Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Waspada Modus Penipuan “Pig Butchering Scam”, dari Bertanya Harta hingga Minta Empati

Kompas.com - 10/10/2022, 15:33 WIB
Caroline Saskia,
Yudha Pratomo

Tim Redaksi

Sebaliknya, untuk memupuk kepercayaan korban, pelaku penipuan juga membagikan informasi pribadinya kepada korban. Seperti informasi pekerjaan yang dilakukan apa, lokasi perusahaan, dan sebagainya.

2. Ajakan untuk berinvestasi

Setelah bertanya mengenai harta, penipu bakal bertanya mengenai keseharian dari korban. Obrolan akan terus berlanjut dari hari ke hari.

Penipuan yang dilakukan tidak dilakukan secara langsung dan cepat. Sebab, skema penipuan ini memang bertujuan untuk membangun kepercayaan korban.

Hingga pada suatu titik, penipu bakal mengajak korban berinvestasi bersama-sama.

Metodenya biasanya beragam. Ada yang berupa ajakan secara langsung seperti “Mau coba investasi ini tidak?”. Ada juga yang disertai dengan testimoni keuntungan yang sudah didapatkan.

Kurang lebih ajakannya akan seperti ini, “saya sudah coba ikut investasi ini dan keuntungannya berkali-kali lipat, mau coba tidak? Nanti akan diajarkan”.

Baca juga: Waspada Penipuan Kripto Pig Butchering Scam, Begini Cara Mengenalinya

3. Mengirim link yang meyakinkan

Apabila korban terpikat dengan testimoni atau hasil investasi yang dipaparkan, pelaku penipuan bakal mengirimkan tautan (link) untuk korban mendaftarkan diri sebagai investor.

Minimnya pemahaman korban mengenai investasi kripto, membuat korban tidak banyak pikir untuk bergabung di investasi kripto.

Berdasarkan pengakuan AA, link yang diberikan merupakan link aplikasi sideload atau aplikasi yang tidak ada di Google Play Store. Sehingga saat dicari di toko aplikasi resmi, aplokasi tersebut tidak akan ditemukan.

Link tersebut bakal mengarahkan pengguna untuk mengisi data, seperti e-mail, kata sandi (password), serta beberapa tahapan verifikasi lainnya.

Penipu, dalam hal ini, akan membangun citra dirinya sebagai “seorang ahli”. Penipu bakal memandu korban selama proses pengisian data, berapa uang yang diinvestasikan, kapan kondisi pasar yang bagus untuk berinvestasi atau tidak.

Sehingga hal tersebut membuat “ketergantungan”, korban tidak akan berani mengambil keputusan apapun jika hal itu tidak direkomendasikan oleh penipu.

4. Mengincar rasa iba dari korban

Selama proses pendekatan, penipu bakal berupaya untuk membangun kepercayaan korban dan rasa iba. Cerita yang dilontarkan berusaha untuk menarik simpati dan empati korban.

Sebagai contoh, penipu bakal bercerita tentang hal-hal menyedihkan yang menimpa dirinya, trauma masa lalu, mengasihani diri sendiri, dan sebagainya.

Dalam kasus korban yang diwawancarai KompasTekno, penipu tersebut menceritakan tentang masa lalu pasangannya yang dulu sudah meninggal dunia akibat kecelakaan mobil.

Ia mengatakan bahwa wajah pacarnya itu mirip dengan anak gadis AA. Ia berusaha memperlihatkan hal-hal yang menarik empati korban sehingga korban percaya dan terjerat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com