KOMPAS.com - Teknologi Short Mesage Service (SMS) atau pesan singkat ternyata sudah eksis di dunia selama 30 tahun. Teknologi ini pertama kali hadir pada 3 Desember 1992.
Saat itu, teknologi SMS masih diuji coba dan isi SMS pertama yang sukses dikirim ke ponsel yaitu "Merry Christmas" atau ucapan "Selamat Natal".
Kala itu, SMS tersebut dikirimkan Neil Papworth melalui komputer untuk salah satu atasannya, Richard Jarvis yang sedang menghadiri pesta Natal. Ponsel yang digunakan oleh bos Papworth adalah Orbitel 901, yaitu ponsel yang dirilis pada tahun 1992 dengan bobot 2,1 kilogram.
Sejak saat itu, teknologi SMS terus dikembangkan meskipun belum dikenal luas. Baru pada tahun 1993 layanan SMS dirilis untuk ponsel.
Perkembangan SMS sendiri cenderung lambat. Pasalnya, meski dirilis pada 1993, popularitas SMS baru naik signifikan saat ponsel mengalami masa jayanya, yaitu sekitar awal tahun 2000-an.
Baca juga: Google Minta Apple Tinggalkan Teknologi SMS-MMS
Saat ini, layanan SMS sudah begitu jarang digunakan meskipun masih ada beberapa layanan yang masih menggunakan SMS, seperti untuk OTP (one time password).
Sebagai gambaran, menurut catatan firma riset Statista, pada tahun 2012, 150 miliar SMS dikirimkan di Inggris. Angka itu turun menjadi 40 miliar pada tahun 2021, ketika aplikasi pesan instan makin populer.
Pada tahun yang sama, jumlah pesan WhatsApp yang dikirimkan ke seluruh dunia mencapai 100 miliar setiap harinya.
Alih-alih berkirim pesan, SMS kini lebih banyak digunakan oleh perusahaan untuk mengatur pengingat janji temu atau sebagai bentuk otentikasi masuk.
Selain karena dukungan teknologinya yang sudah lawas, keamanan SMS juga dianggap kurang aman karena tidak didukung enkripsi end-to-end.
Meski SMS pertama baru dikirim pada 3 Desember 1992, fondasi teknologi SMS sebenarnya sudah dikembangkan sejak tahun 1984 oleh insinyur Jerman Friedhelm Hillebrand dan rekannya dari Perancis bernama Bernard Ghillebaert.
Keduanya mengembangkan sistem yang memungkinkan pesan tertulis dapat dipertukarkan melalui jaringan telepon dengan memanfaatkan bandwith yang tidak terpakai. Sistem ini didasarkan pada standar GSM (Global System for Mobile Communications).
Pada awal penelitian, Hillebrand dan Ghillebaert menemukan bahwa panjang pesan perlu dibatasi hingga 128 byte agar sesuai dengan format sinyal yang ada. Batasan ini kemudian ditingkatkan menjadi 160 karakter, dihimpun KompasTekno dari BBC, Senin (5/12/2022).
Hillebrand berargumen, berdasarkan analisisnya terhadap kartu pos dan pesan Telex, bahwa 160 karakter cukup untuk mengungkapkan sebagian besar pesan secara ringkas.
Baca juga: Hati-hati Terima SMS Berisi Link Lacak Paket
Saat itu, SMS hanya bisa mendukung teks saja. Adapun ponsel yang berkembang pada saat yang sama hanya dilengkapi keypad numerik T9. Jadi, untuk mengetik SMS, pengguna perlu menekan setiap tombol beberapa kali untuk menggunakan huruf tertentu.
Konsep ini juga akhirnya memunculkan tren singkatan hingga slang.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.