Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Ignatius B Prasetyo
Engineer

Engineer

kolom

"Ware Tada Taru Wo Shiru" sebagai Pedoman Pertahanan Tsunami Informasi

Kompas.com - 13/11/2022, 10:58 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

ELON Musk menjadi pembicaraan hangat akhir-akhir ini setelah dia menggelontor dana 44 biliun dollar AS (sekitar Rp 680 triliun) untuk membeli Twitter.

Misalnya, netizen sempat heboh ketika Elon memutuskan memangkas setengah dari jumlah karyawan Twitter.

Terbaru, bos perusahaan luar angkasa SpaceX ini mengharuskan karyawan datang ke kantor, meskipun saat ini kebanyakan perusahaan membolehkan pegawai bekerja dari rumah.

Kebijakan label warna centang pada Twitter juga berubah. Pengguna sekarang dapat membeli centang biru dengan harga sekitar 8 dollar AS Rp 125.000.

Sementara akun resmi, misalnya, kepunyaan pemerintah, pejabat, eksekutif dan lain-lain yang dulunya berwana biru akan berubah menjadi warna abu-abu.

Kita tahu Twitter digemari dan orang menggunakannya untuk menyebarkan berita atau pendapat singkat dan padat.

Keterbatasan jumlah 280 karakter (sekitar 15 - 20 kata) sekali posting membuat pengguna Twitter harus berpikir dan menyeleksi kata apa yang hendak dicuitkan.

Dengan pembatasan dan seleksi kata, maka pembaca (follower maupun bukan) bisa lebih fokus, sekaligus memudahkan mereka untuk memahami isi cuitan.

Sesuatu yang terbatas memang mempunyai nilai lebih. Terutama jika keterbatasan ini ada nilai tambah, misalnya keindahan.

Contohnya salah satu jenis sastra Jepang, yaitu tanka. Susunan tanka mempunyai peraturan, yaitu 5 baris dengan pola 5-7-5-7-7. Ini pola jumlah huruf bahasa Jepang, di mana satu huruf biasanya hiragana, kalau dituliskan dengan huruf romawi terdiri dari satu atau dua huruf.

Saya tidak tahu apakah Twitter terinspirasi tanka, sehingga mereka juga menerapkan pembatasan jumlah karakter cuitan.

Keterbatasan jumlah total 31 huruf inilah yang menjadikan barisan kata-kata pada tanka mempunyai makna indah.

Sayangnya, sekarang keterbatasan adalah hal langka, terutama di dunia internet. Saat ini, semua boleh dikatakan serba berlebihan.

Keterbatasan 280 karakter pada Twitter sekarang sudah tidak ada lagi maknanya. Kita dapat lihat dan baca terkadang orang mencuit tulisan bersambung yang panjang beberapa kali di Twitter. Saling sahut (bahasa ekstremnya, twitwar) kerap terjadi, menggunakan kata "berjilid-jilid".

Belum lagi kita berbicara tentang banyaknya informasi di dunia maya. Mengapa banyak?

Salah satu alasannya, pada zaman kiwari selain media portal baik bonafide maupun abal-abal, berbagai aplikasi media sosial seperti Meta, Instagram, Youtube, aplikasi percakapan seperti Line dan Whatsapp sering juga menjadi media untuk menyebarkan informasi.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com