-Business
Polres Jakarta Selatan Tangkap Mantan Atlet E-sports Terkait Kasus Narkoba

Polres Jakarta Selatan Tangkap Mantan Atlet E-sports Terkait Kasus Narkoba

Game
Microsoft Rilis Phi-3 Mini, Model Bahasa AI Kecil untuk Smartphone

Microsoft Rilis Phi-3 Mini, Model Bahasa AI Kecil untuk Smartphone

Software
Meta Umumkan Horizon OS, Sistem Operasi untuk Headset VR Merek Apa Pun

Meta Umumkan Horizon OS, Sistem Operasi untuk Headset VR Merek Apa Pun

Software
Tanda-tanda Smartphone iQoo Z9 dan Z9x Segera Masuk Indonesia

Tanda-tanda Smartphone iQoo Z9 dan Z9x Segera Masuk Indonesia

Gadget
Apple Gelar Acara 'Let Loose' 7 Mei, Rilis iPad Baru?

Apple Gelar Acara "Let Loose" 7 Mei, Rilis iPad Baru?

Gadget
Bos Samsung Lee Jae-yong Jadi Orang Terkaya di Korea Selatan untuk Pertama Kalinya

Bos Samsung Lee Jae-yong Jadi Orang Terkaya di Korea Selatan untuk Pertama Kalinya

e-Business
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com