Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Belum Genap Setahun Menjabat, Presiden Zoom Tiba-tiba Di-PHK

Kompas.com - 06/03/2023, 18:24 WIB
Caroline Saskia,
Yudha Pratomo

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Zoom Video Communications Inc, pemilik aplikasi video konferensi Zoom, melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap salah satu petingginya yakni Greg Tomb. Ia menjabat sebagai Presiden di Zoom sejak pertengahan 2022 lalu.

Tomb merupakan mantan pegawai Google yang baru saja bergabung di Zoom pada Juni 2022. Artinya, ia belum genap satu tahun menjabat sebagai Presiden di Zoom.

Dalam dokumen di Komisi Sekuritas dan Bursa Amerika Serikat (Securities and Exchange Commission/SEC), Zoom mengungkapkan bahwa perusahaan melakukan PHK terhadap Tomb pada 28 Februari 2023 dan kebijakan tersebut mulai berlaku per 3 Maret 2023.

“Pada 28 Februari 2023, Zoom Video Communications Inc. melakukan pemutusan hubungan kerja terhadap Greg Tom selaku presiden dari perusahaan yang akan mulai efektif per 3 Maret 2023,” tulis surat pengumuman tersebut.

Baca juga: Rusia Blokir Layanan Google dan Zoom

Dokumen tersebut juga memaparkan bahwa Zoom akan bertanggungjawab memberi pesangon kepada Tomb atas keputusan PHK tersebut. Surat tersebut telah disetujui dan ditandatangani oleh Chief Operating Officer Zoom, Aparna Bawa.

Kendati demikian, tidak diketahui penyebab Zoom mengambil langkah PHK ini.

“Tomb akan menerima sejumlah pesangon yang telah diatur berdasarkan aturan ketenagakerjaan, dan akan dibayarkan setelah informasi pemutusan kerja ini,” lanjut perusahaan.

Dirangkum KompasTekno dari Business Insider, Senin (6/2/2023), selama di Zoom, Tomb sendiri menerima gaji tahunan sebesar 400.000 dollar AS (Rp 61,24 miliar, estimasi kurs hari ini Rp 15.311). Jika mencapai target tahunan, ia juga akan menerima bonus sebesar 8 persen dari gajinya.

Zoom juga menawarkan saham terbatas (restricted stock units/RSU) sebagai bentuk kompensasi yang bernilai sebesar 45 juta dollar AS atau setara dengan Rp 688,9 miliar yang diberikan selama empat tahun sesuai pengajuan.

Kendati demikian, tidak diungkap lebih lanjut siapa yang bakal menggantikan jabatan Zoom nanti. Menurut pernyataan juru bicara Zoom, saat ini perusahaan tidak akan mencari pengganti Tomb dan menolak untuk berkomentar lebih lanjut.

Baca juga: Harga Saham Zoom Anjlok 90 Persen dari Rekor Tertinggi

Kondisi Zoom

Saat Tomb bergabung, perusahaan sedang dalam kondisi mencari cara agar dapat menghasilkan pertumbuhan positif secara stabil di masa depan. Sebab, pada 2021, Zoom tumbuh 326 persen dibanding tahun 2020.

Melonjaknya pertumbuhan Zoom bisa terjadi karena kasus pandemi Covid-19 di 2021 yang masih sangat tinggi.

Sebagian besar orang dari belahan dunia harus dirumahkan, bekerja WFH (work from home), dan mengandalkan sejumlah aplikasi video konferensi (seperti Zoom) untuk melakukan rapat.

Sedangkan, pada 2022, kondisi ini berubah. Pendapatan operasional Zoom malah turun menjadi 55 persen saja jika dibandingkan dengan 2021. Adapun laporan fiskal 2023 yang dipublikasi pada Januari lalu, pendapatan perusahaan tercatat hanya tumbuh sekitar 7 persen.

Laporan lain menyebut Zoom mengalami penurunan pendapatan sebesar 10 persen untuk penggunaan aplikasi di kalangan konsumen. Zoom kerap mengalami penurunan terus-menerus karena harus bersaing dengan Google Meet dan Microsoft Teams.

Baca juga: Hati-hati, Link Download Zoom yang Disusupi Malware Beredar di Internet

Melansir The Register, Zoom menghadapi sejumlah tantangan. Selain harus bersaing dengan kompetitor, pihak perusahaan pun harus bangkit dengan membangun reputasi dan kembali menarik kepercayaan publik.

Sebab, pada 2021, perusahaan aplikasi video konferensi tersebut sempat menghadapi masalah keamanan yang merusak reputasinya. Hal tersebut mendorong sebagian pengguna memilih beralih ke platform lain.

Penurunan tersebut yang mungkin mendorong perusahaan melakukan pemangkasan karyawan.

Zoom pada Februari lalu melakukan PHK yang berdampak pada sekitar 1.300 karyawan atau 15 persen dari total pegawai secara global.

PHK massal dilakukan karena CEO Zoom Eric Yuan mengaku salah melihat peluang yang didapatkan Zoom selama pandemi Covid-19. Untuk mengatasi masalah itu, Yuan pun mengambil langkah yang cukup berani.

Ia ingin menunjukkan tanggung jawabnya sebagai CEO dengan memotong gajinya hingga 98 persen dan tidak akan mengambil bonus untuk periode tahun fiskal 2023.

"Sebagai CEO dan pendiri Zoom, saya bertanggung jawab atas kesalahan ini dan tindakan yang kami ambil hari ini (PHK)," kata Yuan.

Artinya, upahnya tahun ini bakal berkurang menjadi 10.000 dollar AS (Rp 153,1 juta).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com