Kembali ke Mudzakir. Remaja ini mengatakan dunia bug hunter bukanlah hal baru baginya.
Dia sudah mulai menggeluti bidang ini sejak duduk di bangku kelas IX SMP. Dari pengalamannya berburu bug, Mudzakir juga beberapa kali menerima apresiasi.
"Selama enam bulan awal coba bug bounty tidak dapat apa-apa. Tapi setelah itu nemu bug di sistem Pemprov Jateng. Lalu mulai main ke perusahaan lain. Setelah puas yang di Indonesia, ganti cari yang di luar negeri. Kalau di luar, ada yang dapet 1.000 dollar AS, 2.000 dollar AS, 1.500 dollar AS, 4.500 dollar AS. Yang terbaru yang Google kemarin," ucap dia.
Mudzakir ingin agar anak muda sebayanya juga mau terus bersemangat dalam belajar dan mengembangkan kemampuan sesuai bidang yang mereka geluti.
"Kalau yang mau terjun dibidang hacking, imannya harus kuat karena godaannya berat. Karena ada juga hacker hitam, yang sering digunakan untuk tindakan jahat seperti curi uang, sedot rekening. Kalau saya cukup yang hacker putih," jelas Mudzakir.
Meskipun belum menamatkan bangku SMK, Mudzakir kini sudah bekerja di salah satu perusahaan di Jakarta yang bergerak di bidang pelayanan sistem keamanan. Penghasilannya rata-rata per bulan diklaim mencapai Rp 10 juta.
Atas prestasi Mudzakir, Kepala Sekolah SMKN 8 Kota Semarang, Harti mengaku bangga dengan capaian anak didiknya. Terutama, prestasi terakhirnya sudah mencapai skala internasional.
Harti menambahkan, Mudzakir adalah siswa yang punya banyak bakat dan menjadi panutan bagi siswa lainnya.
"Anak ini multi talenta, karena Mudzakir juga di bidang religi. Jadi pemain inti hadroh, sebagai vokalis, lalu tahfidz juga masuk, penah ikut beberapa lomba lainnya. Memang santun anaknya, maka kami jadikan ikonnya siswa," katanya.
Baca juga: Google Salah Transfer Rp 3,7 Miliar ke Hacker
Pihak sekolah juga mendukung Mudzakir dalam menjalankan pekerjaannya. Dukungan itu berupa kebebasan tugas dan tuntutan bagi siswa berprestasi seperti Mudzakir.
"Sistem sekolah saat ini sudah mencakup kecakapan abad 21. Kami juga fleksibel, anak-anak bisa belajar di rumah. Sehingga, anak-anak spesial macam ini tidak terbelenggu dengan tugas yang sebetulnya tidak dibutuhkan. Sehingga, dia bisa besar dan berkembang di bidangnya," jelas Harti.
Harti berharap sosok Mudzakir bisa menginspirasi siswa dan anak muda lain untuk meraih mimpi sesuai bidangnya masing-masing.
"Harapannya, yang pasti bisa menginspirasi siswa-siswa lain. Karena, semua siswa memang berprestasi di bidangnya masing-masing," pungkas dia.
(Penulis: Kontributor Semarang, Sabrina Mutiara Fitri | Editor: Dita Angga Rusiana)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.