Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Alasan Zuckerberg PHK Lagi 10.000 Karyawan Induk Facebook

Kompas.com - 15/03/2023, 11:00 WIB
Wahyunanda Kusuma Pertiwi

Penulis

KOMPAS.com - Induk perusahaan Facebook, Instagram, dan WhatsApp, Meta Platforms Inc kembali melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) massal alias layoff. Kali ini, Meta mengumumkan akan memangkas 10.000 karyawan.

Kabar itu disampaikan langsung oleh CEO Meta, Mark Zuckerberg dalam sebuah memo yang juga dimuat di akun Facebook resmi Zuckerberg.

Dalam memo tersebut, Zuckerberg juga mengatakan perusahaannya akan menutup sekitar 5.000 lowongan pekerjaan. PHK Meta kali ini akan berdampak pada sejumlah divisi dan dilakukan secara bertahap.

Baca juga: Induk Facebook Umumkan PHK Massal Gelombang Kedua, 10.000 Karyawan Terdampak

Mulai Maret ini, PHK akan dilakukan kepada sejumlah karyawan yang ada di divisi human resource department (HRD). Lalu bulan April mendatang, giliran karyawan di divisi teknologi yang akan menerima informasi PHK, dilanjutkan karyawan di divisi bisnis Meta.

Ini adalah PHK gelombang kedua yang dilakukan Meta. Sebelumnya, PHK massal Meta sudah terjadi bulan November 2022 lalu, di mana Zuckerberg memangkas 11.000 karyawan atau sekitar 13 persen dari total pekerja di Meta.

Baca juga: Induk Facebook PHK Besar-besaran, 11.000 Karyawan Terdampak

Alasan PHK Meta kala itu adalah karena investasi besar-besaran Meta yang dimulai sejak awal pandemi, tidak sesuai ekspektasi perusahaan.

Ditambah lagi masalah ekonomi makro global, terutama di Amerika serikat yang memengaruhi bisnis Meta. Lantas, apakah alasan PHK Meta gelombang kedua kali ini?

Alasan PHK massal Meta gelombang kedua

Berbeda dengan pengumumannya bulan November lalu, Zuckerberg tidak menjelaskan secara gamblang alasannya memangkas 10.000 karyawan Meta kali ini.

Akan tetapi, Zuckerberg menyampaikan secara tersirat bahwa alasan PHK Meta gelombang kedua adalah terkait efisiensi atau yang dikatakan Zuck sebagai "Year of Efficiency" (Tahun Efisiensi).

Zuck merinci tujuan di Tahun Efisiensi, yakni menjadikan Meta perusahaan teknologi yang lebih baik dan meningkatkan kinerja keuangan di kondisi ekonomi yang sedang sulit saat ini.

"Pengusahaan efisiensi kami terdiri dari beberapa alur kerja yang dilakukan secara paralel untuk meningkatkan efisiensi organisasi, meningkatkan produktivitas developer dan peralatan secara signifikan, mengoptimalkan pekerjaan terdistribusi, proses menyaring pekerjaan yang tidak perlu, dan masih banyak lainnya" tulis Zuck.

Efisiensi tidak hanya berdampak pada pemangkasan jumla karyawan. Meta rencananya juga akan membatalkan beberapa projek non-prioritas.

Baca juga: GoTo PHK Karyawan di 600 Posisi, Ini Alasannya

Ingin lebih gesit

Masih dalam memo yang sama, Zuck juga menyampaikan bahwa menurutnya, organisasi yang ramping akan lebih baik dan gesit untuk berkembang.

Menurut Zuck, semakin panjang atau tebal lapisan manajerial, maka pengambilan keputusan akan banyak interupsi. Untuk itulah, Zuck akan merampingkan organisasi agar proses pekerjaan bisa lebih cepat.

"Di Tahun Efisiensi ini, kami ingin membuat organisasi yang lebih ramping dengan menghapus banyak lapisan manajemen," jelas Zuck dalam memonya, sebagaimana dihimpun KompasTekno, Rabu (15/3/2023).

Zuck menambahkan tidak ingin seorang manajer memiliki lebih dari 10 bawahan langsung. Saat ini, imbuh Zuck, beberapa manajer di Meta hanya memiliki sedikit bawahan.

Dia berharap bisa memanfaatkan kapasitas manajerial yang ada saat ini untuk bekerja lebih efisien.

Dalam lampiran terpisah yang diajukan ke Komisi Sekuritas dan Bursa AS (Securities and Exchange Commission/SEC), Meta mengatakan bahwa PHK massal gelombang kedua bisa menurunkan total pengeluaran dari 89-95 miliar dollar AS (sekitar Rp 1,36 - 1,45 triliun) menjadi sekitar 86-92 miliar dollar AS (sekitar Rp 1,32 - 1,41 triliun).

"Ini termasuk dampak yang diantisipasi dari PHK dan tindakan pengurangan biaya lainnya, termasuk biaya restrukturisasi sekitar 3-5 miliar dollar AS (sekitar Rp 46-76 miliar), terkait dengan biaya konsolidasi fasilitas dan pesangon serta biaya lainnya," tulis Meta dalam dokumen itu.

Soal pesangon, Zuck mengatakan karyawan terdampak PHK massal kali ini akan mendapatkan hak yang sama seperti gelombang sebelumnya.

Baca juga: Segini Pesangon Karyawan Facebook dkk yang Kena PHK Massal

Adapun proses PHK, termasuk soal informasi hingga pemberian pesangon, akan berjalan hingga lewat bulan April 2023. Namun, Zuck memastikan bahwa segala proses PHK dan perubahan terhadap karyawan Meta, akan rampung sebelum akhir tahun ini.

"Saya berharap untuk melakukan penyesuaian organisasi (Meta) ini secepat mungkin tahun ini, sehingga kami bisa melewati masa-masa sulit yang penuh dengan ketidakpastian, dan fokus dengan apa yang sudah menjadi prioritas kami," ujar Zuckerberg.

"Saya tahu ini akan sulit, tetapi saya tidak memiliki jalan lain. Satu hal yang pasti, kami akan selalu mendukung orang-orang yang terdampak PHK, sama seperti sebelumnya, dan kami akan memperlakukan mereka sepantas-pantasnya," imbuh Zuckerberg.

Ke depannya, Zuckerberg berencana untuk mencabut kebijakan pembekuan perekrutan (freeze hiring) dan mutasi karyawan di tiap grup yang ada di Meta.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kacamata Pintar Meta 'Ray-Ban' Sudah Bisa Dipakai Video Call WhatsApp

Kacamata Pintar Meta "Ray-Ban" Sudah Bisa Dipakai Video Call WhatsApp

Gadget
Tanggal Rilis Game terbaru Hoyoverse Bocor di App Store

Tanggal Rilis Game terbaru Hoyoverse Bocor di App Store

Game
Revisi UU Penyiaran, KPI Bisa Awasi Konten Netflix dan Layanan Sejenis

Revisi UU Penyiaran, KPI Bisa Awasi Konten Netflix dan Layanan Sejenis

e-Business
Revisi UU Penyiaran Digodok, Platform Digital Akan Diawasi KPI

Revisi UU Penyiaran Digodok, Platform Digital Akan Diawasi KPI

Internet
Arti Kata NT, Bahasa Gaul yang Sering Dipakai di Medsos dan Game

Arti Kata NT, Bahasa Gaul yang Sering Dipakai di Medsos dan Game

Internet
Profil Lee Jae-Yong, Bos Besar Samsung yang Jadi Orang Terkaya di Korea Selatan

Profil Lee Jae-Yong, Bos Besar Samsung yang Jadi Orang Terkaya di Korea Selatan

e-Business
Tablet Samsung Galaxy Tab S6 Lite 2024 Resmi di Indonesia, Ini Harganya

Tablet Samsung Galaxy Tab S6 Lite 2024 Resmi di Indonesia, Ini Harganya

Gadget
WhatsApp Dituduh Bocorkan Informasi Warga Palestina ke Israel, Ini Faktanya

WhatsApp Dituduh Bocorkan Informasi Warga Palestina ke Israel, Ini Faktanya

Internet
Cara Mengaktifkan eSIM Telkomsel di HP Android dan iPhone

Cara Mengaktifkan eSIM Telkomsel di HP Android dan iPhone

e-Business
Razer Perkenalkan Kishi Ultra, Controller Game dengan 'Sensa HD Haptics'

Razer Perkenalkan Kishi Ultra, Controller Game dengan "Sensa HD Haptics"

Gadget
10 Cara Menghilangkan Iklan di HP Tanpa Aplikasi Tambahan, Mudah dan Praktis

10 Cara Menghilangkan Iklan di HP Tanpa Aplikasi Tambahan, Mudah dan Praktis

Gadget
Rawan Rusak, Aksesori FineWoven iPhone dan Apple Watch Dihentikan?

Rawan Rusak, Aksesori FineWoven iPhone dan Apple Watch Dihentikan?

Gadget
Fitur Penerjemah Kalimat Instan Pakai  'Circle to Search' Sudah Bisa Dicoba di Indonesia

Fitur Penerjemah Kalimat Instan Pakai "Circle to Search" Sudah Bisa Dicoba di Indonesia

Software
Triwulan I-2024, Transaksi Judi Online di Indonesia Tembus Rp 100 Triliun

Triwulan I-2024, Transaksi Judi Online di Indonesia Tembus Rp 100 Triliun

e-Business
Polres Jakarta Selatan Tangkap Mantan Atlet E-sports Terkait Kasus Narkoba

Polres Jakarta Selatan Tangkap Mantan Atlet E-sports Terkait Kasus Narkoba

Game
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com