Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus "Pig Butchering", Penipuan Investasi Kripto yang Rugikan Korban Miliaran Rupiah

Kompas.com - 06/10/2022, 18:20 WIB
Bill Clinten,
Wahyunanda Kusuma Pertiwi

Tim Redaksi

Sumber Forbes

KOMPAS.com - Belakangan, penipuan (scam) yang dijuluki dengan "Pig Butchering" menjadi sorotan berbagai pihak.

Pig Butchering adalah penipuan dengan metode rekayasa sosial di dunia kripto (cryptocurrency), di mana seorang pengguna bakal diiming-imingi oleh keuntungan berlipat dari investasi kripto yang ditanamkannya.

Istilah Pig Butchering bisa diartikan secara harfiah dalam bahasa Indonesia sebagai penyembelihan babi atau potong babi. Pig Butchering mengacu pada teknik penggemukan babi sebelum disembelih.

Dalam kasus penipuan kripto, korban dapat diibaratkan sebagai babi ternak yang "digemukkan" terlebih dahulu sebelum dipotong.

Yang dimaksud digemukkan di sini adalah korban yang disebut sebagai investor, biasanya dibuat merasa sudah memiliki keuntungan yang besar dari uang yang dikeluarkan untuk investasi kripto lewat sang penipu tadi.

Baca juga: Apa Itu Pig Butchering Scam, Modus Baru Penipuan Kripto yang Disorot FBI

Karena terbukti untung, maka penipu kembali melanjutkan aksinya dan meminta korban untuk berinvestasi lebih banyak, tentunya untuk mendapatkan keuntungan berlipat.

Namun, pada akhirnya, investor tersebut bakal "disembelih" alias ditipu habis-habisan pada suatu titik, mungkin ketika penipu tadi sudah mendapatkan apa yang diinginkan.

Kasus Pig Butchering sudah terjadi beberapa kali di berbagai negara dan ratusan orang dilaporkan sudah menjadi korban. Korbannya bahkan merugi hingga miliaran rupiah.

Pria asal AS kehilangan Rp 15 miliar

Salah satu yang menjadi korban Pig Butchering adalah pria berumur 52 tahun asal Amerika Serikat (AS) yang memiliki nama samaran "Cy".

Berdasarkan laporan Forbes, dalam waktu tiga bulan, yaitu sekitar Oktober-Desember 2021, uang investasi Cy dengan total kurang lebih 1 juta dolar AS (sekitar Rp 15,2 miliar) raib dicuri oleh penipunya yang bernama "Jessica".

Menurut pengakuan Cy, Jessica mengaku sebagai teman lamanya. Cy pun kepincut oleh persona Jessica, lantaran sang penipu ini mengeluarkan berbagai jurus dan kata-kata manis melalui percakapan teks.

Bahkan, Cy mengaku dia dan Jessica banyak memiliki persamaan, salah satunya adalah suka makan makanan Jepang seperti Sushi. Tak jarang, Jessica mengirimkan foto ketika ia memakan makanan favoritnya itu.

Baca juga: Pelaku Penipuan Kripto Terancam Hukuman 40.000 Tahun Penjara

Seiring berjalannya waktu, percakapan jarak jauh ini berlangsung lebih intens. Cy menyebut bahwa Jessica perlahan menceritakan perjuangannya untuk membiayai keluarganya, serta ayahnya yang sakit-sakitan.

Namun, masalah finansial Jessica kini terasa lebih ringan, lantaran dia mengeklaim dirinya kini bisa mendapatkan banyak uang jika berinvestasi melalui MetaTrader.

Investasi pakai trik rahasia

Tak hanya berinvestasi di MetaTrader, Jessica meyakinkan Cy bahwa dia memiliki tips dan trik rahasia untuk mendulang keuntungan lebih banyak dari platform investasi kripto tersebut.

Halaman:
Sumber Forbes
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com