Sombart membuat tiga volume buku berjudul “Der Moderne Kapitalismus” (yang diterbitkan dari 1902 hingga 1927). Pada buku tersebut, Late Capitalism merujuk pada menurunnya kondisi ekonomi, politik, dan sosial akibat perang dunia pertama.
David menuliskan bahwa istilah Late Capitalism belum menyebar luas meski telah ditulis secara gamblang oleh Sombart. Istilah ini baru menyebar luas ketika muncul buku berjudul “Late Capitalism” (terbitan 1975) yang dikarang oleh Ernest Mandel.
Dalam buku itu, dijelaskan David, Mandel menggunakan Late Capitalism untuk menggambarkan kondisi ekspansi ekonomi setelah perang dunia kedua.
Kondisi tersebut meliputi kemunculan perusahaan multinasional, pertumbuhan sirkulasi modal global, serta peningkatan keuntungan perusahaan dan kekayaan individu tertentu terutama di negara-negara Barat.
Late Capitalism dalam kacamata Mandel dituliskan David tidak merepresentasikan perubahan esensi dari sistem kapitalisme. Late Capitalism hanya sebuah era baru yang ditandai dengan ekspansi dan akselerasi kapital.
Menurut David, istilah Late Capitalisme memiliki makna yang cukup relevan dengan kondisi sekarang, baru dicetuskan oleh Fredric Jameson lewat bukunya yang berjudul “Postmodernism or the Cultural Logic of Late Capitalism” (terbitan 1991).
Dalam penjelasan Jameson, David menuliskan bahwa Late Capitalism adalah sistem ekonomi pasca-industri, di mana barang non-material (tak berwujud atau abstrak) seperti gaya hidup dapat dikomodifikasi (dibuat agar dapat ditukarkan atau diperdagangkan) dan dikonsumsi.
Pada Late Capitalism yang memiliki corak sistem ekonomi seperti itu, barang non-material dapat diproyeksikan atau dikomodifikasi sedemikian rupa melalui tokoh publik dan dibagikan lewat berbagai kanal, termasuk sosial media.
Baca juga: Arti Kata OVT, Bahasa Gaul yang Sering Digunakan di Berbagai Medsos
Dengan adanya proses komodifikasi pada barang non-material dalam Late Capitalism, tak heran apabila pengguna di media sosial banyak yang menggunakan istilah ini untuk menggambarkan suatu kondisi yang dapat mempengaruhi gaya hidupnya.
Demikianlah penjelasan istilah Late Capitalism yang tengah ramai diperbincangkan akhir-akhir ini di Twitter, semoga bermanfaat.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.