Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa Itu Apple AirTag yang Bikin Turis Australia Batal Liburan di Bali?

Kompas.com - Diperbarui 04/04/2023, 08:24 WIB
Zulfikar Hardiansyah

Penulis

KOMPAS.com - Emily Sinclair dan Jane, dua orang turis asal Australia, minggu lalu dikabarkan mengalami pengalaman yang kurang menyenangkan saat liburan di Bali lantaran menemukan perangkat AirTag tak dikenal di salah satu tas milik mereka.

Perangkat AirTag asing itu ditemukan saat mereka berdua berada di daerah Amed, kawasan Bali Timur. Sinclair mengatakan mereka telah berada di Bali selama beberapa hari saat mendengar suara aneh yang keluar dari salah satu tas milik keduanya.

Baca juga: Cara Bikin Stiker WhatsApp Otomatis di iPhone, Cuma Perlu “Copy-Paste” Gambar

Ketika suara itu diselidiki, mereka menemukan AirTag di bagian saku tas depan milik Jane yang tidak bisa dikunci. Menurut pengakuan mereka, Sinclair dan Jane tidak memiliki perangkat AirTag.

Setelah menyadari ada perangkat tak dikenal itu, mereka langsung mencopot baterai AirTag untuk menghindari kejahatan yang tidak diinginkan. Temuan AirTag tak dikenal telah membuat liburan meraka di Bali menjadi mengerikan.

Melihat kejadian ini, lantas sebenarnya apa itu AirTag sehingga bisa membuat dua turis merasa terancam? Untuk lebih lengkapnya, berikut adalah penjelasan mengenai AirTag.

Apa itu AirTag?

Perlu diketahui, AirTag merupakan alat pelacak buatan Apple berukuran kecil dan berbentuk bulat pipih. AirTag dapat digantungkan atau disematkan pada beberapa barang penting, seperti dompet, tas, kunci, dan sebagainya.

Dalam ekosistem Apple, AirTag berfungsi untuk melacak keberadaan barang-barang penting itu saat pengguna lupa di mana menaruhnya. Untuk melacak AirTag, pengguna bisa menggunakan aplikasi Find My yang tersedia di perangkat Apple seperti iPhone atau iPad.

Ketika sudah tersambung dengan iPhone atau iPad, pengguna dapat mengetahui lokasi AirTag di aplikasi Find My sembari memutar bunyi untuk mencari keberadaan dari benda miliknya yang hilang atau lupa ditaruh di mana.

Jadi, selain bisa mengirimkan informasi lokasi, AirTag juga dibekali speaker yang dapat memutar bunyi atau suara untuk membantu menemukan barang-barang penting yang telah disematkan dengannya.

Sementara itu, dikutip dari laman resmi Apple, AirTag sejatinya tidak didesain untuk tujuan aktivitas pelacakan yang tak diinginkan atau aktivitas penguntitan. Akan tetapi, terdapat beberapa tindakan penyalahgunaan AirTag.

Misalnya, pada Desember 2022, kepolisian Colorado, Georgia, Michigan, dan Texas melaporkan bahwa alat pelacak buatan Apple itu telah digunakan dalam kasus penguntitan dan percobaan pencurian mobil.

Baca juga: Apa itu iOS? Mengenal Fungsi hingga Sejarahnya

Temuan AirTag tak dikenal yang dialami Emily Sinclair dan Jane saat liburan di Bali seakan menambah daftar tindakan penyalahgunaan perangkat tersebut. Sinclair sendiri menduga bahwa AirTag asing yang ditemukannya itu ditujukan untuk menguntit keberadaan mereka.

Sinclair meyakini AirTag tak dikenal yang terselip di salah tas mereka itu diletakkan oleh seseorang saat mereka berada di bandara kedatangan. Keyakinan ini muncul setelah Emily Sinclair dan Jane mengeluarkan baterai dari AirTag asing tersebut.

“Kami langsung mengeluarkan baterai dan ternyata di baterainya ada tulisan buatan Indonesia. Kami meyakini bahwa (AirTag) itu diletakkan ke dalam tas Jane di bandara kedatangan (Bali),” jelas Sinclair.

“Kami berdua adalah turis yang sangat berpengalaman, berhati-hati, dan tidak pernah mengalami hal ini sebelumnya. Kami tidak pernah meninggalkan tas kami (yang bergaya backpacking) dan tas depan kami terkunci,” lanjutnya.

Kejadian ini pun mengganggu agenda libur Sinclair dan Jane. Dikarenakan merasa tidak aman, keduanya memutuskan untuk meninggalkan pantai Amed dan pergi ke Kuta menggunakan taksi, sebagaimana dirangkum KompasTekno dari 7 News, Jumat (31/3/2023).

Setelah menempuh perjalanan selama tiga jam, sampailah mereka di Kuta, wilayah yang lebih ramai dan dianggap lebih aman sehingga bisa jadi solusi untuk menjauhkan diri dari lokasi penguntit.

Namun, usai mengubah rencana liburan, kekhawatiran itu tampaknya masih menghantui mereka. Keduanya pun memutuskan untuk membeli tiket pesawat dan kembali ke Australia.

“Kami seharusnya pulang ke Australia pada 1 April, tetapi kami membayar (lagi) untuk mengubah penerbangan kami di Senin (27/3/2023) pagi karena seluruh suasana liburan menjadi tidak nyaman. Kami tidak bisa rileks atau merasa aman,” ujar Sinclair.

Tindakan yang harus dilakukan saat menemukan AirTag asing

Kasus yang dialami Sinclair dan Jane sangat mungkin bisa terjadi ke siapa pun. Oleh karena itu, pengguna perlu mengetahui langkah yang harus dilakukan saat menemukan AirTag untuk mencegah tindakan jehatan yang tidak diinginkan.

Sebagai informasi, AirTag biasanya bakal mengeluarkan bunyi secara otomatis apabila berada di lokasi yang berjauhan dengan pemilik aslinya. Jika tiba-tiba terdapat bunyi asing berada di sekitar barang-barang Anda segeralah mencari sumbernya.

Selain lewat bunyi, AirTag tak dikenal juga bisa dideteksi melalui aplikasi Find My di iPhone atau iPad. Di aplikasi tersebut, Anda dapat melihat AirTags asing dan memutar bunyi untuk menemukannya.

Pelacakan AirTags asing juga bisa dilakukan di Android melalui aplikasi Tracker Detect. Saat telah menemukan AirTags asing tersebut, Anda dapat menonaktifkannya dengan dorong ke bawah tutup AirTag.

Baca juga: Apakah Boleh iPhone Dicas hingga Penuh 100 Persen?

Kemudian, putar tutup ke arah berlawanan dengan jarum jam. Setelah tutupnya terlepas, segera lepas baterai dari AirTag itu. Saat baterai dilepas, pemilik asli AirTag tidak lagi bisa menerima informasi lokasi terbaru Anda.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com