Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PHK Twitter Belum Usai, Kini Giliran Karyawan di Singapura

Kompas.com - 10/01/2023, 08:30 WIB
Galuh Putri Riyanto,
Wahyunanda Kusuma Pertiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) alias layoff di jejaring sosial Twitter masih berlanjut pada 2023.

Pada Januari 2023 ini, perusahaan milik Elon Musk itu disebut kembali memberhentikan puluhan karyawan yang tergabung dalam tim kepercayaan dan keamanan (Trust and Safety) di kantor Twitter cabang Singapura dan Dublin, Irlandia.

Pada akhir 2022, Twitter sudah lebih dulu mem-PHK 3.750 pekerja dan 4.400 karyawan kontrak.

Kepala kepercayaan dan keamanan Twitter Ella Irwin mengkonfirmasi putaran layoff Twitter ini. Ia mengatakan bahwa beberapa anggota staf memang diberhentikan pada babak layoff terbaru ini.

Adapun nama kepala integritas Twitter untuk wilayah Asia-Pasifik Twitter Nur Azhar Bin Ayob dan direktur senior kebijakan pendapatan Twitter Analuisa Dominguez menjadi segelintir orang-orang penting yang di-PHK oleh Elon Musk bulan ini.

Baca juga: Karyawan Twitter yang Kena PHK Luntang-lantung Belum Dapat Pesangon

Irwin menambahkan, PHK kali ini menargetkan tim yang tidak kebagian kuota pegawai. Namun, menurut Irwin, Twitter masih merekrut karyawan baru untuk departemen Global Appeal.

Ia juga menyebut Twitter masih akan terus memiliki kepala kebijakan pendapatan dan kepala kepercayaan dan keamanan untuk kepala wilayah Asia Pasifik, sehingga posisi tersebut tidak sepenuhnya kosong.

Laporan juga menyebutkan bahwa pada gelombang PHK kali ini, Twitter turut mem-PHK pegawai yang bertanggung jawab mengenai kebijakan misinformasi Twitter, permohonan global (Global Appeal), dan media pemerintahan.

Menurut outlet media Bloomberg, sejumlah staf yang menangani moderasi konten global dan mengatur konten yang berkaitan dengan pelecehan terkait ujaran kebencian juga dipecat.

Badai PHK di Twitter ini dimulai setelah perusahaan jejaring sosial berlogo burung "Larry Bird" ini dibeli oleh Elon Musk senilai 44 miliar dollar AS (sekitar Rp 634 triliun).

Semenjak dibeli Musk, Twitter menghadapi sejumlah kontroversi. Ini membuat sejumlah pengiklan kabur. Kondisi ini membuat Twitter merugi sekitar 4 juta dollar AS (sekitar Rp 62 miliar) setiap harinya.

Baca juga: Twitter Ditinggal Pengiklan Besar sejak Ada Elon Musk

Tak hanya pengiklan, utang juga jadi persoalan. Saat ini, Twitter dilaporkan memiliki utang sebesar 18,5 miliar dollar AS (setara Rp 286,9 triliun), sebagaimana dihimpun dari Forbes.

Dari angka itu, 13 miliar dollar AS (sekitar Rp 201,6 triliun) merupakan utang pinjaman yang diambil Musk untuk mendanai akuisisi Twitter senilai 44 miliar dollar AS (sekitar Rp 634 triliun).

Kondisi tersebut akhirnya membuat Elon Musk mengambil langkah pemutusan hubungan kerja karyawan Twitter.

Elon Musk kini juga tengah memutar otak untuk mendatangkan lebih banyak uang ke kantong perusahaan. Salah satunya dengan perombakan besar-besar pada antarmuka Twitter.

Dalam sebuah twit baru-baru ini, Elon Musk mengatakan bahwa Twitter bakal menghadirkan fitur geser ke kanan/kiri untuk berpindah antara twit yang direkomendasi. Fitur ini bakal diluncurkan minggu ini.

Musk juga menyebut, Twitter bakal kedatangan tombol bookmark bulan ini, kemudian fitur tweet panjang pada awal Februari, sebagaimana dihimpun KompasTekno dari ETNow, Selasa (10/1/2023).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com