Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Google Tampilkan Tempe Mendoan Hari Ini?

Kompas.com - 29/10/2022, 06:16 WIB
Reska K. Nistanto

Editor

KOMPAS.com - Google doodle hari ini Sabtu (29/10/2022) menampilkan doodle tempe mendoan. Jika Anda membuka halaman utama Google, maka akan nampak logo Google yang dibuat sedemikian rupa dengan menampilkan gambar tempe mendoan.

Google doodle tempe mendoan (tempeh) itu adalah karya ilustrator artis tamu Reza Dwi Setyawan asal Semarang, Jawa Tengah, Indonesia.

Ada alasan mengapa Google memilih tempeh atau tempe mendoan di Google Doodle hari ini. Menurut Google, protein nabati bergizi ini adalah makanan fermentasi asal Indonesia yang usianya kini ditaksir telah mencapai 400 tahun.

Baca juga: 2 November, Google Meet Batasi Grup Video Call 60 Menit untuk Pengguna Gratis

Doodle menampilkan Tempe Mendoan, salah satu varietas Tempe goreng di Indonesia yang merupakan bagian ikonik dari masakan Indonesia dan dinyatakan sebagai Warisan Budaya Takbenda pada hari ini di tahun 2021 lalu.

Sajian tempe mendoan ala Foodplace.DOK. KOMPAS.COM/ RIZKI M FAUZAN Sajian tempe mendoan ala Foodplace.

Tempeh atau tempe mendoan biasanya terbuat dari kedelai, tetapi dapat dibuat dari banyak kacang-kacangan, biji-bijian, dan kacang-kacangan lainnya dengan proses fermentasi yang sama.

Sedangkan mendoan adalah makanan tempe goreng yang berasal dari Eks Keresidenan Banyumas, Jawa Tengah. Kata Mendoan sendiri berasal dari bahasa Banyumasan, yaitu mendo yang berarti setengah matang atau lembek.

Dengan demikian, tempe mendoan artinya kegiatan memasak dengan minyak panas yang banyak dengan cepat, sehingga masakan tidak benar-benar matang.

Menurut keterangan di situs resmi Google, tempeh pertama kali didokumentasikan pada tahun 1600-an di Desa Tembayat, Klaten, Jawa Tengah, Indonesia dan tercatat dalam Serat Centhini, kompilasi dua belas jilid kisah dan ajaran Jawa, ditulis dalam bentuk syair dan diterbitkan pada tahun 1814.

Untuk tempe mendoan sendiri mempunyai jenis tempe yang khusus, dengan ciri bentuk yang tipis. Pengolahan tempe mendoan dapat dilakukan menjadi tiga macam, yaitu mendoan goreng basah, mendoan goreng kering dan juga keripik mendoan.

Baca juga: Mobil Tanpa Sopir Uber Tabrak Pedestrian di Tempe hingga Tewas

Orang-orang di seluruh dunia biasanya mengonsumsi tempe sebagai pengganti daging, dipadukan dengan nasi dan sayuran. Ini menawarkan berbagai manfaat kesehatan, seperti meningkatkan kesehatan usus dan otak.

Kaya akan nutrisi seperti protein, serat, prebiotik, dan vitamin B12, tempeh atau tempe mendoan yang berbahan dasar kedelai yang diproses secara minimal ini menjadi pilihan populer bagi sebagian besar masyarakat di Indonesia dan muncul di kalangan pencinta kesehatan di seluruh dunia.

Tempe mendoan menjadi makanan khas Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah.KOMPAS.COM/HANDOUT Tempe mendoan menjadi makanan khas Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah.

Berbagai daun dapat digunakan untuk membungkus tempeh selama fermentasi. Daun waru, jati, dan jambu adalah beberapa yang tertua, sedangkan daun pisang adalah yang paling populer di Indonesia.

Nama tempe mendoan juga disematkan pada tempe mentah tipis khusus walaupun masih belum digoreng, dengan tujuan untuk memudahkan dalam transaksi jual beli tempe dan juga untuk membedakan dengan jenis tempe yang lain.

Ada banyak cara untuk mengonsumsi tempeh, tetapi karena rasanya yang enak, 'tempe goreng' atau tempe mendoan telah menjadi hidangan tempe yang paling populer.

Tempe mendoan biasanya dipadukan dengan berbagai jenis sambal (ditumbuk dan dibumbui cabai) dan kecap manis (kecap manis yang terbuat dari kedelai yang difermentasi).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com