Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PeduliLindungi Akan Berubah Jadi Aplikasi "SatuSehat Mobile" Akhir Bulan Ini

Kompas.com - 17/02/2023, 10:30 WIB
Galuh Putri Riyanto,
Wahyunanda Kusuma Pertiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Aplikasi "PeduliLindungi" yang selama 3 tahun terkahir digunakan untuk membantu melacak penyebaran Covid-19, bakal berganti nama dan diperluas fungsinya akhir bulan ini.

Chief Digital Transformation Office Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Setiaji mengatakan aplikasi PeduliLindungi segera bertransformasi menjadi aplikasi "SatuSehat Mobile".

"Kami sedang transisi PeduliLindungi menjadi Satu Sehat. Kami akan meluncurkan, mudah-mudahan, akhir 28 Februari kami akan meluncurkan menjadi Satu Sehat Mobile," kata Setiaji, sebagaimana dikutip KompasTekno dari Antaranews Sumbar, Jumat (17/2/2023).

Bila sesuai target, maka per 28 Februari 2023, aplikasi PeduliLindungi akan berganti nama dan fungsi menjadi aplikasi SatuSehat Mobile.

Kemenkes mengimbau, masyarakat tidak perlu menghapus atau uninstall PeduliLindungi, meski aplikasi ini berganti nama dan fungsi.

Baca juga: Aplikasi PeduliLIndungi Error, Coba Mode Pesawat untuk Masuk dan Scan QR Code

Nantinya, aplikasi SatuSehat Mobile nantinya memiliki manfaat yang luas untuk masyarakat. Aplikasi ini sedianya merupakan aplikasi kesehatan umum yang menyimpan hampir seluruh rekam medis pengguna, tidak hanya yang berkaitan dengan Covid-19.

Rekam medis dalam aplikasi Satu Sehat nanti termasuk berbagai rekam vaksinasi, hasil pemeriksaan laboratorium, hingga basis data stunting.

Ini akan memudahkan masyarakat dan tenaga medis perihal penyimpanan dan pertukaran data kesehatan lebih efektif dan efisien. 

Mulai integrasi sejak Juli 2022

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin meluncirkan platform SatuSehat yang menyimpan data medis pasien secara terintegrasi. Zintan Prihatini/KOMPAS.com Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin meluncirkan platform SatuSehat yang menyimpan data medis pasien secara terintegrasi.
SatuSehat merupakan upaya menyederhanakan aplikasi kesehatan yang ada saat ini. Pada Juli 2022, Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin resmi meluncurkan program integrasi data rekam medis pasien, ke dalam satu platform Indonesia Health Services (IHS) yang diberi nama SatuSehat. 

Selain rekam medis, SatuSehat terintegrasi dengan apotek hingga rumah sakit di berbagai daerah serta PeduliLindungi. Menkes memiliki target untuk menyatukan 32 rumah sakit daerah, puskesmas, laboratorium, dan apotek untuk terintegrasi di akhir tahun 2023.

Dengan aplikasi SatuSehat, menurut Menkes, pertukaran data kesehatan nasional akan lebih efisien dan efektif. Melalui platform ini, masyarakat tidak perlu lagi membawa berkas rekam medis fisik bila harus berpindah rumah sakit. Sebab, semua resume rekam medis pasien telah terekam secara digital di platform SatuSehat.

Baca juga: 5 Cara Mengatasi Aplikasi PeduliLindungi Tidak Bisa Dibuka

Begitu juga dengan tenaga kesehatan, tidak perlu lagi memasukkan data berulang pada aplikasi yang berbeda.

Selain terintegrasi dengan fasilitas pelayanan kesehatan, laboratorium, dan apotek, Kemenkes berencana melakukan integrasi SatuSehat dengan BPJS Kesehatan.

Adapun data yang terintegrasi di antaranya sistem pencatatan tuberkulosis, sistem pencatatan secara digital data kematian maternal dan perinatal, imunisasi, sistem rujukan nasional, kesehatan ibu dan anak, sistem informasi manajemen data terpadu kesehatan lingkungan, dan pengendalian penyakit.

Menkes Budi berharap, semua rumah sakit dapat terkoneksi di tahun 2023 mendatang. Tidak hanya rumah sakit pemerintah saja, tapi juga rumah sakit swasta.

Fase integrasi SatuSehat

Proses integrasi data ke platform SatuSehat akan dilakukan melalui beberapa fase dengan target melengkapi data yang termasuk ke dalam standar resume medis ke IHS, sebagaimana dihimpun dari Kompas.com.

  • Fase pertama, data pendaftaran pasien dan diagnosa.
  • Fase kedua, adalah data prosedur medis, data kondisi vital, dan data diet.
  • Fase ketiga, data obat yang terintegrasi dengan kamus obat (KFA).
  • Fase keempat, data observasi laboratorium dan data observasi radiologi.
  • Fase kelima, data alergi dan data kondisi fisik.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com