Tahun 1972, Low Tuck lalu hijrah ke Indonesia dan memulai peruntungan di bidang kontraktor bangunan. Namun, kekayaannya justru bukan berasal dari bidang kontraktor, melainkan pertambangan.
Low Tuck membeli perusahaan tambang pertamanya, Bayan Resource di tahun 1997, tepat lima tahun setelah menjadi warga negara Indonesia. Dia sempat gagal menjual perusahaan itu tahun 2008.
Akan tetapi, Low Tuck justru mampu membawa Bayan Resource melantai di bursa saham untuk melakukan penawaran saham perdana (IPO). Sejak saat itu, saham Bayan Resource terus merangkak naik hingga saat ini.
Kekayaan pira berusia 74 tahun itu semakin meningkat sejak awal tahun ini. Melansir Kompas.com, di awal tahun 2022, Low Tuck tercatat memiliki kekayaan sekitar 3,7 miliar dollar AS (Rp 57,72 triliun).
Baca juga: Elon Musk Bukan Lagi Orang Terkaya di Dunia, Ini Penggantinya
Pundi-pundi kekayaannya melesat seiring kenaikan harga saham perusahaannya, PT Bayan Resource Tbk (BYAN). Per hari ini, Senin (26/12/2022), harga saham perusahaan batu bara itu berada di angka Rp 19.575 per saham.
Kenaikan hrga saham juga disebabkan oleh aksi stock split yang dilakukan perusahaan pada awal Desember. Sejak Bayan Resource melakukan stock split dengan rasio 1:10, harga saham BYAN terus menanjak.
Adapun saat ini, Low Tuck menjadi pemegang saham mayoritas BYAN. Data RTI menunjukan, Low Tuck menggengam 2,03 miliar atau setara 60,93 persen saham BYAN.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.