Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tentukan Pilihanmu
0 hari menuju
Pemilu 2024

Duduk Perkara "Perang Dingin" WhatsApp Vs Telegram

Kompas.com - 21/02/2023, 09:00 WIB

KOMPAS.com - WhatsApp dan Telegram kembali "Perang Dingin". Keduanya kembali saling melempar "kritikan" secara terbuka. "Perang" ini bermula ketika Head of WhatsApp Will Cathcart melempar kritikan ke Telegram.

Cathcart mengkritik keamanan di Telegram, terutama soal sistem keamanan end-to-end encryption (enkripsi dari ujung ke ujung/E2EE). Kritikan itu diurai dalam sebuah thread (utas) di Twitter lewat akun pribadinya dengan handle @wcathcart.

Dalam thread itu, Cathcart mengutip artikel dari outlet media Wired bertajuk "The Kremlin Has Entered Chat" (Kremlin Masuk Percakapan). Artikel itu kurang lebih membahas bagaimana pemerintahan Vladimir Putin bisa mengintai gerak-gerik aktivis anti-perang Rusia melalui Telegram.

"Kalau kalian pikir Telegram itu aman, Anda harus baca artikel ini dan memahami kebenarannya, terutama sebelum Anda menggunakan Telegram untuk hal yang bersifat privat," tulis Cathcart.

Baca juga: Bos WhatsApp: Kalian Pikir Telegram Aman?

Ia melanjutkan, Telegram tidak memiliki sistem keamanan enkripsi dari ujung ke ujung secara default, baik untuk percakapan pribadi maupun grup. Hal itu berbeda dengan klaim WhatsApp yang selama ini menggunakan sistem keamanan end-to-end encryption untuk seluruh percakapan secara default.

Sebetulnya, Telegram mengadopsi enkripsi dari ujung ke ujung juga. Hanya saja, sistem keamanan itu terbatas di fitur Secret Chat.

Sistem enkripsi ini dikembangkan sendiri oleh Telegram dengan nama MTProto. Telegram sesumbar bahwa protokol ini lebih tangguh dan anti-bobol. Perbedaan enkripsi yang digunakan Telegram dan WhatsApp bisa disimak di artikel "Membandingkan Fitur dan Keamanan WhatsApp, Telegram, dan Signal".

Enkripsi terbatas itu juga menjadi kritikan lain Cathcart.

"Verifikasi protokol E2EE mereka (Telegram) tidak independen," twitnya, diikuti kutipan dari artikel Wired yang menyebut bahwa fitur Secret Chat menujukkan kemungkinan "diintip" oleh aplikasi pihak ketiga.

Keraguan enkripsi di fitur Secret Chat itu juga pernah dibahas oleh pendiri apliaksi perpesanan Signal, Moxie Marlinspike tahun 2021 lalu. Dalam sebuah thread, Marlinspike satu suara dengan Cathcart. Dia mengatakan bahwa protokol keamanan enkripsi yang digunakan Telegram itu "meragukan".

Baca juga: Telegram Adalah Aplikasi Paling Buruk, Menurut Signal dan Diamini WhatsApp

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman:


Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke