Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Gordon Moore, Pendiri Intel yang Baru Saja Tutup Usia

Kompas.com - 27/03/2023, 14:30 WIB
Zulfikar Hardiansyah

Penulis

KOMPAS.com - Pada Jumat kemarin (24/03/2023) waktu Amerika Serikat (AS), kabar duka datang dari dunia teknologi. Gordon Moore dilaporkan meninggal dunia dengan tenang di kediamannya di Hawai, AS.

Gordon Moore meninggal dunia pada usianya yang ke-94 tahun. Kabar meninggalnya Moore disampaikan langsung oleh Intel, perusahaan semikonduktor atau chip kenamaan, melalui pengumuman di blog resminya.

Baca juga: Mengenal Neal Mohan, CEO YouTube Baru yang Gantikan Susan Wojcicki

Sejumlah tokoh penting dalam industri teknologi, salah satunya seperti Tim Cook (CEO Apple), juga menyampaikan belasungkawa atas kepergian Moore.

Dengan terdapat pesan-pesan belasungkawa dari tokoh ataupun perusahaan kenamaan dalam industri teknologi, lantas sebenarnya siapa Gordon Moore? Untuk lebih lengkapnya, berikut adalah profil Gordon Moore yang baru saja tutup usia.

Profil Gordon Moore

Awal karir Gordon Moore

Gordon Moore lahir pada 3 Januari 1929 di San Francisco, California, AS. Hari ini, dunia sains dan teknologi mengenal Moore sebagai penemu hukum “Moore” serta salah satu pendiri dari perusahaan semikonduktor Intel.

Sebelum dikenal demikian, Moore merupakan seorang ahli kimia dan fisika. Di 1950, Moore mendapatkan gelar sarjana ilmu kimia di University of California. Kemudian, dia mendapatkan gelar doktor ilmu kimia-fisika pada 1954 di California Institute of Technology.

Setelah mendapatkan gelar doktor, Moore tidak langsung bekerja di perusahaan. Dia mendapatkan pekerjaan pertamanya di Laboratorium Fisika Terapan Johns Hopkins University, di Maryland, AS.

Moore tidak bertahan lama di laboratorium tersebut. Pada 1956, Moore pindah kerja ke perusahaan Shockley Semiconductor yang baru saja didirikan.

Di perusahaan ini, Moore bertugas untuk memodifikasi konduksi listrik dengan menyebarkan unsur dopan ke material silikon yang menjadi bahan semikonduktor. Moore juga tidak bertahan lama di Shockley Semiconductor.

Hampir tidak lebih dari setahun bekerja di Shockley Semiconductor, Moore dan sekelompok ilmuwan lain kecewa atas manajemen dan keputusan strategis perusahaan.

Baca juga: Mengenal Do Kwon, Sosok di Balik Terra Luna yang Disebut Elizabeth Holmes-nya Kripto

Selanjutnya, mereka berpindah ke perusahaan Fairchild Camera and Instrument dan membentuk perusahaan Fairchild Semiconductor. Di perusahaan yang baru ini, Moore bertugas sebagai manajer utama Fairchild Semiconductor.

Sebagai manajer, Moore bekerja untuk membuat kontak transistor (pengontrol sinyal listrik) di semikonduktor dan memilih materialnya. Setelah menjabat sebagai manajer, Moore diangkat menjadi direktur penelitian dan pengembangan.

Selama bertugas di Fairchild Semiconductor, salah satu kontribusi Moore adalah menemukan proses planar, yang dapat menghasilkan permukaan silikon dioksida halus untuk membuat sirkuit terintegrasi (microchip).

Di Fairchild Semiconductor, Moore juga berkontribusi untuk membuat transistor efek-medan semikonduktor oksida logam. Transistor tersebut merupakan jenis transistor yang paling banyak digunakan saat ini sebagai komponen chip.

Menemukan hukum “Moore” dan mendirikan Intel

Dengan keahliannya dalam pengembangan komponen semikonduktor, pada 1965, Moore mencetuskan sebuah prediksi tentang semikonduktor yang saat ini dikenal oleh berbagai kalangan sebagai hukum Moore.

Dalam hukum Moore, Gordon Moore memprediksi bahwa jumlah transistor yang termuat pada area silikon tertentu akan berlipat ganda setiap tahun. Namun, pada 1975, Moore mengubah hipotesis peningkatan jumlah transistor tersebut menjadi setiap dua tahun sekali.

Sebelum hipotesis yang kedua itu dicetuskan, Moore sudah tidak lagi berada di bawah naungan perusahaan Fairchild Semiconductor. Pada 1968, Moore dan Robert Noyce, rekannya sejak di Shockley, mendirikan perusahaan Intel Corporation.

Intel awalnya berfokus untuk membuat memori berbasis semikonduktor untuk komputer. Akan tetapi, Intel kemudian mengalihkan fokus bisnis tersebut lantaran kalah saing di pasaran dengan perusahaan lain.

Selanjutnya, Intel mengalihkan fokus bisnisnya untuk menyediakan mikroprosesor atau chip yang menjadi “otak” dari berbagai komputer saat ini dalam menjalankan berbagai fungsi kompleks.

Di Intel, Moore mengawali jabatan sebagai wakil presiden eksekutif hingga 1975. Kemudian, Pada 1979, Moore menjabat sebagai ketua dewan direksi dan Chief Executive Officer (CEO) Intel hingga 1987. Setelah tahun ini, Moore hanya menjabat sebagai ketua dewan direksi.

Aktif dalam kegiatan filantropi

Selain berkecimpung dalam dunia teknologi, dikutip dari Science History, Moore juga aktif di kegiatan filantropi (kemanusiaan). Di masa-masa hampir pensiun dari jabatannya sebagai dewan direksi Intel, sebelum 2001, Moore mendirikan yayasan filantropi.

Pada sekitar 2000, Moore bersama istrinya, Betty, mendirikan yayasan bernama Gordon and Betty Moore Foundation. Yayasan ini didirikan untuk mendukung kegiatan riset ilmiah dan konservasi lingkungan.

Lewat perusahaan yang ia dirikan bersama istrinya ini, Moore disebut telah mengucurkan dana kurang lebih 5.1 miliar dolar AS (sekitar Rp 77,3 triliun) untuk berbagai acara amal yang ia lancarkan sejak perusahaan amal ini berdiri.

Baca juga: Mengenal OpenAI, Perusahaan di Balik ChatGPT yang Elon Musk Pernah Ikut Terlibat

Dengan kontribusi yang cukup banyak ini, termasuk dalam dunia teknologi maupun kemanusiaan, tak heran bila Moore mendapatkan penghormatan terakhir dari berbagai tokoh kenamaan. Selamat jalan Gordon Moore.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com