Setidaknya begitu menurut seorang analis dari perusahaan pengujian hardware dan software game Digital Foundry, John Linneman.
Menurut John, Nintendo kemungkinan bakal fokus di konsol Switch generasi terbaru, yang kabarnya bernama Switch 2, karena mereka telah membatalkan proyek Switch versi terjangkau tadi.
Ia sebenarnya mengatakan bahwa Switch 2 kemungkinan besar tidak akan dirilis di 2023. Sebab, Nintendo harus banyak melakukan peningkatan, supaya game-game baru bisa dijalankan dengan baik di konsol game ini.
Namun, ada beberapa rumor lainnya yang mengatakan bahwa Switch 2 bakal diumumkan tahun ini.
Sebab, perusahaan game biasanya meluncurkan konsol generasi terbaru mereka dalam kurun waktu enam sampai tujuh tahun dari masa rilis atau umur konsol generasi sebelumya.
Baca juga: Punya Nintendo Switch? Sebentar Lagi Kalian Bisa Main Call of Duty
Microsoft terus mencari cara untuk membuat layanan cloud gaming milik mereka, yaitu Xbox Cloud Gaming, dinikmati oleh orang banyak. Salah satunya adalah menghadirkan layanan tersebut ke beragam merek TV pintar (smart TV) yang ada di pasar.
Namun, untuk menjangkau pasar yang lebih luas, perusahaan rintisan Bill Gates itu konon tengah menyiapkan perangkat portabel baru yang bisa menawarkan layanan Xbox Cloud Gaming di mana saja.
Perangkat ini kabarnya tengah digodok dalam suatu proyek yang bernama "Project Keystone". Menurut kabar yang beredar, perangkat yang sebelumnya memiliki kode nama "Project Hobart" ini kemungkinan akan diumumkan Microsoft pada akhir 2023 ini.
Microsoft belum mengumbar desain perangkat Project Keystone. Namun, seorang desainer yang biasa membuat render beragam perangkat anyar, yaitu 4chan, mengungkap bahwa Project Keystone bakal memiliki tampilan mirip Xbox Series S dengan balutan warna putih.
Hanya saja, ukurannya jauh lebih kecil. Selain itu, perangkat ini juga kabarnya bakal dibekali dengan beberapa konektor seperti konektor LAN, USB-C, dan HDMI, sebagaimana bisa dilihat pada gambar di atas.
Mereka mengumumkan akuisisi terhadap perusahaan game kenamaan yang membuat franchise game populer Warcraft, Diablo, hingga Call of Duty, yaitu Activision Blizzard senilai 68,7 miliar dolar AS (sekitar Rp 986 triliun).
Menginjak Januari 2023 atau sekitar satu tahun, akuisisi tersebut ternyata belum rampung. Sebab, Microsoft dihadang oleh beberapa masalah. Salah satu yang jadi penghambat adalah Komisi Perdagangan Federal AS (FTC).
Karena kekhawatiran pemilik merek Xbox ini bakal menguasai atau memonopoli pasar game, termasuk pasar konsol game dan cloud gaming, FTC membawa Microsoft ke pengadilan pada Desember 2022 lalu.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.