Pantauan KompasTekno, jembatan yang menjadi spot wisata Bukit Mamake memang kerap kali dijadikan tempat foto pengunjung yang datang. Banyak pula pengunjung yang mengunggah foto mereka ke Instagram dengan tag "Gunung Mamake Kotabaru".
Pada saat pagi atau siang hari, pemandangan yang tampak dari jembatan adalah pegunungan, bukit, lautan, dan banyak pohon rindang di bawah jembatan. Sementara itu, pada malam hari, tampak lampu-lampu dari area pemukiman penduduk yang berada di sekitar jembatan.
Sehingga, bila merujuk pada analisis Kevin, besar kemungkinan shutter speed yang lambat memunculkan efek garis-garis, akibat pantulan dari lampu penduduk.
“Shutter speed yang lambat memang dibutuhkan untuk menangkap lebih banyak cahaya pada lokasi foto low light (minim cahaya). (Ini merupakan) basic segitiga exposure dalam fotografi yang biasa saya sebut,” jelas Kevin.
Baca juga: Pentingkah Angka Megapiksel di Kamera HP?
Pada dasarnya, saat memotret suasana malam, kamera memang menjadi lebih sensitif terhadap gerakan-gerakan kecil. Tidak hanya itu, kondisi tangan saat memotret juga harus bisa stabil agar tidak menciptakan gambar yang buram atau blurry.
Dalam dunia fotografi, untuk memahami cara kerja dari shutter speed, perlu memahami konsep “segitiga exposure” atau “exposure triangle”. Konsep itu membentuk sebuah segitiga yang terdiri dari Shutter Speed, Aperture/Diafragma, dan ISO.
Shutter speed umumnya digunakan untuk mengukur kecepatan subjek yang dipotret, biasa tertulis dalam satuan detik (1/10, 1/100, 1/125, dan seterusnya). Semakin tinggi angkanya, kecepatan kamera menangkap objek akan semakin cepat, begitu pula sebaliknya.
Namun, shutter speed yang tinggi dapat menyebabkan foto lebih gelap. Sebaliknya, shutter speed yang rendah akan membuat foto semakin terang sekaligus bisa lebih sensitif terhadap gerakan kecil. Sebab, shutter speed yang rendah memang ditujukan untuk memotret objek diam/lambat.
Kemudian, aperture/diafragma adalah elemen yang berfungsi layaknya pupil mata. Semakin besar bukaannya (f/1.8), semakin banyak cahaya yang masuk, semakin kecil bukaan, semakin minim cahaya yang masuk.
Baca juga: 7 Tips Foto Liburan dengan Smartphone Biar Makin Menarik
Aperture juga dapat mengatur titik fokus, semakin besar bukaannya, titik fokusnya pun akan semakin kecil.
Sementara ISO, biasanya digunakan untuk mengatur pencahayaan gambar. Semakin tinggi angka ISO (ISO: 100, 250, 800, 1600), gambar akan semakin terang.
Jadi, ketiga elemen di atas saling berkaitan antara satu dan lainnya. Untuk bisa memotret dengan baik, konsep “segitiga exposure” ini harus terlebih dulu dipahami.
Nah, kaitannya dengan foto viral tersebut terletak pada kondisi waktu. Wanita tersebut mengambil gambar pada malam hari, di mana kamera pasti akan kesulitan memotret akibat minimnya cahaya.
Namun, dikarenakan smartphone berusaha menyesuaikan kondisi, kemungkinan besar shutter speed diturunkan dan ISO (sensor cahaya) kamera dinaikkan. Sehingga hasil gambarnya bisa lebih terang dibanding sebelumnya.
Di sisi lain, orang yang memotret harus memastikan bahwa tangannya tetap stabil dan subjek tidak bergerak selama pengambilan gambar. Itu sebabnya, banyak fotografer mengandalkan tripod atau penyangga agar pengambilan gambar tetap stabil.
Sebab, apabila fotografer bergerak sedikit saja atau tangan tidak stabil, gambar yang dihasilkan tentu akan blur atau tidak jelas.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.