Setiap sistem AI menjalankan pemrosesan data, ia akan menguji dan mengukur kinerjanya sendiri serta mengembangkan keahlian tambahan untuk membuat prediksi mengenai status masa depan.
Contoh AI yang bisa ditemui saat ini adalah pada fitur Speech Recognition. Fitur ini juga dikenal juga sebagai Automatic Speech Recognition (ASR) yaitu kemampuan dalam memproses ucapan manusia ke dalam format tertulis.
Perangkat smartphone umumnya dibekali teknologi ini. Contoh saja yang bisa ditemui pada Siri. Selain itu contoh penerapan lain bisa terlihat pada layanan yang berhubungan dengan pelanggan. Salah satunya pada chatbot aplikasi e-niaga, Facebook Messeger, dan lain sebagainya.
Dampak AI atau kecerdasan buatan pada masyarakat sebenarnya masih diperdebatkan secara luas. Banyak yang berpendapat bahwa AI meningkatkan kualitas kehidupan sehari-hari.
Namun juga menimbulkan dampak negatif lain seperti memangkas secara perlahan profesi tertentu. Sehingga memungkinkan terjadinya pengangguran. Dilansir dari situs Britannica berikut ini beberapa pro dan kontra dari berkembangnya Artificial Intelligence.
Baca juga: Ini Alasan Suara Google Assistant, Siri, dan Alexa Menggunakan Suara Perempuan
Berkembangnya Artificial Intelligence diprediksi dapat menyebabkan pengangguran massal karena sebagian profesi dapat digantikan oleh AI.
Teknologi AI membantu industri lebih cepat, efisien, dan murah dalam memproduksi produknya dibanding menggunakan tenaga kerja manusia. Tak hanya itu AI juga bisa jadi dapat memicu rasisme hingga menimbulkan risiko privasi yang berbahaya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.