Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

CEO Google Ungkap Alasan PHK 12.000 Karyawan

Kompas.com - 25/01/2023, 10:01 WIB
Galuh Putri Riyanto,
Yudha Pratomo

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Google mengambil keputusan sulit. Raksasa teknologi ini mengumumkan pemutusan hubungan kerja (PHK) alias layoff terhadap 12.000 karyawannya pada pekan lalu. 

Angka tersebut setara 6 persen total pegawainya secara global. Ini menjadi PHK terbesar sepanjang sejarah 25 tahun keberadaan Google.

PHK massal ini memantik polemik di internal Google. Salah satunya soal kriteria pegawai yang dipecat.

Pasalnya, menurut laporan, sejumlah karyawan yang kena layoff justru memiliki kinerja yang bagus, memiliki peran penting dan sudah senior, termasuk mereka yang baru mendapat promosi.

Di tengah polemik internal soal PHK, CEO Google Sundar Pichai pun mengungkap alasan perusahaan harus mengambil keputusan sulit ini.

Pichai menegaskan bahwa PHK besar-besaran ini mau tak mau harus ditempuh Google demi menghindari "masalah" yang lebih besar. Hal ini disampaikan Pichai dalam sebuah pertemuan internal dengan karyawan.

Pichai juga mengatakan bahwa dirinya sudah berkonsultasi dengan para pendiri dan dewan perusahaan dalam membuat PHK 12.000 karyawan tersebut.

Baca juga: CEO Google Umumkan PHK 12.000 Karyawan

"Jika Anda tidak bertindak dengan jelas dan tegas dan dini, kami dapat memperparah masalah dan membuatnya jauh lebih buruk. Ini (mem-PHK 12.000 karyawan) adalah keputusan yang perlu saya buat," kata Pichai.

Tak disebutkan secara spesifik apa masalah yang lebih besar itu. Namun, tampaknya ini berkaitan dengan pertumbuhan Google yang melambat di tengah ketidakpastian ekonomi global, penuruan belanja online, serta ketatnya persaingan di bidang teknologi, khususnya kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI).

Sebagai gambaran, pada kuartal ketiga (Juli-September) 2022, Google tercatat membukukan pendapatan di angka 69,09 miliar dollar AS atau sekitar Rp 1.032 triliun.

Selain satu periode di awal pandemi, pendapatan kuartal III-2022 tersebut menjadi periode pertumbuhan paling lemah sejak 2013. Sebab, bila dihitung, pertumbuhan pendapatan pada periode tersebut melambat 6 persen dibanding tahun 2021.

Padahal, pada 2021, Google mencatatkan pertumbuhan pendapatan sebesar 41 persen. Hal ini sekaligus menandai 2021 sebagai "salah satu tahun terkuat yang pernah Google alami dalam sejarah perusahaan".

Google berasumsi pertumbuhan pesat pada 2021 akan bertahan dan berlanjut di periode-periode selanjutnya. Makanya, Google memutuskan untuk menambah jumlah karyawan demi bisa mengekspansi layanannya.

Bila tak menambah karyawan, Google khawatir bakal tertinggal di banyak area dari pesaingnya.

Namun, perhitungan Google meleset. Sehingga Google harus berhitung ulang dan merumahkan 12.000 pegawainya pada awal 2023 ini.

Halaman:


Terkini Lainnya

Penerbit 'GTA 6' PHK 600 Karyawan dan Batalkan Proyek Rp 2,2 Triliun

Penerbit "GTA 6" PHK 600 Karyawan dan Batalkan Proyek Rp 2,2 Triliun

Game
TikTok Notes, Aplikasi Pesaing Instagram Meluncur di Dua Negara

TikTok Notes, Aplikasi Pesaing Instagram Meluncur di Dua Negara

Software
HP Vivo T3X 5G Meluncur dengan Snapdragon 6 Gen 1 dan Baterai Jumbo

HP Vivo T3X 5G Meluncur dengan Snapdragon 6 Gen 1 dan Baterai Jumbo

Gadget
Siap-siap, Pengguna Baru X Twitter Bakal Wajib Bayar Buat 'Ngetwit'

Siap-siap, Pengguna Baru X Twitter Bakal Wajib Bayar Buat "Ngetwit"

Software
Daftar Paket Internet eSIM Telkomsel, PraBayar, Roaming, Tourist

Daftar Paket Internet eSIM Telkomsel, PraBayar, Roaming, Tourist

e-Business
8 Cara Mengatasi Kode QR Tidak Valid di WhatsApp atau “No Valid QR Code Detected”

8 Cara Mengatasi Kode QR Tidak Valid di WhatsApp atau “No Valid QR Code Detected”

e-Business
Ramadhan dan Idul Fitri 2024, Trafik Internet Telkomsel Naik 12 Persen

Ramadhan dan Idul Fitri 2024, Trafik Internet Telkomsel Naik 12 Persen

Internet
Tampilan Baru WhatsApp Punya 3 Tab Baru, “Semua”, “Belum Dibaca”, dan “Grup”, Apa Fungsinya?

Tampilan Baru WhatsApp Punya 3 Tab Baru, “Semua”, “Belum Dibaca”, dan “Grup”, Apa Fungsinya?

Software
HMD Perkenalkan Boring Phone, HP yang Dirancang 'Membosankan'

HMD Perkenalkan Boring Phone, HP yang Dirancang "Membosankan"

Gadget
7 HP Kamera Boba Mirip iPhone Lengkap dengan Harga dan Spesifikasinya

7 HP Kamera Boba Mirip iPhone Lengkap dengan Harga dan Spesifikasinya

Gadget
Motorola Edge 50 Ultra dan 50 Fusion Meluncur, Harga mulai Rp 6 Jutaan

Motorola Edge 50 Ultra dan 50 Fusion Meluncur, Harga mulai Rp 6 Jutaan

Gadget
Apple Investasi Rp 255 Triliun di Vietnam, di Indonesia Hanya Rp 1,6 Triliun

Apple Investasi Rp 255 Triliun di Vietnam, di Indonesia Hanya Rp 1,6 Triliun

e-Business
Ketika Sampah Antariksa NASA Jatuh ke Bumi Menimpa Atap Warga

Ketika Sampah Antariksa NASA Jatuh ke Bumi Menimpa Atap Warga

Internet
CEO Apple Bertemu Presiden Terpilih Prabowo Subianto Bahas Kolaborasi

CEO Apple Bertemu Presiden Terpilih Prabowo Subianto Bahas Kolaborasi

e-Business
'Fanboy' Harap Bersabar, Apple Store di Indonesia Masih Sebatas Janji

"Fanboy" Harap Bersabar, Apple Store di Indonesia Masih Sebatas Janji

e-Business
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com