“Dynamics Island” menjadi salah satu inovasi pada tahun 2022 yang banyak diperbincangkan. Apple menggabungkan teknologi hardware dan software-nya untuk memanfaatkan area punch hole di bagian depan layar menjadi dinamis.
Dynamic Island mampu menampilkan animasi untuk notifikasi dan aplikasi yang sedang berjalan di latar belakang (background). Misalnya, aplikasi maps, musik, timer, perekam audio, hingga aplikasi pihak ketiga.
Animasi yang ditampilkan nantinya akan disesuaikan dengan aplikasi yang sedang dibuka pengguna. Sehingga, bentuk Dynamic Island bakal bisa melebar bahkan memunculkan animasi "lingkaran" baru di samping poni.
Teknologi ray tracing mungkin sudah bukan barang baru di PC atau komputer. Namun, teknologi ini baru hadir di smartphone pada 2022.
Produsen chipset seperti MediaTek dan Qualcomm pada 2022 lalu memperkenalkan chipset terbaru mereka yang mendukung Ray Tracing. Chipset yang mendukung teknologi ini adalah Dimensity 9200 dan Snapdragon 8 Gen 2.
Ray tracing merupakan teknik rendering tiga dimensi (3D) untuk memvisualisasikan refleksi cahaya dan efek sinematis secara real time di dalam game.
Baca juga: Snapdragon 8 Gen 2 Punya Ray Tracing, Bawa Pengalaman Game AAA Laptop ke HP
Berkat teknologi ini, tampilan game, seperti pantulan cahaya matahari di bodi mobil yang mengilap, atau sinar lampu yang memantul pada lapisan kaca, bisa dibilang akan dibuat lebih memukau dan bakal terasa seperti aslinya.
Biasanya, fitur Ray Tracing dimiliki GPU untuk komputer desktop. Dengan hadirnya Ray Tracing di smartphone, gamer kini tak perlu memiliki sebuah PC untuk sekadar merasakan pengalaman yang diberikan oleh efek Ray Tracing.
Fitur tersebut dapat bekerja berkat sensor gerak giroskop 3-axis dan akselerometer G-force tinggi. Sensor tersebut diklaim dapat mengukur hingga 256 G (gravitasi) dan mampu mengambil sampel empat kali lebih cepat dari 3.000 kali perdetik.
Dukungan tersebut memungkinkan akselerometer mendeteksi momen-momen benturan yang kemudian diakumulasi. Akumulasi data benturan tadi lalu dikombinasikan dengan sensor yang dibekali algoritma baru yang akhirnya membentuk fitur Crash Detection.
Fitur ini masih terbatas di beberapa wilayah saja, seperti Kanada dan AS.
Hasil gambar yang diambil dapat memiliki kualitas yang tinggi, tetapi konsumsi daya yang dipakai sedikit. Intinya, teknologi pencitraan tersebut memungkinkan perangkat mengenali wajah, rambut, pakaian, latar belakang seseorang, dan sebagainya.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.