Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Video YouTube Shorts Bisa Hasilkan Uang Mulai Hari Ini

Kompas.com - 02/02/2023, 12:00 WIB
Caroline Saskia,
Reska K. Nistanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kabar gembira bagi kreator YouTube. Sebab, YouTube Shorts per hari ini, Kamis (2/1/2023), sudah bisa dimonetisasi. Artinya, konten kreator bisa menjadikan Shorts untuk menghasilkan pendapatan/uang.

Pengumuman ini diunggah oleh Youtube di blog Support Google. Dalam pernyataannya, konten kreator bisa mulai melakukan monetisasi konten dengan mendaftarkan diri ke YouTube Partner Program (YPP). Tujuannya untuk mematuhi aturan-aturan terkait monetisaasi konten.

“Mulai 1 Februari 2023, mitra monetisasi (alias konten kreator) sudah dimungkinkan untuk meraup keuntungan dari iklan yang muncul di sela-sela Shorts Feed (saat menonton Shorts). Model pembagian hasil baru ini bakal diterapkan juga ke YouTube Shorts Fund,” ujar YouTube.

Baca juga: Video YouTube Shorts Bisa Diduitin Mulai 1 Februari

Seperti yang disebut di atas, langkah pertama yang dilakukan kreator adalah mendaftarkan diri di program YPP. Namun, terdapat beberapa syarat yang harus dipenuhi.

Kreator setidaknya harus memiliki 1.000 pengikut (subscriber) dengan 10 juta views Shorts dalam 90 hari terakhir, atau 1.000 subscriber dengan 4.000 jam menonton video panjang selama 12 bulan (setahun) belakangan.

Ketika kreator bisa memenuhi persyaratan tersebut, terdapat beberapa aturan dan batasan lainnya yang perlu diperhatikan. Pada bagian ketentuan dan panduan konten, kreator harus menyajikan konten orisinal, bukan menjiplak karya orang lain.

Jika mampu menghasilkan konten orisinal yang unik dan otentik, berbeda dengan kreator lain, YouTube bakal memberikan bonus. Alternatif lain yang disuguhkan agar kreator tidak menjiplak karya orang adalah dengan melakukan remix konten.

Baca juga: Durasi Musik YouTube Shorts Diperpanjang hingga 60 Detik

“Kami memperbolehkan Anda menggunakan konten (dari kreator) lain, dengan catatan penonton (viewers) dapat membedakan antara konten orisinal dan konten bikinan Anda sendiri,” jelas YouTube dalam video berjudul “Shorts in the YouTube Partner Program: Eligibility, Ad Revenue Sharing & Analytics”.

Tidak hanya itu, konten yang dimonetisasi juga harus menyetujui "Advertiser-friendly content guidelines". Persetujuan tersebut mengharuskan kreator untuk tidak membuat konten dewasa, kekerasan, kontroversial, hal-hal yang sensitif seperti bencana alam, dan masih banyak lagi.

Lantas, sebagian kreator mungkin bertanya mengenai “Bagaimana cara sistem bagi hasil ini bekerja?” Untuk lebih jelas mengenai gambaran bagi hasil Shorts, bisa baca di “Video YouTube Shorts Bisa “Diduitin” Mulai 1 Februari”.

Saingi TikTok

Ilustrasi TikTok.Freepik Ilustrasi TikTok.

Keputusan YouTube memberlakukan monetisiasi konten mungkin salah satunya karena ingin bersaing dengan platfrom video berdurasi pendek TikTok.

Sebab, dilansir KompasTekno dari The Financial Times, Kamis (2/1/2023), keduanya saling bersaing untuk menarik pengguna baru, khususnya anak muda, di tengah perlambatan iklan digital.

Untuk mewujudkan hal tersebut, YouTube sendiri memang sudah mulai gencar mempromosikan Shorts sejak 2022 lalu.

Baca juga: YouTube Bikin Tampilan Progress Bar Lebih Kalem dan Tidak Mencolok

Merujuk pada pernyataan Vice President of Product Management YouTube, Nicky Rettke, pertumbuhan Shorts terpantau melonjak secara signifikan selama dua tahun belakangan ini.

Shorts memiliki 1,5 miliar pengguna aktif yang melakukan login. Angka tersebut tercatat lebih tinggi dari kompetitornya, TikTok. Sebab, platform besutan ByteDance memiliki 1 miliar keseluruhan pengguna per September 2021.

Namun, saat dimintai data terbaru, perusahaan menolak mengumbar angka pastinya.

Terlepas dari hal itu, Rettke kembali menambahkan bahwa pertumbuhan di Shorts ternyata mampu menarik banyak kreator yang baru. Serta, untuk pertama kalinya, Shorts berhasil menarik penonton baru yang usianya jauh lebih muda.

“Kami melihat banyak pertumbuhan penonton usia muda di Shorts dan (hal tersebut) menciptakan lebih banyak pendataan untuk kami serta memperbanyak peluang bagi pengiklan,” lanjut Rettke.

Pertumbuhan yang dialami mungkin menjadi kabar baik untuk perusahaan. Mengingat, sejumlah perusahaan teknologi beberapa waktu lalu kerap mengalami tekanan untuk meningkatkan pendapatan.

Alphabet (perusahaan induk Google) juga sempat melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) sebanyak 12.000 karyawan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com