Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Elon Musk Bilang Twitter di Indonesia Lambat Dibuka, apalagi di Android

Kompas.com - Diperbarui 17/11/2022, 13:24 WIB
Bill Clinten,
Reza Wahyudi

Tim Redaksi

Sumber Twitter

KOMPAS.com - Belakangan ini, beberapa pengguna Twitter di Indonesia mengeluh bahwa media sosial tersebut lemot atau lambat dibuka.

Berbagai keluhan tersebut bisa dibaca melalui hasil pencarian Twitter dengan kata kunci "Twitter lambat", "Twitter lemot", dan sejenisnya.

Dari hasil pencarian tersebut, bisa dilihat bahwa mayoritas pengguna mengatakan bahwa lini masa (timeline) Twitter mereka membutuhkan waktu yang cukup lama untuk dimuat.

Selain itu, tak sedikit pula dari mereka yang mengaku bahwa foto atau video di Twitter cenderung membutuhkan waktu yang cukup lama untuk dibuka.

Nah, keluhan-keluhan ini ternyata bukan karena internet pengguna tidak bagus, melainkan memang sistem Twitter yang lambat.

Hal ini disampaikan pemilik baru Twitter yang juga merupakan CEO Tesla dan SpaceX, Elon Musk. Dalam sebuah twit melalui handle @elonmusk, ia mengatakan bahwa Twitter memang sedang lemot di sejumlah negara, termasuk Indonesia.

"Twitter sangat lambat di India, Indonesia, dan banyak negara lainnya. Ini adalah fakta, bukan 'klaim'," tulis Musk, dikutip KompasTekno dari Twitter.com, Kamis (17/11/2022).

Musk menambahkan bahwa di negara-negara tersebut, pengguna biasanya membutuhkan waktu sekitar 10-15 detik supaya kegiatan pemuatan ulang (refresh) timeline Twitter berjalan dengan lancar.

"Bahkan bisa lebih lama, terutama di ponsel Android. Namun, hal itu bergantung kembali dengan hal-hal lain seperti bandwidth atau latency internet, hingga aplikasi Twitter itu sendiri," imbuh Musk.

Baca juga: Elon Musk: Twitter Bisa Bangkrut Tahun Depan

Penyebab Twitter lambat diakses

Pernyataan Musk tadi sebenarnya berawal dari keluhan mantan Chief Technology Officer (CTO), Mike Schroepfer (@schrep) yang mengeklaim dalam sebuah twit bahwa Twitter di India lemot dan membutuhkan waktu sekitar 20 detik untuk dibuka. 

Padahal di Amerika Serikat, hal tersebut hanya membutuhkan waktu sekitar 2 detik.

Berdasarkan penuturan Musk, Twitter lambat karena saat ini banyak layanan yang harus dijalankan di server Twitter. Layanan-layanan tersebut perlu diproses supaya konten-konten baru di lini masa Twitter nantinya bisa dilihat pengguna.

"Ada sekitar 1.200 layanan 'microservices' yang ada di dalam server, di mana 40 di antaranya terbilang sangat penting dijalankan supaya Twitter berfungsi sebagaimana mestinya," jelas Musk.

"Memangkas angka 1.200 tersebut, serta mengurangi data yang diproses Twitter dan melakukan proses penyederhanaan lainnya, tentunya dibutuhkan untuk meningkatkan kecepatan Twitter," tambah dia.

Baca juga: Drama Twitter Setelah Elon Musk Berkuasa, PHK Massal hingga Makin Cari Cuan

Adapun pemrosesan layanan di dalam server ini, lanjut Musk, memang sedang mengalami masalah karena komunikasi di dalam server sedang buruk, terutama di negara-negara yang disebutkan Musk di atas, boleh jadi termasuk di Indonesia.

Sebelum twit Schroepfer tadi, Musk juga sempat meminta maaf kepada para pengguna Twitter, lantaran media sosial tersebut memang sedang lambat dibuka untuk saat ini di banyak negara.

Hal ini disebabkan oleh layanan-layanan yang perlu diproses di dalam server Twitter tadi.

"Saya ingin meminta maaf karena Twitter menjadi sangat lemot di banyak negara di seluruh dunia. Aplikasi tersebut kini memproses lebih dari 1.000 layanan hanya untuk sekadar me-refresh timeline," ungkap Musk.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Twitter


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com