Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

OS Android Lawas Ini Lebih Populer ketimbang Android 13

Kompas.com - 18/04/2023, 08:00 WIB
Mikhaangelo Fabialdi Nurhapy,
Reska K. Nistanto

Tim Redaksi

Sumber 9to5Google

KOMPAS.com - Google telah meluncurkan sistem operasi (OS) mobile terbarunya, Android 13, pada Agustus 2022.

Berselang tujuh bulan kemudian, adopsi Android 13 kian meningkat. Tetapi popularitas Android 13 masih kalah dari OS Android lawas, yaitu Android 11, yang notabene adalah dua generasi sebelumnya.

Setidaknya itulah hasil temuan riset Android Studio, yakni alat khusus bagi developer untuk membuat aplikasi.

Menurut data distribusi penggunaan OS Android edisi April 2023, ada 12,1 persen perangkat yang saat ini menjalankan sistem operasi Android 13 (T/Tiramisu pada gambar).

ilustrasi data distribusi pengguna perangkat Android per April 20239to5Google ilustrasi data distribusi pengguna perangkat Android per April 2023

ilustrasi data distribusi pengguna perangkat Android per Januari 20239to5Google ilustrasi data distribusi pengguna perangkat Android per Januari 2023

Angka ini merupakan peningkatan yang signifikan jika dibandingkan dengan jumlah adopsi Android 13 per Januari 2023, yakni 5,0 persen perangkat.

Baca juga: Android 14 Beta Meluncur, Ini Daftar HP yang Kebagian

Meskipun mengalami kenaikan, jumlah tersebut masih rendah ketimbang Android 11 yang diluncurkan tahun 2020 lalu. Sebab, Android 11 merupakan OS Android yang paling "populer" dengan jumlah adopsi sebesar 23,5 persen.

Bila melihat statistik yang lainnya pada figur April 2023, ditemukan bahwa Android 13 masih lebih ramai digunakan dibanding Android 8.0 Oreo (6,7 persen), Android 7.0 Nougat (3,3 persen), Android 6.0 Marshmallow (2,5 persen), Android 5.0 Lollipop (1,9 persen), dan Android 4.4 KitKat (0,6 persen).

Sementara itu, Android 13 ditumbangi oleh Android 10 Q (18,5 persen), Android 12 Snow Cone (16,5 persen), dan Android 9 Pie (12,3 persen).

Data ini mencerminkan perbedaan yang tipis di antara Android 13 dan Android 9 dengan selisih 0,2 persen saja.

Adapun rendahnya perangkat yang mengandalkan Android 13 disebabkan karena manufaktur ponsel itu sendiri.

Vendor smartphone membutuhkan waktu yang lama untuk meluncurkan pembaruan (update) sistem operasi. Sebab, Android tidak didistribusikan oleh Google sebagai produk siap pakai.

Kebanyakan pabrikan smartphone yang memakai sistem operasi Android biasanya akan memodifikasi OS tersebut, baik untuk menambahkan aplikasi maupun fitur tertentu.

Baca juga: Daftar 10 HP Android Terkencang Versi Antutu

Inilah mengapa terdapat banyak OS Android yang dipoles dengan berbagai tampilan antarmuka (UI), seperti MIUI milik Xiaomi, ColorOS milik Oppo, dan One UI dari Samsung.

Selain karena manufaktur smartphone, distribusi jumlah perangkat yang menggunakan sistem operasi Android terbaru juga makin tidak seimbang karena Google Pixel.

Berbeda dengan sejumlah ponsel yang lain yang tertinggal, Google Pixel biasanya langsung mendapatkan versi Android yang terbaru. Oleh karena ketimpangan akses itu, versi Android terbaru seolah-olah tidak diberi peluang untuk menjadi OS yang terpopuler.

Adopsi Android 13 kian meningkat

Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, pengadopsian sistem operasi Android 13 per April 2023 meningkat dibandingkan Januari 2023.

Samsung memainkan peran penting dalam hal ini lewat janjinya untuk menawarkan jaminan pembaruan Android hingga empat tahun dan pembaruan keamanan hingga lima tahun.

Tidak hanya itu, perangkat Pixel, OnePlus, Oppo, dan Realme juga berkontribusi pada peningkatan persentase ini, sebagaimana dicatat KompasTekno dari 9to5Google, Selasa (18/4/2023).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber 9to5Google
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com