Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gagal Nonton Tinju hingga Mengira Cuma Hoaks, Momen Warga Ketika "Kiamat" TV Analog Datang

Kompas.com - 04/11/2022, 19:45 WIB
Wahyunanda Kusuma Pertiwi

Penulis

“Sebelumnya, ibuku bilang 'nanti tanggal 2 (November) televisi mati kalau tidak ada set-top-box (STB)'. Aku tidak terlalu percaya. Dibiarkan saja paling hoaks saja itu. Aku kira hanya wacana, ternyata benar,” imbuh Yuni, warga Tambora, Jakarta Barat.

Salah seorang Ibu Rumah Tangga yang tinggal di daerah Krukut, Jakarta Barat, juga sempat ragu soal kabar dimatikannya siaran TV Analog. Bahkan, dia rela begadang untuk menonton hitung mundur ASO, demi membuktikan kabar "kiamat" TV Analog.

“Katanya kan pukul 00.00 (TV Analog mau mati), sengaja saya tungguin (buat memastikan), ternyata benar. (Untungnya) ternyata tidak semua saluran dimatikan, nyatanya dicoba masih bisa yang lain,” kata Ibu Rumah Tangga yang enggan disebut identitasnya itu.

Baca juga: Cerita Warga yang Kaget TV Analog Mati, Ada yang Mengira Hoaks

Selamat dari "kiamat" TV Analog

Tidak semua warga di wilayah terdampak ASO, kaget setelah siaran TV Analog mati. Ada pula sebagian yang sudah bersiap jauh-jauh hari memasang STB atau beralih ke TV digital.

Jatim misalnya. Warga Kota Bekasi ini bersyukur karena tidak terkena dampak matinya siaran TV Digital. Sebab, dia sudah membeli STB sejak dua bulan lalu.

"Saya sudah beli STB digital sejak dua bulan lalu, dan mulai saat itu sudah menonton siaran TV digital," ujar Jatim.

Seperti Jatim, Hani juga selamat dari "Kiamat" TV Digital. Warga Parung Panjang (Kabupaten Bogor) itu mengaku membeli STB secara swadaya, meskipun sudah mendapatkan subsidi dari pemerintah.

"Saya sudah persiapan STB, bahkan saya beli STB lagi meski sudah dapat dari pemerintah, takut kualitasnya jelek," jelas Hani.

Selain bersyukur tidak terkena efek kiamat TV analog, Jatim dan Hani sepakat bahwa mereka senang dengan gambar yang ditampilkan STB TV digital. Sebab, gambarnya jauh lebih jernih dibanding gambar yang ditangkap dari siaran atau sinyal TV analog.

"Sekarang nonton sudah lebih nyaman, gambarnya tidak jelek seperti dulu. Masih bisa pakai antena lama, asal masuk dan terdeteksi di STB. Lalu, sekarang kita juga tidak usah meletakkan antena TV luar terlalu tinggi, karena pendek juga sudah bagus gambarnya," tutur Hani.

Hal yang sama juga dialami Carol, warga Parung Jampang (Bogor). Berbeda dengan Jatim dan Hani, Carol lebih memilih beralih ke TV Digital tanpa menggunakan STB.

Begitu juga dengan Anggit, warga asal Jakarta Timur yang tidak merasakan dampak matinya siaran TV Analog lantaran sudah menggunakan TV Digital.

"Saya sudah pakai Android TV. Selain bisa menangkap sinyal TV digital, saya biasa menonton TV via internet menggunakan aplikasi-aplikasi yang ada di TV," jelas Anggit.

Baca juga: Cerita Warga Bekasi dan Bogor yang Selamat dari Kiamat TV Analog

Bantuan STB gratis

Pemerintah menyediakan bantuan STB gratis bagi masyarakat yang masuk kategori Rumah Tangga Miskin (RTM). Bantuan itu berasal dari komitemen penyelenggara multipelksing atau perusahaan TV swasta bersama dengan Kominfo.

Kominfo mengeklaim sudah mendistribusikan lebih dari 1 juta unit STB ke RTM, per tanggal 31 Oktober 2022. Bagi RTM yang seharusnya berhak mendapatkan STB gratis tapi belum menerimanya, bisa menghubungi layanan di nomor telepon 159 atau chatbot WhatsApp di nomor 08118202208.

Baca juga: Link dan Cara Mengajukan Bantuan STB TV Digital Gratis dari Pemerintah

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com