Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Elon Musk Bakal Mundur sebagai CEO Twitter dengan Syarat Menemukan "Orang Bodoh"

Kompas.com - 22/12/2022, 15:37 WIB
Wahyunanda Kusuma Pertiwi

Penulis

KOMPAS.com - Setelah sah membeli Twitter, banyak kebijakan baru Elon Musk yang memicu kontroversi. Bahkan, banyak orang yang menginginkannya mundur dari jabatan CEO Twitter.

Buktinya, dalam polling yang dibuat Musk sendiri beberapa waktu lalu, ketika dia bertanya apakah dia harus mundur sebagai CEO Twitter, 57,5 persen dari total 17,5 juta responden mengaku setuju.

Hanya 42,5 persen responden saja yang memilih opsi "tidak setuju" Musk mundur sebagai CEO Twitter. Elon Musk tidak menanggapi hasil polling itu selama beberapa hari, hingga akhirnya, dia buka suara baru-baru ini.

Dalam sebuah twit, dia mengatakan siap mundur dari jabatan CEO Twitter, namun dengan sebuah syarat. Elon Musk bakal mundur sebagai CEO Twitter dengan syarat apabila dia menemukan orang yang "cukup bodoh" untuk memegang jabatan itu.

"Saya akan mundur sebagai CEO Twitter segera setelah saya menemukan seseorang yang cukup bodoh untuk menduduki posisi itu. Kemudian, saya hanya akan berkutat di tim software dan server," kata Elon Musk.

Baca juga: Elon Musk Cari Orang Bodoh yang Mau Jadi CEO Twitter

Dia tidak menjelaskan apa maksud "cukup bodoh" dalam twitnya. Apakah itu terkait dengan kompetensi atau kiasan yang dimaksudkan untuk mencari orang yang cukup tangguh dan berani, yang bersedia mengendalikan platform sebesar Twitter.

Seperti diketahui, Musk memang kerap melempar perumpamaan atau aksi yang menimbulkan tanda tanya. Misalnya saja saat dia membawa wastafel ke kantor pusat Twitter di hari pertama sah membeli perusahaan tersebut.

Video dirinya membawa wastafel kemudian diunggah di akun pribadinya dengan takarir (caption) "let that snik in!" (mari tenggelamkan!), yang kala itu menimbulkan multi makna bagi banyak orang.

Kini, orang-orang mulai memahami arti video tersebut. Mungkin saja, wastafel itu berarti aksi "bersih-bersih" yang merujuk pada pemutusan hubungan kerja (PHK) besar-besaran yang dilakukan bertubi-tubi oleh Twitter, sejak kepemimpinan Elon Musk.

Bisa juga merujuk pada perombakan sejumlah produk Twitter saat ini, sejak dikendalikan Musk.

Dinilai tidak serius lepas Twitter

Musk dinilai tidak seserius itu melepas jabatan CEO Twitter. Sebagai pemilik perusahaan, kemungkinan Musk ingin memegang kendali platform Twitter sepenuhnya.

Seperti yang disebutkan dalam twitnya, dia bakal tetap memimpin tim perangkat lunak dan server Twitter. Hal itu mengindikasikan bahwa Musk masih akan memiliki kendali langsung untuk produk Twitter.

Sebab, inti perusahaan Twitter sendiri tak lain adalah divisi software dan server. Itu artinya, meskipun dia nantinya melepas jabatan CEO ke orang lain, kendali atas produk Twitter secara de facto, tetap berada di bawah tangan Elon Musk, sebagaimana dihimpun KompasTekno dari The Verge, Rabu (22/12/2022).

Baca juga: Twitter Batalkan Kebijakan yang Haramkan Link Promosi Medsos Lain

Didesak mundur investor Tesla

Sejak menjadi pemilik sah Twitter, Musk menjadi sorotan lantaran banyak kebijakan kontroversial yang dibuat. Hal itu membuat investor Tesla, perusahaan mobil listrik yang juga dipimpin Elon Musk, khawatir apabila fokus Musk beralih ke platform mikroblogging itu.

Bahkan, Musk beberapa kali menjual saham Tesla tahun ini. Sepanjang tahun 2022, Musk dilaporkan telah menjual saham Tesla nyaris 40 miliar dollar AS (Rp 624 triliun). Hal tersebut dilakukan Musk untuk membeli dan menyelamatkan bisnis Twitter.

Belum lama ini, Musk diketahui menjual 22 juta lembar saham yang bernilai sekitar 3,6 miliar dollar AS (sekitar Rp 56,1 triliun). Bulan lalu, Musk juga menjual 19,5 juta saham Tesla bernilai sekitar 3,95 miliar dollar AS (Rp 61,6 triliun). Transaksi ini tercatat dilakukan beberapa hari setelah Musk membeli Twitter.

Itu sebabnya, para investor Tesla mendesak Musk untuk mundur dari posisi CEO Twitter dan fokus lagi mengembangkan Tesla.

Baca juga: Inikah Tanda-tanda Elon Musk Mundur dari Tesla?

Salah satu investor utama Tesla, Le KoGuan menilai bahwa Musk sudah sepenuhnya fokus ke Twitter, ketimbang menjadi insinyur. Untuk itu, ia meminta Musk mencari orang lain untuk menggantikannya.

"Elon sudah berubah sepenuhnya, dari sang insinyur yang brilian menjadi raja politik. Berdasarkan asumsi tersebut, Elon harus mencari penggantinya yang disetujui oleh anggota Direksi independen (Twitter). Direksi Twitter harus membentuk komite pencarian independen untuk mencari CEO baru," kata KoGuan kepada Electrek, sebagaimana dirangkum KompasTekno.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com