Jassy mengatakan, merumahkan lebih 18.000 karyawan ini menjadi langkah yang harus diambil Amazon untuk mengejar peluang jangka panjang dan bertahan di tengah ketidakpastian ekonomi global.
Bila sedikit kilas balik ke belakang, Amazon menjadi salah satu perusahaan teknologi yang mendapatkan "rezeki nomplok" saat pandemi Covid-19 merebak. Sebab, orang-orang yang berdiam di rumah berbondong-bondong beralih ke belanja online, misalnya.
Bisnis Amazon di bidang e-commerce (amazon.com), bahan makanan (Amazon Fresh), hingga komputasi awan (Amazon Cloud Services/AWS) pun ikut subur. Ketika itu, untuk memenuhi permintaan, Amazon pun menggandakan jaringan logistiknya dan merekrut ratusan ribu karyawan baru.
Namun, kini, permintaan tersebut cenderung melambat seiring dengan orang-orang yang mulai kembali beraktivitas seperti biasa.
Alhasil, Amazon juga harus mulai berhitung dan melakukan pemotongan biaya operasional hingga pengurangan pegawai, sebagaimana dihimpun KompasTekno dari The Wall Street Journal, Kamis (5/1/2023).
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.