Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perusahaan Pesaing Elon Musk Pasang Chip di 50 Otak Manusia

Kompas.com - 04/05/2023, 11:33 WIB
Lely Maulida,
Yudha Pratomo

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sebuah perusahaan bernama Blackrock Neurotech, membuat sebuah proyek implan chip ke otak manusia atau dikenal sebagai Brain Computer Interface (BCI).

Proyek ini serupa dengan yang dilakukan perusahaan besutan Elon Musk, Neuralink. Bedanya, Blackrock Neurotech mengeklaim sudah memasang chip kepada sekitar 50 manusia.

Menurut Blackrock Neurotech, proyek pemasangan chip ke otak manusia itu bertujuan untuk menyembuhkan cacat fisik, kebutaan, gangguan pendengaran hingga depresi. Adapun chip bikinan perusahaan itu disebut sebagai NeuroPort.

Sekitar 50 orang dilaporkan sudah menerima implan chip NeuroPort pada otak mereka. Chip ini dirancang dengan 100 microneedle, yaitu teknik penyuntikan dengan sejumlah jarum berukuran kecil, guna membaca sinyal listrik dari pikiran seseorang.

Baca juga: Pakai Mikrocip di Otak, Pria Pengidap Gangguan Saraf Bisa Berkomunikasi Lagi

Sinyal tersebut kemudian diterjemahkan melalui software khusus yang didukung oleh machine learning, menjadi perintah digital. Misalnya diterjemahkan menjadi gerakan kursor untuk mengoperasikan komputer.

Secara teknis, NeuroPort didesain berbentuk seperti jarum dan bisa diletakan di mana saja, di permukaan otak manusia. Satu orang juga bisa menerima beberapa chip untuk ditanamkan pada otaknya.

NeuroPort, chip otak bikinan Blackrock NeurotechBlackrock Neurotech NeuroPort, chip otak bikinan Blackrock Neurotech

Adapun fungsinya, perangkat ini mampu membantu mengendalikan kaki artifisial, kursi roda, memainkan video game, hingga merasakan perasaan.

Dalam praktiknya, chip ini bisa membantu seseorang untuk menggambar, meski memakai lengan robot atau lengan buatan hingga menjalankan program komputer.

"Kami adalah satu-satunya bisnis dengan implan BCI otak langsung ke manusia," kata Marcus Garhardt, salah satu pendiri Blackrock Neurotech.

"Rangkaian implan kami memungkinkan pasien terhubung langsung ke komputer, mengontrol kaki robot dan kursi roda, bermain video game bahkan memulihkan perasaan," imbuhnya.

Garhardt sesumbar menjadi "perusahaan satu-satunya" karena perusahaan lain seperti Neuralink yang didirikan Elon Musk, masih berjuang mendapatkan izin dari Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) untuk proyek medis yang sama.

Terlepas dari kelebihannya untuk membantu orang dengan keterbatasan tertentu, NeuroPort memiliki kekurangan, yaitu kemampuannya yang menurun seiring waktu, sehingga sinyalnya akan melemah sekitar dua tahun.

Selain itu, chip ini juga perlu dilepas setelah terpasang selama lima tahun, sehingga diperlukan operasi untuk mengeluarkannya dan memasang chip baru.

Baca juga: Elon Musk Pamer Video Monyet Main Game dengan Kekuatan Pikiran

Mencari izin untuk penggunaan di rumah

Selanjutnya, Blackrock Neurotech berambisi memasang chip ke otak manusia untuk membantu mereka menjalankan aktivitas, bukan hanya untuk praktik penelitian.

Contohnya, untuk membantu orang yang lumpuh agar bisa berjalan di rumah. Sayangnya praktik ini belum bisa terwujud karena belum mendapat izin dari FDA.

"Kami sedang mengupayakan izin penerapan BCI untuk penggunaan di rumah," ujar Garhardt.

Ia berharap BCI bisa menjadi program yang umum bagi pasien yang lumpuh, sebagaimana alat pacu jantung yang mampu membantu orang dengan masalah jantung.

Chip bikinan Blackrock sendiri sebenarnya sudah dicoba dipasang pada otak manusia tahun 2004, sebagaimana dihimpun KompasTekno dari Firstpost, Kamis (4/5/2023). Namun perusahaan menghindari publikasi demi mencegah persepsi negatif dari orang-orang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com