"CSIRT ini dibuat untuk memitigasi serangan siber, termasuk melakukan pengecekan terhadap situs mereka, sehingga kemungkinan di takedown situs judi penyusup lebih besar," ujar Pratama.
Selain itu, subdomain kedua lembaga itu juga dianggap jarang dipelihara keamanannya, sehingga bisa dimanfaatkan dengan leluasa untuk mengantisipasi bila situs utama judi online tertentu diblokir pemerintah.
Baca juga: Daftar 15 Game Judi Online yang Diblokir Kominfo, Termasuk Domino Qiu Qiu
"Situs kampus dianggap lebih jarang dicek terkait keamanan sibernya, ini terbukti dengan masih banyaknya situs judi yang menyusup disana," lanjut kepala CISSReC itu.
Hal senada juga disampaikan oleh Afif Hidayatullah, seorang peneliti keamanan siber independen yang juga seorang bug hunter (pemburu lubang keamanan internet). Menurutnya, keamanan situs lembaga pemerintah dan pendidikan kurang diperhatikan oleh pihak terkait.
Oleh karena itu, Afif menyarankan pengelola situs lembaga pemerintah dan pendidikan melakukan investigasi celah keamanan yang dimanfaatkan oleh peretas untuk mempromosikan situs judi online.
"Seharunya mereka melakukan investigasi untuk memeriksa celah mana yang dimanfaatkan dan backdoor ditanam di mana oleh peretas, lalu melakukan pemeriksaan pada script-script server, untuk memastikan injeksi iklan situs judi tersebut berada di mana," kata Afif dihubungi KompasTekno.
Selain itu, Afif juga menyarankan pengelola situs lembaga pemerintah dan pendidikan untuk meningkatkan keamanan siber agar pertahanannya lebih terjaga.
Di sisi lain Plt. Dirjen Diktiristek Kemendikbud Ristek, Prof. Nizam menyatakan bahwa keamanan jaringan dan situs lembaga pendidikan memang bermasalah. Untuk itu ia mengimbau pihak terkait di perguruan tinggi untuk meningkatkan keamanan sibernya.
"Kita selalu ingatkan, kejadian hack situs perguruan tinggi menjadi momentum untuk berbenah dan memperbaiki sistem keamanannya," kata Nizam kepada Kompas.com.
Masyarakat juga bisa berperan melawan situs judi online dengan melaporkan situs terkait ke lembaga pemerintah atau pendidikan yang bersangkutan, baik melalui media sosial atau melalui saluran lainnya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.