Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tidur Bersebelahan dengan HP Berdampak pada Kesehatan

Kompas.com - 16/10/2022, 11:02 WIB
Caroline Saskia,
Reska K. Nistanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Smartphone sudah menjadi barang wajib yang harus dibawa ke manapun seseorang berada. Bahkan tidak sedikit orang yang tidur bersebelahan dengan ponsel mereka sepanjang malam.

Menurut sebuah penelitian yang dipublikasi JAMA Netwok yang berjudul “Association Between Portable Screen-Based Media Device Access or Use and Sleep Outcomes”, seseorang yang sering tidur bersebelahan dengan ponselnya bisa berpengaruh pada kualitas tidur dan kesehatan seseorang.

Sebab, bila seseorang tidur bersebelahan dengan ponsel mereka, orang tersebut akan cenderung tidur kurang nyenyak atau hanya akan dapat tidur nyenyak (deep sleep) dalam waktu yang singkat saja.

Nah, apabila hal tersebut secara terus-menerus terjadi, kinerja otak akan mengalami penurunan sehingga dapat menyebabkan seseorang mudah ngantuk di siang hari.

Baca juga: 4 Alasan untuk Tidak Menaruh Ponsel di Kasur saat Tidur

Dalam laporan yang sama, penelitian tersebut juga mengungkapkan bahwa kebiasaan tidur bersebelahan dengan ponsel saat malam hari berdampak pada pengguna dari segala usia. Mulai dari anak remaja hingga lansia.

Dampak bagi kesehatan

Ilustrasi kelelahan otak.SHUTTERSTOCK Ilustrasi kelelahan otak.

Kalangan pra-remaja dan remaja zaman sekarang yang lebih aktif di perangkat digital, mendorong mereka untuk terus aktif di media sosial sepanjang malam.

Konsekuensi dari perilaku tersebut akan membuat anak-anak memiliki tidur yang kurang berkualitas. Hal ini dibuktikan dari ratusan remaja yang disurvei mengaku bahwa penggunaan media sosial secara intens di malam hari membuat mereka kesulitan tidur.

Yang mana efek dari kesulitan tidur akan membuat anak mudah lelah di siang hari, serta hal tersebut akan berimbas pada tingkat depresi yang lebih tinggi.

Pola tidur dan gaya hidup seperti itu bisa menyebabkan anak mengalami penurunan prestasi atau akademik di sekolah. Sebab, menurut Healthline, dampak kurang tidur dapat menyebabkan otak sulit mengingat, sulit fokus, penurunan imun tubuh, mood swing, hingga rawan terkena diabetes/tekanan darah tinggi.

Baca juga: Setop Kebiasaan Buka HP Saat Bangun Tidur, Begini Dampaknya

Selain anak, menurut jurnal Social Science & Medicine yang berjudul “Bedtime mobile phone use and sleep in adults”, orang dewasa dan lansia yang memiliki waktu tidur yang minim di malam hari juga dapat berdampak pada kesehatan.

Orang dewasa yang berusia sekitar 40 tahunan, misalnya, akan mudah lelah di siang hari daripada biasanya atau dapat tidur dengan durasi yang lebih lama. Sedangkan, untuk kalangan lansia (60-64 tahun), mereka akan memiliki durasi tidur yang lebih sedikit dan akan bangun tidur lebih awal.

Perbaiki pola tidur

Ilustrasi tidur nyenyak.FREEPIK/SENIVPETRO Ilustrasi tidur nyenyak.

Solusi untuk menangani masalah tidur, pengguna mungkin bisa mulai mengaktifkan “Blue Filter” atau fitur cahaya biru pada smartphone saat malam hari.

Dilansir dari Andoid Authority, fitur tersebut dapat membantu pengguna mengontrol siklus tidur, meski tidak bisa dikatakan sepenuhnya efektif.

Atau solusi lainnya, pengguna dapat menyalakan “Sleep Mode”. Fitur tersebut memungkinkan perangkat untuk menonaktifkan segala notifkasi yang masuk, agar pengguna bisa tidur lebih nyenyak tanpa terganggu bunyi notifikasi/panggulan yang masuk.

Mengembalikan pola tidur yang sehat dapat dilakukan setidaknya 30 hari atau satu bulan. Namun, selama 30 hari itu pengguna harus membatasi penggunaan ponsel sebelum tidur.

Memberi kesempatan pada tubuh untuk tidur dengan berkualitas dapat menjaga kesehatan fisik dan mental seseorang. Dengan menahan “godaan” untuk tidak bermain ponsel satu sampai dua jam sebelum tidur, bisa membuat tidur Anda lebih nyenyak dari sebelumnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com