Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bank Para Startup Silicon Valley Bank Kolaps dalam 48 Jam

Kompas.com - 13/03/2023, 10:45 WIB
Galuh Putri Riyanto,
Reska K. Nistanto

Tim Redaksi

Sumber The Verge

Efek domino kebangkrutan SVB

Sebagian besar bank diasuransikan oleh lembaga pemerintah bernama Federal Deposit Insurance Corporation (FDIC). Rekening nasabah di Silicon Valley Bank juga diasuransikan oleh FDIC, tetapi hanya sampai 250.000 dollar AS (sekitar Rp 3,8 triliun).

Masalahnya, menurut laporan yang ada, sekitar 90 persen simpanan tidak diasuransikan pada Desember 2022. FDIC mengatakan "belum ditentukan" berapa banyak simpanan yang tidak diasuransikan ketika SVB ditutup.

Menanggapi kolapsnya SVB tersebut, FDIC menciptakan entitas baru, Deposit Insurance National Bank of Santa Clara, untuk semua simpanan yang diasuransikan untuk Silicon Valley Bank. Bank tersebut akan dibuka untuk nasabah SVB pada 13 Maret.

Nasabah yang simpanannya tidak diasuransikan oleh SVB, akan mendapatkan dividen di muka dan mendapatkan sedikit sertifikat, tetapi itu bukan jaminan orang akan mendapatkan kembali semua uangnya.

Baca juga: Cara Menambah dan Menghapus Nomor Rekening Bank di Tokopedia

Selanjutnya, FDIC akan menyita aset Silicon Valley Bank sebanyak-banyaknya, lalu mengevaluasi dan menjual aset SVB dalam beberapa minggu atau beberapa bulan ke depan. Hasil penjualan aset SVB akan diserahkan ke pemegang deposito.

Menurut FDIC, Silicon Valley Bank memiliki total aset sekitar 209 miliar dollar AS (sekitar Rp 3.210,4 triliun) dan total simpanan 175 miliar dollar AS (setara Rp 2.688,1 triliun) pada akhir tahun lalu.

Atau skenario terbaik, ada perusahaan lain yang mau mengakuisisi Silicon Valley Bank. Hal ini memungkinkan pemegang deposito mendapatkan seluruh uang simpanannya.

Namun, hal itu tak akan terjadi dalam sekejap. Kebangkrutan SVB dan ketidakjelasan nasib uang nasabah ini berpotensi menimbulkan efek domino.

Dalam kasus startup, dampak segera yang dirasakan startup adalah gangguan pada arus kas (cash flow) perusahaan.

Karena tak bisa mengambil deposito yang disimpan di SVB, startup berpotensi tak bisa membayar gaji pegawainya, membayar sewa kantor, atau biaya-biaya operasional lainnya.

Saat pegawai startup tak mendapatkan gaji, keuangan mereka pun berpotensi terganggu. Pada akhirnya, pegawai yang tak menerima gaji tepat waktu itu tak bisa membayar sewa rumah, belanja makanan, pengasuh anak, biaya sekolah, hingga bensin, sebagaimana dihimpun KompasTekno dari TheVerge, Senin (13/3/2023).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Sumber The Verge
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com