Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus Data Bocor di Indonesia Sepanjang 2022, dari PLN, Pertamina, hingga Aksi Bjorka

Kompas.com - 29/12/2022, 09:02 WIB
Bill Clinten,
Yudha Pratomo

Tim Redaksi

VP Corporate Communication PT Telkom Indonesia, Pujo Pramono, ketika itu mengatakan bahwa pihaknya melakukan koordinasi internal untuk memastikan validitas data yang diduga bocor.

Pujo juga mengeklaim bahwa pihaknya tak pernah mengambil keuntungan komersial, terlebih memperjualbelikan data pribadi pelanggan.

Baca juga: Fakta Kebocoran Data Pelanggan Indihome, sedang Diinvestigasi hingga Kominfo Panggil Manajemen Telkom

3. Data registrasi kartu SIM Prabayar (31 Agustus 2022)

Bjorka kembali beraksi pada 31 Agustus 2022. Melalui sebuah unggahan di forum online Breached Forums, ia membagikan sampel data dan menjual sekitar 1,3 miliar data registrasi kartu SIM prabayar di Indonesia.

Data registrasi kartu SIM prabayar yang dijual Bjorka ini meliputi nomor HP, NIK (Nomor Induk Kependudukan) pelanggan, informasi operator seluler yang dipakai, serta tanggal registrasi kartu SIM.

Menurut Bjorka, data registrasi kartu SIM prabayar yang ia miliki berukuran 18 GB (Compressed) atau 87 GB (Uncompressed), dan dijual dengan harga 50.000 dollar AS (sekitar Rp 743 juta).

Adapun sejumlah data registrasi kartu SIM prabayar ini, menurut peneliti keamanan siber independen Afif, disebut valid dan benar milik seorang pengguna.

Baca juga: Serangan Siber Bjorka dan Kebocoran Data, Tanggung Jawab Siapa?

4. Kebocoran data KPU (6 September 2022)

Ilustrasi anggota Breached Forums dengan username Bjorka yang menjual data kependudukan 105 juta warga Indonesia. Data kependudukan ini diklaim berasal dari Komisi Pemilihan Umum (KPU).KOMPAS.com/ Galuh Putri Riyanto Ilustrasi anggota Breached Forums dengan username Bjorka yang menjual data kependudukan 105 juta warga Indonesia. Data kependudukan ini diklaim berasal dari Komisi Pemilihan Umum (KPU).
Seminggu berikutnya, Bjorka lagi-lagi menghebohkan dunia maya. Pada 6 September 2022, ia mengeklaim memiliki 105 juta data penduduk Indonesia yang kabarnya diambil dari server Komisi Pemilihan Umum (KPU).

Ratusan juta data masyarakat Indonesia tersebut dibagikan dan dilego Bjorka di Breached Forums.

Adapun data pribadi masyarakat yang tercantum dalam data dibagikan Bjorka meliputi NIK (Nomor Induk Kependudukan), nomor KK (Kartu Keluarga), nama lengkap, alamat domisili, hingga keterangan status disabilitas.

Data yang diklaim berukuran 4 GB (Compressed) ini dijual Bjorka dengan harga 5.000 dolar AS (sekitar Rp 74,4 juta).

Menurut peneliti keamanan siber Afif Hidayatullah, data ini valid dan diduga berasal dari server KPU pusat.

Dalam pernyataan kepada Kompas.com, pihak KPU membantah bahwa data yang diugngah Bjorka bersumber dari mereka. Hal ini disimpulkan setelah melakukan analisis mendalam terhadap situs-situs web KPU.

5. Data dokumen Presiden RI (10 September 2022)

Tangkapan layar dari situs Breached.to yang diduga berisi dokumen surat menyurat Presiden Joko Widodo. Salah satu dokumen yang diunggah oleh akun Bjorka itu diduga berasal dari BIN.Tangkapan layar dari Breached.to Tangkapan layar dari situs Breached.to yang diduga berisi dokumen surat menyurat Presiden Joko Widodo. Salah satu dokumen yang diunggah oleh akun Bjorka itu diduga berasal dari BIN.
Bjorka kembali beraksi. Kini giliran dokumen surat menyurat negara milik Presiden RI yang bocor dan dijual bebas di Breached Forums.

Kasus ini terjadi pada 10 September 2022 lalu. Saat itu, Bjorka diduga mengunggah sekitar 679.000 dokumen-dokumen Presiden RI periode 2018-2021 yang berukuran 40 MB (Compressed).

Untuk menunjukkan keasliannya, Bjorka mencantumkan sejumlah judul dokumen negara yang konon berasal dari server Badan Intelijen Negara (BIN) tersebut.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com