Tuntutan massal tersebut dikirimkan ke pengadilan distrik San Francisco, AS oleh lima mantan karyawan Twitter.
Setelah melakukan PHK massal, manajemen Twitter dilaporkan memanggil kembali puluhan karyawan yang sudah dipecat. Kabarnya, hal itu dilakukan karena ada kesalahan saat melakukan pemecatan. Beberapa sumber internal mengungkap kesalahan tersebut di artikel berikut.
Baca juga: Karyawan Twitter Salah Pecat Diminta ke Kantor Lagi
Untuk karyawan beruntung yang masih bertahan di Twitter, Musk juga menertibkan pola kerja.
Melansir Fast Company, Senin (7/11/2022), Musk menegaskan bahwa karyawan Twitter tidak diperbolehkan bekerja dari jarak jauh, baik kerja dari rumah (work from home/WFH) maupun kerja dari mana saja (work from anywhere/WFA).
Kendati demikian, akan ada pengecualian untuk kondisi tertentu. Kebijakan ini sebetulnya sudah dilakukan Musk lebih dulu di Tesla. Di perusahaan mobil listrik itu, karyawan diminta berkantor minimal 40 jam atau mengundurkan diri (resign).
Baca juga: Elon Musk Minta Pegawai Tesla Pilih Ngantor 40 Jam Seminggu atau Resign
Tidak hanya merombak manajemen, Musk juga mengubah beberapa fitur di Twitter. Orang terkaya di dunia versi Forbes itu kini menarik biaya bagi akun yang ingin mendapatkan centang biru (terverifikasi).
Biaya ini masuk ke dalam paket Twitter Blue, yakni Twitter versi berbayar yang memiliki lebih banyak fitur premium. Jadi, pengguna yang ingin mendapat centang biru di akunnya harus berlangganan Twitter Blue senilai 7.99dollar AS (sekitar Rp 125.000) per bulannya terlebih dahulu.
Pengumuman ini mulai disebar untuk pengguna Twitter di platform iOS.
“Mulai hari ini, kami menambahkan fitur baru di Twitter Blue dan akan bertambah seiring berjalannya waktu," tulis Twitter dalam keterangan di toko aplikasi Apple App Store bagi pengguna di wilayah Amerkia Sarikat (AS), dikutip KompasTekno dari New York Post, Senin (7/11/2022).
Menurut Direktur Manajemen Produk Twitter, Esther Crawford, centang biru berbayar di paket Twitter Blue masih tahap uji coba. Dia mengatakan peluncuran Twitter Blue "versi baru" akan dikebut, tanpa memberikan rincian tanggalnya.
“(Twitter) Blue yang baru belum diluncurkan, peluncurannya terus dikebut namun beberapa orang mungkin sudah melihat pembaruan karena kami (sedang) menguji dan mendorong peluncuran (fitur) secara real-time,” jelas Crawford.
Apabila sudah resmi, maka akun centang biru di Twitter bukan saja semakin "elit", tapi juga semakin komersial.
Baca juga: Twitter Mulai Pungut Biaya Rp 125.000 Per Bulan dari Akun Centang Biru
Musk juga disebut akan membentuk dewan moderasi konten. Dewan tersebut akan memegang peran utama dari keputusan terkait kebijakan sensor dan pemulihan akun, sebagaimana dirangkum dari PCMag.
Dalam twitnya, Musk mengatakan dewan moderasi konten akan memiliki sudut pandang yang beragam.
"Tidak ada putusan konten atau pemulihan akun yang terjadi sebelum dewan sidang," kata Musk melalui akun Twitter pribadi berhandle @elonmusk.
Musk disebut sudah lama berangan-angan untuk mengatur moderasi konten di Twitter dan memprioritaskan kebebasan berbicara. Hal itu, konon mencakup pemulihan akun yang diblokir secara permanen, termasuk milik mantan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump.
Baca juga: Elon Musk Mau Cabut Blokir Akun Twitter Donald Trump
"Saya kira kami ingin, namun sangat enggan untuk menghapus sesuatu. (Kami) hanya sangat berhati-hati tentang blokir permanen. Anda tahu, batas waktu akan lebih baik dibanding blokir permanen."
Akan tetapi, akan ada beberapa hal yang tetap diatur. Selengkapnya bisa dibaca di artikel berikut.
Baca juga: Hari Pertama Elon Musk Pimpin Twitter, Pecat CEO hingga Bikin Aturan Konten
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.