Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Disney Mulai PHK 7.000 Karyawan

Kompas.com - 30/03/2023, 11:02 WIB
Caroline Saskia,
Yudha Pratomo

Tim Redaksi

Sumber CNBC

KOMPAS.com - Perusahaan hiburan Walt Disney dilaporkan mulai melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap 7.000 karyawannya pekan ini. Pemangkasan tersebut disampaikan oleh CEO Walt Disney, Bob Iger, dalam memo internal perusahaan.

“Minggu ini, kami mulai memberitahu karyawan terkait posisi apa saja yang akan kena imbas dari pengurangan jumlah tenaga kerja perusahaan,” tulis CEO Walt Disney, Bob Iger dalam memo perusahaan.

Pemangkasan akan berimbas ke beberapa divisi perusahaan, seperti divisi media Disney, divisi distribusi, divisi taman dan resort, dan ESPN, media olahraga yang mayoritas dimiliki Disney.

Menurut Disney, keputusan mengurangi jumlah pekerja dapat dijadikan salah satu langkah untuk mengurangi pengeluaran perusahaan dan meningkatkan arus kas bebas.

“Kami telah membuat keputusan yang sulit untuk mengurangi karyawan secara keseluruhan hingga 7.000 pekerja. (PHK) ini merupakan bagian dari penataan ulang perusahaan, termasuk langkah penghematan biaya penting, guna menciptakan pendekatan yang lebih efektif, terkoordinasi, dan lebih sederhana untuk bisnis kami,” tulis Iger.

Baca juga: Disney Tutup Divisi Metaverse, Imbas dari Rencana PHK Massal

Dalam memo selanjutnya, Iger mengungkap proses PHK akan dilakukan secara bertahap dan terbagi ke dalam tiga fase hingga menyentuh target 7.000 pekerja. Gelombang pertama akan dilakukan selama beberapa hari ke depan.

“Para pimpinan akan menginformasikan berita ini secara langsung kepada yang terdampak pada gelombang pertama, selama empat hari ke depan,” jelas Iger.

Kemudian, gelombang PHK kedua bakal dilanjutkan di bulan April dan jumlahnya dilaporkan bakal lebih banyak daripada gelombang pertama. Sementara itu, di gelombang ketiga bakal dilakukan sebelum awal musim panas atau sekitar bulan pertengahan Juni 2023.

“Gelombang kedua yang lebih besar akan dilakukan di April dengan ribuan pekerja yang terdampak. Kami berharap saat memasuki gelombang ketiga yang dilakukan awal musim panas sudah bisa menyentuh target 7.000 pekerja,” ungkap Iger.

Bagi karyawan yang tidak kena imbas, Disney mengimbau bahwa PHK ini bukanlah akhir dari segalanya. Perusahaan bakal terus menghadapi tantangan di masa depan selama membangun struktur dan fungsi perusahaan yang baru.

“Untuk karyawan yang tidak kena imbas, saya dengan yakin mengakui bahwa kita akan menghadapi tantangan selagi membangun struktur dan fungsi perusahaan untuk mendorong kita maju ke depan,” ungkap Iger, sebagaimana dikutip KompasTekno dari CNBC, Kamis (30/3/2023).

Baca juga: Tak Ada PHK Massal di Apple, Ini Rahasianya

Selain melakukan PHK, Disney baru-baru ini juga menutup divisi metaverse-nya.

Divisi tersebut terdiri dari 50 anggota tim yang bertanggung jawab mencari cara agar perusahaan dapat menyampikan kisahnya dengan gaya yang lebih interaktif dan menggunakan format teknologi yang baru.

Langkah penghematan yang diambil Disney tampaknya sejalan dengan pernyataan yang disampaikan perusahaan beberapa waktu lalu. Perusahaan hiburan asal AS ini sempat berkata ingin menghemat sebanyak 5,5 miliar dollar AS (Rp 82,6 triliun, estimasi kurs Rp 15.033).

Kendati begitu, Disney optimis bahwa layanan streaming garapannya, yakni Disney Plus, Hulu, dan ESPN Plus bakal berhenti merugi pada 2024 mendatang. Dari laporan CNBC, nilai saham Disney juga tercatat naik 8 persen di tahun ini setelah sempat merosot 44 persen di tahun lalu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber CNBC
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com