Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fast Charging Ratusan Watt di Smartphone, Amankah?

Kompas.com - 15/02/2023, 12:03 WIB
Caroline Saskia,
Yudha Pratomo

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Teknologi pengisian daya cepat (fast charging) menjadi salah satu fitur yang kerap menjadi unggulan di smartphone.

Bahkan saat ini kemampuan fast charging yang ditawarkan sudah bisa mengisi baterai berkapasitas 4.000 mAh hingga 5.000 mAh dari 0-100 persen dalam waktu sekitar 30 menit.

Sebut saja, teknologi Xiaomi Hypercharge 120 watt, Oppo SuperVOOC 150 watt, iQoo Super Flash Charge 120 watt, dan Motorola Fast Charging 125 Watt.

Semakin besar angka "Watt", maka semakin besar daya yang bisa dihantarkan saat mengisi baterai ponsel. Oleh karena itulah lama waktu pengecasan juga bisa menjadi lebih singkat.

Kendati demikian, apakah penggunaan teknologi ini benar-benar aman untuk smartphone dalam jangka panjang? Atau, apakah kehadiran teknologi fast charging beratus-ratus watt justru memengaruhi masa pakai baterai?

Baca juga: Baterai HP Cepat Habis? Ini Penyebab dan Cara Mengatasinya

Fitur fast charging juga dimiliki oleh OPPO Find X5 Pro 5G. Dok. Oppo Fitur fast charging juga dimiliki oleh OPPO Find X5 Pro 5G.
Teknologi pengisian daya cepat yang dijanjikan setiap vendor smartphone bisa berbeda cara kerjanya.

Ambil contoh Xiaomi. Dirangkum KompasTekno dari Digital Trends, Rabu (15/2/2023), struktur pengisian daya cepat milik Xiaomi menggunakan pompa muatan ganda untuk mengontrol voltase dan arus dengan lebih baik.

Arus tersebut dihantarkan ke baterai dengan cell ganda. Dengan demikian, ada asupan watt yang lebih besar, yang memungkinkan pengisian daya jadi lebih cepat.

Xiaomi juga memiliki teknologi bernama Multiple Tab Winding (MTW) yang berfungsi sebagai "pintu masuk" arus listrik ke dalam baterai. Dengan teknologi ini, arus yang dialirkan bisa lebih teratur, stabil, dan cepat.

Namun, konsekuensi dari fast charging ini berkaitan dengan suhu perangkat yang lebih mudah panas. Untuk mengantisipasi hal tersebut, Xiaomi mengungkapkan pihaknya telah menghadirkan 34 fitur perlindungan agar masa pakai baterai bisa lebih panjang.

Contoh lain adalah Oppo juga menerapkan hal yang serupa. Di laman resminya, pihak perusahaan menyertakan setidaknya 10 sensor suhu untuk melindungi perangkat dari overheat.

Salah satunya memberikan laporan pantuan suhu secara real-time di saat perangkat menerima tegangan/arus listrik yang tinggi. Sensor akan memastikan bahwa suhu perangkat tidak melebihi 40 derajat celsius saat mengisi daya 125 watt.

Baca juga: 10 Tips agar iPhone Tidak Boros Baterai

Tidak hanya itu, Oppo juga mengandalkan sistem perlindungan melalui chip khusus yang dirancangnya. Chip khusus tersebut dapat menyesuaikan jumlah voltase, arus listrik, hingga suhu perangkat.

Secara keseluruhan, cara kerja teknologi fast charging smartphone cukup serupa. Baterai smartphone akan diatur supaya bisa menggunakan fast charging dalam waktu tertentu. Dikarenakan baterai lithium-ion secara teknis mengisi ulang daya dalam tiga fase.

Fase pertama adalah pengisian yang lambat. Berlanjut ke fase kedua dengan arus yang konstan, tetapi tegangan meningkat dari waktu ke waktu, sehingga persentase baterai menjadi lebih cepat terisi. Terakhir, arus listrik mulai dikurangi secara bertahap untuk mencegah pengisian daya berlebih dan risiko kerusakan sel baterai.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com