Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Teknologi di Piala Dunia 2022 Qatar yang Berbeda dari Gelaran Sebelumnya

Kompas.com - Diperbarui 29/11/2022, 14:38 WIB
Wahyunanda Kusuma Pertiwi

Penulis

KOMPAS.com - Piala Dunia 2022 Qatar resmi dibuka mulai Minggu, 20 November 2022 di Stadion Al Bayt di Al-Khor. Demi menggelar kompetisi sepak bola akbar ini, Pemerintah Qatar menyiapkan delapan stadion yang akan digunakan sebagai arena pertandingan.

Namun, bukan cuma stadion yang disiapkan Pemerintah Qatar untuk menghelat Piala Dunia 2022. Qatar juga mengandalkan beberapa teknologi untuk mendukung Piala Dunia 2022.

Beberapa teknologi kemungkinan baru diaplikasikan di Piala Dunia tahun ini, meskipun ada  yang sudah pernah digunakan di ajang sepak bola lainnya.

Berikut lima teknologi yang digunakan di Piala Dunia 2022 Qatar, sebagaimana dirangkum KompasTekno dari Gizmodo, Sabtu (26/11/2022).

Baca juga: Cara Nonton Piala Dunia 2022 Resmi di HP dan Laptop dengan Mudah

Teknologi di dalam bola Al-Rihla

Adidas pada Rabu (30/3/2022) resmi meluncurkan Al-Rihla yang merupakan bola resmi untuk pertandingan Piala Dunia FIFA Qatar 2022. Dok. Adidas Adidas pada Rabu (30/3/2022) resmi meluncurkan Al-Rihla yang merupakan bola resmi untuk pertandingan Piala Dunia FIFA Qatar 2022.

Piala Dunia 2022 Qatar menggunakan bola resmi bernama Al-Rihla, yang diluncurkan oleh Adidas pada awal tahun 2022. Melansir laman resmi Adidas, Al Rihla menggunakan teknologi baru "connected ball" yang dikembangkan Adidas.

Teknologi ini disebut bisa mendukung kinerja sistem VAR (video assistant referee/asisten wasit video) dengan memberikan akurasi data, seperti dampak dan pergerakan setiap tendangan dan sundulan di lapangan.

Dari luar, Al Rihla tampak biasa saja seperti bola sepak pada umumnya. Namun, di dalamnya tertanam sensor gerak bernama Adidas Suspension System yang ditenagai oleh baterai yang bisa diisi ulang.

Sensor ini disebut mengirimkan data 500 kali per detik. Sensor gerak tersebut mengirimkan data ke Video Match Officials FIFA yang nantinya akan meninjau data secara langsung untuk menentukan keputusan offside.

Teknologi ini juga membantu menyelesaikan perselisihan akibat sentuhan yang diperdebatkan, seperti handsball. Meskipun dibekali teknologi baru, Al Rihla disebut tidak akan mempengaruhi performa bola.

Teknologi offside semi-otomatis

Salah satu keputusan yang kerap menjadi kontroversi di sepak bola adalah offside. Untuk itu, di Piala Dunia 2022 Qatar kali ini menggunakan teknologi yang bisa membantu keputusan offside lebih akurat, yakni teknologi offside semi-otomatis/semi-automated offside technology.

Teknologi ini menggunakan 12 kamera yang terpasang di bawah atap stadion untuk melacak pergerakan bola. Teknologi ini juga melacak 29 titik tubuh pemain.

Seperti diketahui, seorang pemain dikatakan offside apabila mereka lebih dekat ke gawang dibanding bola dan pemain belakang lawan, ketika umpan diberikan oleh rekan tim. FIFA mengatakan, titik data tersebut akan diukur hingga 50 kali per detik.

"Dengan menggabungkan data pelacakan tungkai pemain dan bola, serta menyematkan kecerdasan buatan, teknologi ini akan memberikan peringatan offside otomatis kepada perangkat pertandingan yang ada di ruangan operasional video, setiap kali bola diterima oleh penyerang yang ada di dalam posisi offside di lapangan," tulis FIFA dalam blog resminya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal Rilis Game terbaru Hoyoverse Bocor di App Store

Tanggal Rilis Game terbaru Hoyoverse Bocor di App Store

Game
Revisi UU Penyiaran, KPI Bisa Awasi Konten Netflix dan Layanan Sejenis

Revisi UU Penyiaran, KPI Bisa Awasi Konten Netflix dan Layanan Sejenis

e-Business
Revisi UU Penyiaran Digodok, Platform Digital Akan Diawasi KPI

Revisi UU Penyiaran Digodok, Platform Digital Akan Diawasi KPI

Internet
Arti Kata NT, Bahasa Gaul yang Sering Dipakai di Medsos dan Game

Arti Kata NT, Bahasa Gaul yang Sering Dipakai di Medsos dan Game

Internet
Profil Lee Jae-Yong, Bos Besar Samsung yang Jadi Orang Terkaya di Korea Selatan

Profil Lee Jae-Yong, Bos Besar Samsung yang Jadi Orang Terkaya di Korea Selatan

e-Business
Tablet Samsung Galaxy Tab S6 Lite 2024 Resmi di Indonesia, Ini Harganya

Tablet Samsung Galaxy Tab S6 Lite 2024 Resmi di Indonesia, Ini Harganya

Gadget
WhatsApp Dituduh Bocorkan Informasi Warga Palestina ke Israel, Ini Faktanya

WhatsApp Dituduh Bocorkan Informasi Warga Palestina ke Israel, Ini Faktanya

Internet
Cara Mengaktifkan eSIM Telkomsel di HP Android dan iPhone

Cara Mengaktifkan eSIM Telkomsel di HP Android dan iPhone

e-Business
Razer Perkenalkan Kishi Ultra, Controller Game dengan 'Sensa HD Haptics'

Razer Perkenalkan Kishi Ultra, Controller Game dengan "Sensa HD Haptics"

Gadget
10 Cara Menghilangkan Iklan di HP Tanpa Aplikasi Tambahan, Mudah dan Praktis

10 Cara Menghilangkan Iklan di HP Tanpa Aplikasi Tambahan, Mudah dan Praktis

Gadget
Rawan Rusak, Aksesori FineWoven iPhone dan Apple Watch Dihentikan?

Rawan Rusak, Aksesori FineWoven iPhone dan Apple Watch Dihentikan?

Gadget
Fitur Penerjemah Kalimat Instan Pakai  'Circle to Search' Sudah Bisa Dicoba di Indonesia

Fitur Penerjemah Kalimat Instan Pakai "Circle to Search" Sudah Bisa Dicoba di Indonesia

Software
Triwulan I-2024, Transaksi Judi Online di Indonesia Tembus Rp 100 Triliun

Triwulan I-2024, Transaksi Judi Online di Indonesia Tembus Rp 100 Triliun

e-Business
Polres Jakarta Selatan Tangkap Mantan Atlet E-sports Terkait Kasus Narkoba

Polres Jakarta Selatan Tangkap Mantan Atlet E-sports Terkait Kasus Narkoba

Game
Microsoft Rilis Phi-3 Mini, Model Bahasa AI Kecil untuk Smartphone

Microsoft Rilis Phi-3 Mini, Model Bahasa AI Kecil untuk Smartphone

Software
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com