Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tentukan Pilihanmu
0 hari menuju
Pemilu 2024
Moch S. Hendrowijono
Pengamat Telekomunikasi

Mantan wartawan Kompas yang mengikuti perkembangan dunia transportasi dan telekomunikasi.

kolom

Operator Khawatir Frekuensi 5G Mahal

Kompas.com - 16/01/2023, 06:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Jeruji besi

Layanan 5G di dunia menggunakan midband pada pita 2600 MHz (2,6 GHz), lalu 3,5 GHz dan milimeterband pada pita frekuensi 26 GHz, 28 GHz, 35 GHz dan 40 GHz. Di antara spektrum tadi ada yang masih digunakan untuk transmisi satelit.

Teknologi 5G juga menggunakan spektrum lowband di frekuensi 700 MHz, 850 Mhz, 900 MHz, 1,8 GHz hingga 2,1 Ghz untuk IoT (Internet of Things). Selain menggunakan spektrum 700 MHz untuk 5G, Indonesia dikatakan akan menggunakan spektrum 3,5 GHz dan 26 GHz.

Operator gundah dan bertanya-tanya, berapa besar modal yang harus mereka kucurkan untuk memberi layanan 5G, karena masih belum tahu harga lelang spektrumnya. Sebagai patokan, untuk mendapat spektrum 2,1 Ghz selebar 2X5 (10) MHz bekas Indosat tahun lalu, Telkomsel merogoh koceknya Rp 605 miliar.

Sementara milimeterband masing-masing spektrum bisa menyediakan pita selebar 1.000 MHz, dan idealnya untuk optimal memberi layanan 5G tiap operator harus punya minimal 100 MHz.

Kecuali untuk spektrum 700 MHz yang nantinya akan digunakan untuk layanan IoT yang memang harus berteknologi lowband.

Teknologi IoT digunakan untuk mengelola sebuah kawasan luas untuk misalnya jadwal pemupukan dan obat antihama di pertanian, perkebunan, atau catu makanan untuk kolam ikan, pengawasan kadar air sungai dan semacamnya.

Di spektrum itu pemerintah hanya akan merilis pita selebar 90 MHz, sisanya dari eks ASO akan digunakan pemerintah untuk misalnya deteksi bencana.

Pemerintah sebenarnya mafhum soal kekhawatiran operator seluler. Tetapi Kementerian Kominfo lebih khawatir jika harga lelang per MHz di bawah angka yang pernah terjadi sebelumnya, yang akan jadi isu merugikan negara. Bisa-bisa jeruji besi menunggu mereka.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke