Adapun anjloknya volume perdagangan, jumlah pengguna, hingga harga dasar NFT di OpenSea diyakini merupakan imbas dari nilai aset kripto Ethereum yang tengah mengalami tren "bearish" alias pelemahan dalam beberapa waktu terakhir.
Pantauan KompasTekno di situs CoinDesk, Selasa (30/8/2022) pukul 15.25 WIB, Ethereum sendiri kini diperdagangkan di level 1.596 dollar AS (kira-kira Rp 23,6 juta) per kepingnya.
Semenjak saat itu, harga Ethereum masih stagnan di bawah angka 1.700 dollar AS (sekitar Rp 26 juta) per kepingnya.
Bila ditarik lebih jauh ke belakang, tren pelemahan nilai Ethereum ini telah terjadi sejak November 2021, ketika Ethereum mencetak rekor harga tertinggi di kisaran 4.700 dollar AS per keping (sekitar Rp 66,74 juta).
Sejak November 2021, harga Ethereum cenderung terus diperdagangkan di bawah 4.000 dollar AS, bahkan menyentuh harga terendah di kisaran 994 dollar AS pada Juni 2022.
Tren pelemahan Ethereum ini terjadi seiring dengan pelemahan mata uang kripto lainnya, terutama Bitcoin sebagai mata uang kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar.
Namun, kini, pasar NFT dilaporkan mulai bangkit. Menurut DappRadar, volume perdagangan NFT naik selama dua bulan berturut-turut, yaitu pada Desember 2022 dan Januari 2023.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.