Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Twitter API dan Kebijakan Baru Twitter yang Ancam Akun Menfess dan Fanbase

Kompas.com - 06/02/2023, 14:15 WIB
Zulfikar Hardiansyah

Penulis

KOMPAS.com - Twitter pekan lalu baru saja mengumumkan kebijakan baru yang cukup menggegerkan penggunanya. Pada 2 Februari 2023, Twitter mengumumkan tidak akan lagi menyediakan layanan Twitter API secara gratis.

Melalui twit dari akun resmi pengembang Twitter dengan handle @TwitterDev, disebutkan bahwa Twitter tidak akan lagi mendukung akses layanan Twitter API secara gratis sepenuhnya pada 9 Februari 2023.

Baca juga: Twitter Ungkap Sumber Kebocoran Data 200 Juta Pengguna

Dengan kata lain, kebijakan baru Twitter ini mewajibkan semua pengguna yang telah memakai Twitter API untuk membayar biaya akses layanan. Lantas, apa dampaknya ketika tidak ada lagi layanan Twitter API gratis?

Untuk mengetahui lebih lanjut, sebaiknya pahami dulu mengenai apa itu Twitter API. Oleh karena itu, berikut adalah penjelasan mengenai Twitter API yang direncanakan bakal berbayar mulai 9 Februari mendatang.

Apa itu Twitter API?

API atau Application Programming Interface sendiri merupakan sistem yang menjembatani komunikasi antara satu aplikasi (program perangkat lunak) dengan server. Melalui API, aplikasi dan server bisa saling meminta serta mengirim informasi.

API tersedia di berbagai platform, tak terkecuali Twitter. Seperti definisi API di atas, Twitter API juga merupakan sistem yang menjembatani komunikasi antara program perangkat lunak dari pengembang dengan titik akhir layanan (endpoint) di server Twitter.

Dikutip dari laman resmi Twitter, melalui Twitter API, pengembang diizinkan mengakses beberapa layanan Twitter di endpoint untuk membuat program perangkat lunak atau aplikasi yang terintegrasi langsung dengan Twitter.

Baca juga: Twitter Buka Suara, Akui Blokir Tweetbot, Twitterific, dkk

Contoh pemanfaatan dari Twitter API bisa dilihat melalui akun-akun bot yang dapat membalas pesan otomatis di DM (pesan langsung), mengunggah twit otomatis, membalas twit otomatis, dan sebagainya.

Akun bot yang cukup terkenal contohnya seperti @pikaso_me. Akun bot ini memiliki kemampuan untuk membuat tangkapan layar pada sebuah twit secara otomatis saat pengguna menulis kode khusus seperti ini “@pikaso_me screenshot this”.

Selain itu, dengan memanfaatkan Twitter API, ada pula akun bot seperti @petabencana yang mampu membalas twit secara otomatis untuk melaporkan bencana bila pengguna menulis kode khusus seperti “gempa” atau “banjir”.

Akun bot seperti contoh di atas itulah yang dibuat dengan memanfaatkan layanan Twitter API. Bila layanan Twitter API jadi berbayar, akun-akun tersebut berpotensi besar untuk berhenti beroperasi.

Kebijakan Twitter API berbayar yang ancam akun-akun base

Kebijakan Twitter API berbayar tampaknya tidak disambut dengan baik oleh pengguna. Tak sedikit pengguna yang menyayangkan adanya kebijakan tersebut. Terutama, mereka yang memiliki akun base atau akun kirim twit otomatis dari follower via DM.

Twitter API berbayar berpotensi membuat akun base seperti akun menfess (akun untuk kirim curhat) atau akun fanbase (akun penggemar) menjadi berhenti beroperasi. Mereka berada di tengah dua pilihan, antara membayar biaya layanan atau berhenti beroperasi.

Bila tak membayar biaya layanan, akun-akun base yang pada dasarnya menggunakan Twitter API tak akan lagi bisa beroperasi untuk mengirim atau mengunggah twit otomatis. Hingga kini, pihak Twitter belum mengungkap berapa biaya yang harus dibayarkan.

Sementara itu, kebijakan Twitter API berbayar ini diterapkan dengan alasan demi memberikan akses layanan yang cepat bagi pengguna Twitter API. Pasalnya, seiring berjalannya waktu, twit yang beredar di Twitter semakin banyak.

"Karena data Twitter adalah hal yang cukup penting, kami berkomitmen untuk memberikan akses yang cepat bagi pengguna, supaya mereka bisa terus berkembang dan menggunakan Twitter API secara komprehensif," ungkap tim pengembang Twitter.

Hal ini juga tampaknya juga sejalan dengan kebijakan Twitter lainnya, yaitu memblokir client Twitter aplikasi pihak ketiga, seperti Twitterrific hingga Tweetbot, supaya tidak bisa digunakan sebagai aplikasi yang bisa mengunggah atau membaca twit.

Adapun beragam kebijakan ini hadir setelah Musk resmi mengambil alih Twitter pada Oktober 2022 lalu, dan dimunculkan untuk membuat Twitter lebih aman, namun tetap bisa mendulang keuntungan.

Terkait Twitter API, Musk sempat mengatakan bahwa sistem yang menyimpan data Twitter ini belakangan digunakan oleh beragam akun bot untuk melakukan hal-hal yang tak sewajarnya dilakukan.

Hal ini yang mungkin menjadi alasan Musk mengapa Twitter API harus berbayar, supaya akun-akun bot yang menggunakan Twitter API di Twitter sirna.

Baca juga: Logo Burung Twitter Larry Bird Dilelang, Laku Rp 1,5 Miliar

"Twitter API gratis marak digunakan oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab untuk membuat banyak akun bot. Sebab, benefit Twitter API ini, selain cuma-cuma, tidak membutuhkan proses verifikasi," kata Musk.

"Mungkin dengan 100 dolar AS (sekitar Rp 1,5 juta) per bulan untuk Twitter API dengan proses verifikasi bisa mengurungkan niat oknum-oknum tersebut," pungkas Musk.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com