Kendati demikian, 200 data yang bocor itu tidak mengungkapkan nomor telepon, kata sandi, dan data penting lainnya. Namun, Zoltan tetap menganggap bahwa hal tersebut tetap akan berdampak pada keamanan pengguna.
Para peretas bisa saja melakukan berbagai macam cara untuk melakukan kejahatan/serangan siber. Mulai dari e-mail phising, spam, hingga mengungkapkan identitas orang secara online (doxing).
Selain kasus kebocoran ini, Twitter memang tampaknya cukup sering menghadapi masalah kebocoran data. Kasus di 2022, pertama kali terjadi pada Agustus. Kasus tersebut diduga menyebabkan 5,4 juta data pribadi, seperti nomor telepon dan alamat e-mail bocor.
Pihak Twitter pun membenarkan adanya 5,4 juta data pribadi pengguna Twitter yang bocor di internet pada Agustus 2022 lalu. Data tersebut terdiri dari username, alamat e-mail, nomor telepon dan sebagainya.
Baca juga: Ingat Hacker Pembobol iPhone yang Direkrut Elon Musk? Kini Dia Resign dari Twitter
Twitter juga membenarkan bahwa ada celah keamanan yang digunakan hacker untuk mengumpulkan alamat e-mail dan nomor telepon dari jutaan data yang bocor. Hal ini disebabkan karena adanya celah (bug) yang terdapat di kode pemrograman Twitter (API) versi 2021.
Hal ini mengindikasikan bahwa kasus kebocoran data yang terjadi berasal dari satu sumber, yakni celah yang terdapat di kode pemrograman Twitter alias API lawas versi 2021. Di sisi lain, celah di API Twitter kabarnya sempat dimanfaatkan oleh hacker untuk mengumpulkan sekitar 17 data pengguna Twitter.
Rentetan kasus ini pun sudah diajukan dan mulai diselidiki oleh pemerintah Uni Eropa sejak laporan pertama pada Juli 2022 lalu. Pihak lain, Federal Trade Commission (FTC) juga menyelidiki pelanggaran keamanan serupa.
Dilansir KompasTekno dari The Verge, Sabtu (14/1/2023), mantan kepala keamanan Twitter bernama Peiter Mudge Zatko mengajukan “keluhan” kepada pemerintahan AS. Dikarenakan Twitter dianggap menutupi banyak kekurangan dalam mempertahankan keamanan sibernya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.