Di antaranya seperti "Permohonan Dukungan Sarana dan Prasarana", "Surat Rahasia kepada Presiden dalam amplop tertutup" hingga "Gladi Bersih dan Pelaksanaan Upacara Bendera pada Peringatan HUT ke-74 Proklamasi Kemerdekaan RI Tahun 2019".
Terkait dugaan ini, Kepala Sekterariat Presiden Heru Budi Hartono memastikan bahwa dokumen surat menyurat Presiden Joko Widodo aman dan tidak ada yang diretas.
Baca juga: Pesan Terbaru Hacker Bjorka ke Pemerintah Indonesia, Cari Saya?
Tak lama setelah menjual dokumen surat menyurat negara, Bjorka kembali melakukan aksi peretasan.
Ia membagikan data-data terkait instansi pemerintah. Bukan dokumen, kali ini ia mengumbar informasi data pribadi dari sejumlah pejabat publik di Tanah Air di sebuah grup Telegram.
Aksi yang tergolong sebagai doxing ini membocorkan data pribadi milik Johnny G Plate (Menteri Komunikasi dan Informatika RI), Puan Maharani (Ketua DPR RI), Semuel Abrijani Pangerapan (Ditjen Aptika Kominfo), hingga Erick Thohir (Menteri BUMN).
Lewat doxing pejabat Indonesia di grup Telegram tersebut, Bjorka membagikan informasi pribadi milik pejabat publik tadi meiputi nama lengkap, NIK, nomor KK (Kartu Keluarga), nomor telepon, alamat rumah, dan lain sebagainya.
Dari grup Telegram itu, KompasTekno juga mengamati datanya. Beberapa informasi yang terdapat di sana bisa dikatakan valid. Salah satunya seperti data nomor telepon para pejabat yang kerap dihubungi wartawan.
Baca juga: Bjorka: Pemerintah Dapat Info Salah dari DarkTracer
Data pengguna yang dibocorkan mencakup nama, e-mail, Nomor Induk Kependudukan (NIK), Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), nomor telepon, alamat, DOB, gender, pendapatan (Daily, Monthly, Yearly), dan lainnya.
Data-data ini tersimpan dalam dokumen CSV yang kabarnya memiliki ukuran 6 GB (Compressed) atau 30 GB (Uncompressed).
Sekretaris Perusahaan PT Pertamina Patra Niaga Irto Ginting mengatakan bahwa dugaan kebocoran data ini belum bisa dibuktikan, karena pihaknya kala itu sedang melakukan investigasi secara internal.
Baca juga: Hati-hati Jangan Tertipu Aplikasi MyPertamina Palsu, Ini Link Resminya di Play Store dan App Store
Data pengguna WhatsApp di Indonesia konon juga termasuk dalam ratusan juta data yang dijualbelikan bebas itu, tepatnya berjumlah sekitar 130.000 nomor telepon.
Selain data Indonesia, Agency123456 juga mengeklaim memiliki 32 juta nomor WhatsApp asal Amerika Serikat (AS), 45 juta pengguna asal Mesir, 35 juta asal Italia, 29 juta asal Arab Saudi, 20 juta asal Perancis, dan masih banyak lagi.
Adapun data-data ini dijual dengan harga berbeda tergantung negaranya. Tidak disebutkan berapa harga yang dipatok untuk data yang berasal dari pengguna WhatsApp Indonesia.
Data pengguna WhatsApp dari AS dijual 7.000 dollar AS (sekitar Rp 109 juta), data pengguna Inggris dijual 2.500 dollar AS (sekitar Rp 39 juta), dan Jerman 2.000 dollar AS (sekitar Rp 31,3 juta).
Menurut beberapa penelusuran yang tersebar di internet, data-data yang bocor ini valid dan memang milik seorang pengugna aktif.
Induk WhatsApp Meta membantah kebenaran informasi yang beredar di internet soal data pengguna WhatsApp yang bocor. Meski membantah, mereka mengeklaim akan tetap melakukan investigasi apakah dugaan kebocoran data ini benar atau tidak.
Baca juga: 487 Juta Data WhatsApp Diduga Bocor, Ada Data Pengguna Indonesia
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.