Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa Itu TV Analog dan Mengapa Harus Pindah ke TV Digital?

Kompas.com - 03/11/2022, 15:30 WIB
Wahyunanda Kusuma Pertiwi

Penulis

KOMPAS.com - Pemerintah akhirnya resmi mematikan siaran TV analog atau Analog Switch Off (ASO) pada Rabu (2/11/2022) tengah malam pukul 24.00 WIB. Daerah DKI Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) menjadi wilayah awal yang terdampak ASO.

Artinya, warga Jabodetabek sudah tidak lagi bisa menikmati siaran TV Analog lantaran hanya akan muncul "semut" di layar televisi. Masyarakat hanya akan bisa menikmati konten siaran TV Digital. Tapi, sebenarnya apa itu TV analog? Apakah TV Analog dan apa alasan beralih ke TV Digital?

Baca juga: Siaran TV Analog Jabodetabek Resmi Dimatikan, Hanya Tersisa Semut di Layar

Apa itu TV Analog?

Banyak asumsi bahwa TV Analog adalah televisi tabung semata. Namun, perbedaan TV Analog dan TV Digital terletak pada teknologi transmisi yang digunakan, bukan pada bentuk televisi.

TV Analog adalah teknologi televisi yang memanfaatkan sinyal analog untuk mentransmisikan video dan audio. Dalam siaran TV analog, video ditransmisikan menggunakan amplitudo modulation (AM) dan suara ditransmisi via frequency modulation (FM).

Dihimpun dari Lifewire, transmisi siaran TV analog bisa mengalami gangguan, seperti gambar yang berbayang dan muncul noise alias "semut". Namun, hal itu bergantung pada jarak dan lokasi geografis TV yang menerima sinyal. Selain itu, resolusi video dan rentang warna TV Analog juga sangat terbatas.

Jadi, TV Analog tidak harus berbentuk tabung, TV layar datar yang masih menggunakan teknologi sinyal analog, juga disebut sebagai TV analog.

Baca juga: Mengapa TV Analog Perlu STB atau Digital TV Box untuk Nonton Siaran TV Digital?

Apa itu TV Digital?

Berbeda dengan TV Analog, TV Digital atau DTV adalah teknologi televisi yang menggunakan transmisi digital untuk menyiarkan video dan audio. TV digital ditransmisikan sebagai bit data informasi, seperti halnya data komputer pada CD atau DVD.

Adapun sinyal digital terdiri dari 1s dan 0s yang berarti hidup atau mati. Artinya, apabila TV berjarak terlalu jauh dari pemancar, siaran TV tidak dapat diakses.

TV Digital juga sudah mendukung format layar 16:9 sehingga bisa menampilkan gambar tanpa menyisakan banyak ruang pada layar yang biasanya diisi oleh bilah hitam di atas dan di bawah.

Selain itu, dibanding TV Analog, TV digital mampu menampilkan audio dan visual dengan kualitas yang lebih baik, sebagaimana dihimpun dari laman Siaran Digital Kominfo. Untuk melihat perbedaan TV Analog dan TV Digital secara rinci, bisa menyimak artikel berikut.

Baca juga: Cara Cek Channel TV Digital lewat Ponsel

Alasan ganti ke TV digital

Banyak masyarakat yang bertanya-tanya, apa alasan berganti ke TV Digital dari TV Analog?
Ada beberapa hal yang menjadi alasan mengapa masyarakat didorong untk beralih ke TV Digital.

1. Video dan audio lebih berkualitas

Seperti disebutkan sebelumnya, video dan audio TV Digital lebih baik dibanding TV Analog.
Di TV Digital, masyarakat tidak akan menemui gangguan sebagaimana ketika menonton siaran TV Analog, seperti gambar berbayang atau layar "menyemut".

2. Gratis

Sama seperti siaran TV analog, siaran TV digital juga bisa didapatkan atau ditonton secara gratis oleh masyarakat. Dengan kata lain, masyarakat tetap dapat menonton tayangan TV seperti sebelum beralih ke TV digital tanpa biaya khusus.

Sebab, menurut Direktur Penyiaran Kementerian Komunikasi dan Informatika, Geryantika Kurnia, migrasi TV analog ke TV digital sama-sama menggunakan pemancar sinyal yang Free to Air (FTA). Yang membedakan adalah kualitas gambar siaran digital yang lebih jernih serta jumlah channel yang lebih banyak.

3. Jumlah channel lebih banyak

TV Digital menawarkan program siaran yang lebih banyak dan berkualitas. Masyarakat bisa mendapatkan hingga puluhan channel di TV Digital.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com