Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saham Induk Facebook Malah Naik Setelah Pengumuman PHK 11.000 Karyawan

Kompas.com - 10/11/2022, 17:01 WIB
Galuh Putri Riyanto,
Yudha Pratomo

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Meta Platforms Inc. mengumumkan pemutusan hubungan kerja (PHK) massal terhadap setidaknya 11.000 karyawan Meta, pada Rabu (9/11/2022) pagi waktu Amerika Serikat.

Langkah PHK massal tersebut tampaknya direspons postif oleh investor. Hal ini ditandai dengan harga saham Meta yang malah naik 7,5 persen ke level 103,72 dollar AS (sekitar Rp 1,62 juta) per lembar pada Rabu siang waktu setempat atau beberapa jam setelah penyumuman PHK massal Meta.

Bahkan harga saham Meta sempat diperdagangkan di angka 104,4 dollar AS (sekitar Rp 1,63 juta). Saat berita ini ditulis, harga saham Meta diperdagangkan di level 101,47 dollar AS (sekitar Rp 1,59 juta).

Angka itu tetap lebih tinggi dibandingkan dengan harga saham Meta dalam 5 hari terakhir yang selalu diperdagangkan di bawah level 100 dollar AS, tepatnya di kisaran level 90-96 dollar AS (sekitar Rp 1,41-1,5 juta).

Baca juga: Mark Zuckerberg Umumkan Sendiri Pemecatan 11.000 Karyawan Induk Facebook

Secara umum, sepanjang tahun ini, saham Meta memang sedang anjlok 71 persen. Sebagai gambaran, awal tahun 2022, saham Meta masih diperdagangkan di level 338,54 dollar AS (kira-kira Rp 5,3 juta) per lembar.

Anjloknya saham Meta sepanjang tahun ini ditengarai karena kenaikan suku bunga dan meningkatnya kekhawatiran resesi sehingga menyebabkan investor mulai berhemat dalam belanja iklan digital, sebagaimana dihimpun KompasTekno dari Business Insider, Kamis (10/11/2022).

Tangkapan layar pergerakan harga saham Meta selama 5 hari terakhir. Pada Rabu (9/11/2022) waktu AS, saham Meta merangkak naik pasca-pengumuman PHK massal 11.000 karyawan.Google Finance Tangkapan layar pergerakan harga saham Meta selama 5 hari terakhir. Pada Rabu (9/11/2022) waktu AS, saham Meta merangkak naik pasca-pengumuman PHK massal 11.000 karyawan.
Pendapatan turun, Meta merugi

Berbicara sedikit soal bisnis Meta, pada kuartal ketiga (Juli-September) 2022 ini, perusahaan induk Facebook, WhatsApp, dan Instagram membukukan pendapatan sebesar 27,71 miliar dollar AS (kira-kira Rp 430,1 triliun).

Angka ini lebih kecil 4,5 persen dibanding pendapatan Meta pada periode kuartal III-2021.

Di sisi lain, keuntungan bersih Meta lebih memprihatinkan. Laba bersih Meta menguap setengahnya bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.

Pada kuartal III-2022, Meta meraup laba bersih (net income) 4,395 miliar dollar AS (kira-kira Rp 68,2 triliun), turun drastis dari 9,194 miliar dollar AS (sekitar Rp 142,7 triliun) pada kuartal III-2021.

Sebagaimana diwartakan sebelumnya, pendapatan dan laba bersih ini sebagian besar diyakini disebabkan oleh investasi besar-besaran Meta di metaverse.

Baca juga: Kesalahan Besar Mark Zuckerberg yang Berujung PHK Massal

Sebab, bukannya untung, divisi virtual reality Meta, Reality Labs justru dilaporkan merugi 3,672 miliar (sekitar Rp 57 triliun) pada kuartal III-2022 ini.

Reality Labs juga merugi 2,96 miliar dollar AS (sekitar Rp 42,8 triliun) pada periode tiga bulan pertama di 2022 (Januari-Maret).

Kerugian dari bisnis metaverse pada kuartal I-2022 ini meningkat dibandingkan dengan periode kuartal I-2021, yang berkisar di angka 1,82 miliar dollar AS (sekitar Rp 26,3 triliun).

Meski masih merugi, CEO Meta Mark Zuckerberg justru menyebut tahun 2023 akan menjadi tahun yang "seru" bagi Reality Labs.

Seretnya kondisi keuangan membuat Meta mau tidak mau mengetatkan penggunaan modal agar lebih efisien.

Caranya, Meta mengalihkannya penggunaan modal ke sektor prioritas seperti iklan dan platform bisnis Meta, kecerdasan buatan (AI), serta ambisi jangka panjang Meta untuk membangun metaverse.

Baca juga: Isi Pesan Mark Zuckerberg Saat Umumkan PHK 11.000 Karyawan Induk Facebook

Pengetatan modal termasuk melakukan pemangkasan anggaran operasional dan tunjangan, serta restrukturasi tim. Namun, strategi ini belum cukup melihat lesunya pendapatan Meta. Sehingga, mau tak mau, Zuck dengan terpaksa harus melakukan PHK massal.

Dalam pesan pengumuman PHK yang ditulisnya sendiri, Zuckerberg mengakui bahwa ia salah salah strategi dalam menghadapi perubahan di tengah pandemi Covid-19. Sehingga berujung pada PHK massal hingga berdampak pada 13 persen atau lebih dari 11.000 karyawan Meta.

"Saya keliru dan saya bertanggung jawab akan hal itu," tulis Zuckerberg.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com