Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Perkembangan Teknologi Luar Angkasa dan Jenis-jenisnya

Kompas.com - 25/01/2023, 03:00 WIB
Soffya Ranti

Penulis

KOMPAS.com - Perkembangan teknologi luar angkasa menjadi bagian tak terpisahkan dari modernitas saat ini. Namun jika ditarik sedikit ke belakang mengenai sejarahnya, awal mula perkembangan teknologi luar angkasa justru bermula dari perannya sebagai salah satu bagian persenjataan perang. 

Terlebih lagi pada masa Perang Dunia II. Teknologi luar angkasa menjadi bagian penting dari alat pertahanan diri dan menyerang musuh dari jarak jauh. Salah satunya pembuatan roket yang digunakan sebagai alat persenjataan yang ampuh.

Baca juga: Sejarah dan Pengertian Elemen Komputer Arsitektur Von Neumann

Perkembangan teknologi luar angkasa

Dilansir dari buku Sejarah terbitan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan perkembangan teknologi luar angkasa bermula dari terciptanya roket V-2 atau Aggregat-4 (A4) oleh insinyur dan ilmuwan roket asal Jerman, Wernher Von Braun pada tahun 1930-an.

Saat itu ia dan timnya membuat roket yang digunakan sebagai senjata Jerman pada Perang Dunia II. Dalam upaya pertahanan diri, Jerman juga membuat pesawat yang dinamakan dengan Amerika Bomber Project.

Amerika Bomber Project adalah program pesawat yang dapat lepas landas dari Jerman kemudian menjatuhkan bom di Amerika (Sekutu). Selain itu ada persenjataan lain yang dirancang bernama Silbervogel. 

Alat ini adalah roket bersayap yang dapat terbang berulang dan mampu meluncur melewati Atlantik lebih cepat. Meski dipersenjatai dengan teknologi luar biasa. Namun pada akhirnya Jerman harus menyerah pada Sekutu.

Selanjutnya Jerman melalui Paperclip Operation mulai melakukan pemindahan ilmuwan dan teknologinya yang dikembangkan ke Amerika Serikat.

Tujuan pemindahan ini agar para ilmuwan Jerman agar berkontribusi untuk penelitian-penelitian di Amerika Serikat dan mencegah agar tidak jatuh ke tangan Uni Soviet. Paperclip Operation pun terbukti menghasilkan penemuan berharga dalam persenjataan perang saat itu.

Salah satunya munculnya Heavy Water yaitu program pembuatan nuklir pada tahapan awal dengan kandungan air isotop hydrogen H-2 (deuterium) lewat program Manhattan Project.

Tak hanya itu mereka saat itu juga menciptakan bom atom dengan kode nama Little Boy dan Fat Man. Bom atom itulah yang kemudian dijatuhkan di Kota Hiroshima dan Nagasaki, Jepang.

Baca juga: Sejarah Perkembangan Windows dari Masa ke Masa

Ilmuwan-ilmuwan Jerman yang bekerja di Amerika Serikat

Usai menyerah pada sekutu para ilmuwan Jerman pun ditarik ke Amerika Serikat untuk berkontribusi mengembangkan penelitian terkait teknologi luar angkasa. Beberapa dari mereka adalah: 

  • Wernher Von Braun, bekas anggota SS Nazi Jerman. Ia menciptakan roket V-2 untuk Jerman dan roket Saturnus V untuk membantu misi Apollo di tahun 1969
  • Hubertus Strughold, bapak kedokteran luar angkasa. Ia merancang sistem penyokong kehidupan luar angkasa. Di Amerika Serikat ia menduduki jabatan tinggi di Angkatan Udara dan NASA
  • Herbert A. Wagner, penemu rudal Henschel Hs 293 yang digunakan Jerman. Di Amerika Serikat dirinya menjadi penasihat teknik bidang pertahanan
  • Kurt Blome, dokter ahli pengembangan senjata biologi baik saat di Jerman maupun Amerika Serikat. Perkembangan teknologi luar angkasa saat perang dingin pertamanya bernama Explorer.

Perang Dingin dengan Uni Soviet 

Teknologi luar angkasa semakin berkembang luas saat mulai perang dingin Uni Soviet dan Amerika Serikat. Pada 4 Oktober 1957 Uni Soviet merilis satelit atau pesawat tanpa awak pertama di dunia bernama Sputnik I.

Tak lama setelah itu 31 Januari 1958 Amerika Serikat juga meluncurkan satelit pertamanya bernama Explorer.

Selanjutnya pada 12 April 1961 astronot pertama luar angkasa dari Uni Soviet meluncur pertama kalinya. Ia adalah Yuri Alekseyevich Gargarin dengan menggunakan kapsul Vostok I. Diikuti oleh Amerika Serikat oleh Alan B. Shepard menggunakan kapsul Mercury I.

Lagi-lagi Uni Soviet lebih unggul dari Amerika. Pasalnya mereka kembali mengirim astronot, Mayor German Stephanovich dalam penerbangan 25 jam 18 menit mengelilingi orbit bumi dengan kapsul luar angkasa bernama Vostok II.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com