Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Drama PHK 3.700 Karyawan Twitter, Langsung Dilarang ke Kantor dan Ditendang dari Slack

Kompas.com - 07/11/2022, 08:46 WIB
Bill Clinten,
Reza Wahyudi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Twitter mulai melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) alias pada ribuan karyawannya secara global. Dikabarkan terdapat sekitar 3.700 karyawan yang terdampak langkah perusahaan yang biasa disebut layoff itu.

PHK massal ini dilakukan beberapa hari pasca CEO Tesla dan SpaceX Elon Musk resmi diangkat jadi pemilik Twitter, usai penundaan selama berbulan-bulan.

Menurut Musk, PHK harus dilakukan untuk menyelamatkan bisnis Twitter yang belakangan merugi karena sepi pengiklan.

Baca juga: Twitter Lakukan PHK Massal Global, Ribuan Karyawan Terdampak, Termasuk Indonesia

Karyawan Twitter yang terkena PHK sendiri mendapat e-mail dari manajemen pada 3-4 November 2022.

E-mail tersebut, yang dikirimkan ke alamat email pribadi masing-masing karyawan, kabarnya memiliki judul "Your Role at Twitter", dan berisi tentang alasan mengapa Twitter harus melakukan PHK besar-besaran.

Sejumlah karyawan Twitter yang terkena layoff lantas bersuara di media sosial, utamanya di Twitter itu sendiri. Mereka bercerita bahwa perjalanan mereka di Twitter berakhir, sembari memberi tagar #LoveWhereYouWorked dan #OneTeam.

Dari tagar ini, begitu juga e-mail yang diterima karyawan tadi, bisa diketahui bahwa PHK massal yang dilakukan Twitter ternyata terjadi secara instan dan penuh dengan drama.

Baca juga: Elon Musk Pecat 4 Petinggi Twitter, Salah Satu Digiring Keluar Gedung

Korban PHK Twitter dilarang ke kantor

Ilustrasi logo Twitter.twistarticle.com Ilustrasi logo Twitter.

Dalam e-mail PHK yang diterima karyawan tadi, Twitter mengatakan bahwa mereka yang terkena layoff tidak boleh lagi datang ke kantor. Hal ini dilakukan untuk melindungi data internal Twitter, serta membantu proses kelancaran PHK karyawan.

"Jika Anda sedang berada di kantor atau sedang dalam perjalanan ke kantor, kami mohon Anda untuk kembali pulang ke rumah," tulis Twitter dalam surat pemecatan kepada karyawan.

Bahkan menurut kabar yang beredar, kantor Twitter di London, Inggris, dan Dublin, Irlandia ditutup untuk sementara waktu. Di sana kabarnya tak ada satu karyawan yang nampak.

Sedangkan di markas Twitter di San Francisco, California, Amerika Serikat (AS), seorang resepsionis mengatakan bahwa beberapa karyawan memaksa untuk masuk kantor dan bekerja, meski sudah ada larangan tidak boleh datang ke kantor.

Masih soal kantor, seorang karyawan Twitter bercerita bahwa banyak karyawan yang menangis di lobby pasca Twitter melakukan PHK massal.

Tidak disebutkan di kantor Twitter mana ini terjadi. Namun, mereka menangis mungkin karena telah di-PHK dan akses kartu masuk mereka ke kantor diblokir oleh pihak manajemen atas alasan keamanan.

"Hari pertama PHK Twitter, tidak bisa masuk ke kantor. Karyawan Twitter mulai menangis di lobby," tulis seorang karyawan Twitter dengan handle @NPC52290220.

Baca juga: Saat Pendiri Twitter Mengungkap Penyesalan Terbesarnya...

Akses ke sistem Twitter diblokir

Logo Twitter di eksterior kantor pusat Twitter di San Fransisco, California, Amerika Serikat. Gambar diambil pada Senin (25/4/2022).GETTY IMAGES NORTH AMERIKA VIA AFP/JUSTIN SULLIVAN Logo Twitter di eksterior kantor pusat Twitter di San Fransisco, California, Amerika Serikat. Gambar diambil pada Senin (25/4/2022).

Di samping larangan datang ke kantor dan pemblokiran akses masuk kantor, akses karyawan ke sistem internal Twitter juga langsung diblokir oleh pihak manajemen.

Hal ini konon dilakukan sebelum karyawan Twitter yang terdampak PHK mendapatkan e-mail resmi dari Twitter terkait layoff tadi.

Beberapa karyawan mengaku bahwa mereka "ditendang" dari grup percakapan (Group Chat) karyawan yang ada di Slack.

Baca juga: Apa itu Slack dan Cara Membuat Akunnya

Sementara itu beberapa karyawan lainnya mengaku mereka sudah kehilangan akses ke laptop hingga e-mail Twitter mereka. Konon, pemutusan akses ke sistem Twitter ini dilakukan pada tengah malam.

"Resmi di-PHK Twitter setelah kurang lebih dua tahun bekerja. Twitter juga mengunci akses Slack dan e-mail kantor," ujar seorang karyawan Twitter dengan handle @NickADobos.

"Tidak bisa masuk ke e-mail Twitter. Laptop kantor juga tidak bisa menyala," tulis seorang karyawan Twitter lainnya dengan handle @ChrisYounie sembari memberikan screenshot bahwa ia tidak bisa masuk ke akun e-mail Twitter.

Baca juga: Ini yang Dilakukan Elon Musk untuk Merombak Twitter

Karyawan tuntut Twitter

Ilustrasi Logo Twittertechcrunch.com Ilustrasi Logo Twitter

Drama PHK Twitter ini tampaknya akan berlanjut. Terlebih, Twitter kini dituntut massal oleh para karyawannya yang di-PHK, atas dasar pemecatan mendadak tanpa adanya pemberitahuan 60 hari lebih awal.

Tuntutan massal tersebut dikirimkan ke pengadilan distrik San Francisco, AS oleh lima mantan karyawan Twitter.

Adapun hal yang dipermasalahkan oleh para karyawan ini adalah Twitter melakukan PHK tanpa pemberitahuan 60 hari sebelumnya, dan ini konon melanggar aturan ketenagakerjaan yang berlaku di negara bagian California, AS.

Tim kuasa hukum para karyawan Twitter ini, Shannon Liss-Riordan mengatakan bahwa tuntutan ini dikirim ke pengadilan karena karyawan harus tahu bahwa mereka memiliki haknya masing-masing sesuai dengan peraturan yang berlaku.

"Gugatan ini kami ajukan ke pengadilan dalam rangka untuk memastikan bahwa para karyawan ini harus mendapatkan hak-hak mereka," ujar Shanon, dikutip KompasTekno dari NBCNews, Sabtu (5/11/2022).

Pihak Twitter tampaknya belum memberikan tanggapan soal tuntutan tersebut.

Namun menurut sejumlah pengakuan karyawan, Twitter mengatakan bahwa karyawan yang terkena PHK akan digaji hingga bulan Februari 2023 mendatang, serta mendapat pesangon yang setimpal.

Baca juga: Ada Uang dari Bos Kripto di Balik Akuisisi Twitter oleh Elon Musk

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com