Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Drama Twitter Setelah Elon Musk Berkuasa, PHK Massal hingga Makin Cari "Cuan"

Kompas.com - Diperbarui 08/11/2022, 07:53 WIB
Wahyunanda Kusuma Pertiwi

Penulis

KOMPAS.com - Sepekan sudah Elon Musk sah membeli Twitter dengan nilai akuisisi 44 miliar dollar AS (sekitar Rp 634 triliun) pada 28 Oktober 2022 lalu. Tak lama setelah menjadi pemilik platform mikroblogging itu, rentetan drama bergejolak di Twitter.

Drama dimulai dengan perombakan eksekutif, di mana Musk langsung memecat sejumlah pejabat C level di hari pertama dia berkausa di Twitter. Mereka adalah Chief Executive Officer (CEO) Parag Agrawal, Chief Financial Officer (CFO) Ned Segal, bos bagian hukum dan kebijakan Vijaya Gadde, serta penasihat umum Sean Edgett.

Baca juga: Setelah Drama Panjang, Elon Musk Akhirnya Jadi Beli Twitter

Tak lama, Musk langsung mengisi posisi CEO menggantikan Agrawal. Hal itu diketahui dari dokumen keuangan dan dokumen formal yang diserahkan Twitter kepada Securities and Exhcange Comission (SEC).

Dalam sebuah twit, Musk mengatakan bahwa dirinya hanya "sementara"saja menjabat sebagai CEO Twitter. Drama Twitter tidak berhenti, justru makin menjadi-jadi.

PHK massal secara global

Desas-desus pemutusan hubungan kerja (PHK) massal di Twitter sudah berembus jauh-jauh hari, bahkan sebelum Elon Musk resmi membeli Twitter. Sempat beredar kabar bahwa CEO Tesla itu akan memecat 75 persen karyawan, tapi Musk membantah kabar ini.

Baca juga: 5.600 Karyawan Twitter Terancam PHK Setelah Akuisisi Elon Musk Tuntas

Pada akhirnya, Musk memecat ribuan karyawan yang dilaporkan mencapai 3.700 pegawai dari total 7.500 orang. Alasannya, Musk ingin menyelamatkan bisnis Twitter yang diklaim terus-menerus merugi karena sepi pengiklan.

Karyawan yang dipecat mendapat e-mail dari manajemen pada 3-4 November 2022. E-mail tersebut, yang dikirimkan ke alamat email pribadi masing-masing karyawan, kabarnya memiliki judul "Your Role at Twitter", dan berisi tentang alasan mengapa Twitter harus melakukan PHK besar-besaran.

Sejumlah karyawan Twitter terdampak PHK lantas bersuara di media sosial, terutama di platform Twitter. Mereka bercerita bahwa perjalanan mereka di Twitter berakhir, sembari memberi tagar #LoveWhereYouWorked dan #OneTeam.

Dari tagar ini, begitu juga e-mail yang diterima karyawan tadi, bisa diketahui bahwa PHK massal yang dilakukan Twitter ternyata terjadi secara instan dan penuh dengan drama.

Baca juga: Twitter Lakukan PHK Massal Global, Ribuan Karyawan Terdampak

Elon Musk masuk ke kantor Twitter.Twitter.com/elonmusk Elon Musk masuk ke kantor Twitter.

Larangan masuk kantor dan tangisan karyawan

Karyawan terdampak PHK tidak diperkenankan datang ke kantor lagi dengan dalih melindungi data internal Twitter dan membantu proses kelancaran PHK karyawan. Beberapa karyawan dilaporkan memaksa masuk kantor pusat Twitter di San Francisco, California, Amerika Serikat (AS) untuk bekerja meski sudah dilarang.

Bahkan, beberapa markas Twitter di sejumlah negara kabarnya ditutup. Beberapa karyawan terdampak PHK juga dilaporkan menangis di lobi. Tidak diketahui pasti di kantor Twitter negara mana kejadian itu terjadi, tapi mereka menangis mungkin karena telah di-PHK dan akses kartu masuk mereka ke kantor diblokir oleh pihak manajemen atas alasan keamanan. 

Beberapa cerita karyawan Twitter yang di-PHK bisa disimak di artikel berikut.

Baca juga: Drama PHK 3.700 Karyawan Twitter, Langsung Dilarang ke Kantor dan Ditendang dari Slack

Blokir akses ke sistem Twitter

Selain tidak boleh masuk, akses ke sistem internal Twitter juga diblokir oleh pihak manajemen. Kabarnya, hal itu terjadi bahkan sebelum karyawan terdampak PHK menerima e-mail pemecatan.

Beberapa karyawan juga mengaku dikeluarkan dari grup percakapan karyawan di platform Slack. Sementara itu beberapa karyawan lainnya mengaku mereka sudah kehilangan akses ke laptop hingga e-mail Twitter mereka. Konon, pemutusan akses ke sistem Twitter ini dilakukan pada tengah malam.

Atas pemecatan ribuan karyawan itu, Twitter kini dituntut oleh mantan pegawai yang terdampak PHK. Tuntutan itu didasarkan pada pemecatan mendadak tanpa adanya pemberitahuan 60 hari lebih awal.

Tuntutan massal tersebut dikirimkan ke pengadilan distrik San Francisco, AS oleh lima mantan karyawan Twitter.

Setelah melakukan PHK massal, manajemen Twitter dilaporkan memanggil kembali puluhan karyawan yang sudah dipecat. Kabarnya, hal itu dilakukan karena ada kesalahan saat melakukan pemecatan. Beberapa sumber internal mengungkap kesalahan tersebut di artikel berikut.

Baca juga: Karyawan Twitter Salah Pecat Diminta ke Kantor Lagi

Tak ada lagi WFH/WFA

Untuk karyawan beruntung yang masih bertahan di Twitter, Musk juga menertibkan pola kerja.
Melansir Fast Company, Senin (7/11/2022), Musk menegaskan bahwa karyawan Twitter tidak diperbolehkan bekerja dari jarak jauh, baik kerja dari rumah (work from home/WFH) maupun kerja dari mana saja (work from anywhere/WFA).

Kendati demikian, akan ada pengecualian untuk kondisi tertentu. Kebijakan ini sebetulnya sudah dilakukan Musk lebih dulu di Tesla. Di perusahaan mobil listrik itu, karyawan diminta berkantor minimal 40 jam atau mengundurkan diri (resign).

Baca juga: Elon Musk Minta Pegawai Tesla Pilih Ngantor 40 Jam Seminggu atau Resign

Ilustrasi Twitterbusinessinsider.com Ilustrasi Twitter

Akun centang biru kini berbayar

Tidak hanya merombak manajemen, Musk juga mengubah beberapa fitur di Twitter. Orang terkaya di dunia versi Forbes itu kini menarik biaya bagi akun yang ingin mendapatkan centang biru (terverifikasi).

Biaya ini masuk ke dalam paket Twitter Blue, yakni Twitter versi berbayar yang memiliki lebih banyak fitur premium. Jadi, pengguna yang ingin mendapat centang biru di akunnya harus berlangganan Twitter Blue senilai 7.99dollar AS (sekitar Rp 125.000) per bulannya terlebih dahulu.

Pengumuman ini mulai disebar untuk pengguna Twitter di platform iOS.

“Mulai hari ini, kami menambahkan fitur baru di Twitter Blue dan akan bertambah seiring berjalannya waktu," tulis Twitter dalam keterangan di toko aplikasi Apple App Store bagi pengguna di wilayah Amerkia Sarikat (AS), dikutip KompasTekno dari New York Post, Senin (7/11/2022).

Menurut Direktur Manajemen Produk Twitter, Esther Crawford, centang biru berbayar di paket Twitter Blue masih tahap uji coba. Dia mengatakan peluncuran Twitter Blue "versi baru" akan dikebut, tanpa memberikan rincian tanggalnya.

“(Twitter) Blue yang baru belum diluncurkan, peluncurannya terus dikebut namun beberapa orang mungkin sudah melihat pembaruan karena kami (sedang) menguji dan mendorong peluncuran (fitur) secara real-time,” jelas Crawford.

Apabila sudah resmi, maka akun centang biru di Twitter bukan saja semakin "elit", tapi juga semakin komersial.

Baca juga: Twitter Mulai Pungut Biaya Rp 125.000 Per Bulan dari Akun Centang Biru

Membentuk dewan moderasi konten

Musk juga disebut akan membentuk dewan moderasi konten. Dewan tersebut akan memegang peran utama dari keputusan terkait kebijakan sensor dan pemulihan akun, sebagaimana dirangkum dari PCMag.

Dalam twitnya, Musk mengatakan dewan moderasi konten akan memiliki sudut pandang yang beragam.

"Tidak ada putusan konten atau pemulihan akun yang terjadi sebelum dewan sidang," kata Musk melalui akun Twitter pribadi berhandle @elonmusk.

Musk disebut sudah lama berangan-angan untuk mengatur moderasi konten di Twitter dan memprioritaskan kebebasan berbicara. Hal itu, konon mencakup pemulihan akun yang diblokir secara permanen, termasuk milik mantan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump.

Gambar yang dirilis pada Jumat pekan ini, 8 Januari 2021 menunjukkan akun Twitter Presiden Donald Trump yang ditangguhkan. Pada hari Jumat, perusahaan media sosial secara permanen menangguhkan Trump dari platformnya, dengan alasan risiko hasutan kekerasan lebih lanjut.AP Gambar yang dirilis pada Jumat pekan ini, 8 Januari 2021 menunjukkan akun Twitter Presiden Donald Trump yang ditangguhkan. Pada hari Jumat, perusahaan media sosial secara permanen menangguhkan Trump dari platformnya, dengan alasan risiko hasutan kekerasan lebih lanjut.

Baca juga: Elon Musk Mau Cabut Blokir Akun Twitter Donald Trump

"Saya kira kami ingin, namun sangat enggan untuk menghapus sesuatu. (Kami) hanya sangat berhati-hati tentang blokir permanen. Anda tahu, batas waktu akan lebih baik dibanding blokir permanen."

Akan tetapi, akan ada beberapa hal yang tetap diatur. Selengkapnya bisa dibaca di artikel berikut.

Baca juga: Hari Pertama Elon Musk Pimpin Twitter, Pecat CEO hingga Bikin Aturan Konten

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com