Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengintip Proses Perakitan Smartphone Nokia di Batam

Kompas.com - 09/11/2022, 10:30 WIB
Caroline Saskia,
Yudha Pratomo

Tim Redaksi

BATAM, KOMPAS.com - HMD Global, selaku pemegang lisensi smartphone Nokia, mengajak sejumlah awak media untuk melihat proses produksi dan perakitan ponsel pintarnya di pabrik milik PT Sat Nusapersada Tbk, Batam, Selasa (8/11/2022).

HMD Global sendiri sudah bekerja sama dengan PT Sat Nusapersada sejak 2017 lalu. Kerja sama tersebut dilakukan guna memenuhi kebijakan Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) di Indonesia.

HMD Global kini tengah menyiapkan dua smartphone baru yang akan meluncur di Indonesia yakni Nokia C21 Plus dan Nokia C31. Keduanya dirakit di pabrik milik PT Sat Nusapersada, dan diklaim sebagai ponsel 100 persen rakitan Indonesia.

Selama acara kunjungan, pihak HMD Global dan PT Sat Nusapersada mengungkapkan bahwa proses perakitan smartphone Nokia terbagi ke dalam beberapa tahap.

Pabrik milik PT Sat Nusapersada ini memiliki 5 line produksi untuk ponsel Nokia dan bisa memproduksi 150.000 unit ponsel Nokia per bulan.

Tahapan pertama yang dimulai dari proses perakitan, adalah pemasangan komponen ke Printed Circuit Board (PCB). Mulai dari sub-board yang berisikan speaker, colokan audio, hingga charger. Lalu, mainboard akan diisi komponen lain, salah satunya sensor ponsel.

(Kiri-kanan) Head of Merchandise & Planning, Erajaya Digital Stanley Widjaja, VP HMD Global, APAC Ravi Kunwar, dan Direktur Operasional PT Sat Nusapersada Tbk Bidin Yusuf sedang memegang empat Printed Circuit Board (PCB) yang masih tergabung di dalam satu panel, sebelum dipotong dan dipisah, Selasa (8/11/2022)Dok. HMD Global (Kiri-kanan) Head of Merchandise & Planning, Erajaya Digital Stanley Widjaja, VP HMD Global, APAC Ravi Kunwar, dan Direktur Operasional PT Sat Nusapersada Tbk Bidin Yusuf sedang memegang empat Printed Circuit Board (PCB) yang masih tergabung di dalam satu panel, sebelum dipotong dan dipisah, Selasa (8/11/2022)
Stanly R. Joseph, Manager PR PT Sat Nusapersada Tbk, mengungkapkan bahwa selama proses perakitan dilakukan dengan ketelitian tingkat tinggi dan pengecekan berulang.

Misalnya, saat PCB sudah terisi dengan komponen, mesin yang mengandalkan kecerdasan buatan (AI) akan melakukan pengecekan melalui image comparing.

Tujuannya untuk mengidentifikasi apakah komponen yang terpasang sudah tepat dan sesuai.

"Pengecekan komponan nantinya akan dillakukan melalui image compare yang menggunakan kecerdasan buatan (AI) yang bernama Pre-Auto Optical Inspection (AOI)," ujar Stanly kepada KompasTekno saat mengajak awak media berkeliling di pabrik, Selasa (8/11/2022).

Tiap lantai punya tugas yang berbeda

Beralih ke lantai dua, komponen yang sudah tertanam di PCB akan dipanaskan agar dapat "melekat" di papan PCB.

Setelah itu, papan tersebut bakal dicek ulang dengan metode yang sama, yaitu image comparing menggunakan kecerdasan buatan yang disebut dengan istilah Post-AOI.

Setelah melakukan rangkaian pengecekan, prosesor dan komponen yang sudah siap, akan dibenamkan ke setiap ponsek Nokia, untuk dilanjutkan ke tahap uji ketahan perangkat.

HMD Global melakukan uji ketahanan ponsel Nokia yang dirakit di pabrik milik PT Sat Nusapersada, Batam, dengan cara dijatuhkan dan diguncangkan pada ketinggian 50 cm hingga 1 meter selama 100 kali.Dok. HMD Global HMD Global melakukan uji ketahanan ponsel Nokia yang dirakit di pabrik milik PT Sat Nusapersada, Batam, dengan cara dijatuhkan dan diguncangkan pada ketinggian 50 cm hingga 1 meter selama 100 kali.
"Pengujian perangkat nantinya menyesuaikan perangkat. Semakin high-end ponselnya, pengujiannya semakin banyak, sebaliknya dengan ponsel low-end. Hal ini dikarenakan menyesuaian spesifikasi dari HP itu sendiri," ungkap Stanly.

Pengujian yang dilakukan jugq beragam, mulai dari mengetes colokan charger dengan memasang dan mencabut kabel charger, memencet tombol daya dan pengaturan suara, tes debu menggunakan tepung, uji ketahanan air dari IP1 sampai IP6, ketahahan panas dari -40 hingga 70 derajat Celsius.

Uji ketahanan tersebut tidak dilakukan ke semua ponsel yang diproduksi, melainkan hanya beberapa ponsel saja.

"Uji ketahanan perangkat ini dilakukan agar kami dapat menghasilkan ponsel yang punya daya tahan kuat dan awet untuk digunakan," papar Stanley.

Proses perakitan ponsel Nokia di pabrik milik PT Sat Nusapersada, Batam, dimulai dari pemasangan komponen ke dalam perangkat, pengujian kamera depan dan belakang, fitur, warna layar, memasukkan sistem operasi (OS), hingga packaging smartphone.Dok. HMD Global Proses perakitan ponsel Nokia di pabrik milik PT Sat Nusapersada, Batam, dimulai dari pemasangan komponen ke dalam perangkat, pengujian kamera depan dan belakang, fitur, warna layar, memasukkan sistem operasi (OS), hingga packaging smartphone.

Secara keseluruhan, proses pembuatan unit dapat dilakukan sebanyak 150.000 unit ponsel per bulannya.

Namun, dikarenakan Sat Nusapersada juga bekerja sama dengan sejumlaj vendor smartphone lainnya, seperti Asus, Xiaomi, dan sebagainya, Stanley mengatakan jumlah unit ponsel yang diproduksi bisa nyaris mencapai 3 juga per unit.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com